Perilaku Keruntuhan Balok Beton Mutu Normal Daerah Tekan

Authors

  • Yetro Bayano Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional XI Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum

DOI:

https://doi.org/10.33084/mits.v5i1.329

Keywords:

Balok Beton Mutu Normal, Jarak Antar Sengkang, Daerah Kritis, ANSYS Ed.9.0, Beban–Deformasi; Daktilitas Kurvatur

Abstract

Berdasarkan hasil analisis model balok dengan analisis model elemen hingga menggunakan ANSYS Ed.9.0 Nilai beban ultimit pada model dengan jarak antar sengkang ditengah bentang 40, 80 dan 120 mm, nilainya turun berturut–turut pada rasio 1.0000; 0.9621; 0.9242 menjadi sebesar 29.7000; 28.5750; 27.4500 kN. Nilai beban ultimit pada model dengan jarak antar sengkang ditengah bentang 150; 125; 100; 75; dan 50 mm, nilainya naik berturut–turut pada rasio 1.0000; 1.0256; 1.0351; 1.0586; 1.0628 menjadi sebesar 42.2250; 43.3350; 43.7400; 44.7300; 44.9100 kN. Nilai daktilitas kurvatur pada model dengan jarak antar sengkang ditengah bentang 40, 80 dan 120 mm, nilainya turun berturut–turut pada rasio 1.0000; 0.8667; 0.6842 menjadi sebesar 15.3864; 13.3333; 10.5263. Nilai daktilitas kurvatur pada model dengan jarak antar sengkang ditengah bentang 150; 125; 100; 75; dan 50 mm, nilainya naik berturut–turut pada rasio 1.0000; 1.1081; 1.1714; 1.2424; 1.3667 menjadi sebesar 4.8780; 5.4054; 5.7143; 6.0606; 6.6667. Dari hasil analisis diperoleh beberapa persamaan untuk menentukan perilaku balok akibat variasi jarak antar sengkang didaerah tekan yaitu persamaan daktilitas kurvatur–dan jarak antar sengkang, dimana μφ=-2.10- 5S3+0.005.S2-0.688.S+30.58; dengan nilai μφ adalah daktilitas kurvatur, satuan dalam 1/mm dan S adalah jarak antar sengkang ditengah bentang, satuan dalam mm, serta persamaan beban dan deformasi pada kondisi ultimit akibat variasi jarak antar sengkang didaerah tekan, dimana = 0,002Δ2+0,817Δ; dengan nilai P adalah beban yang terjadi pada balok, satuan dalam kN dan Δ adalah deformasi yang terjadi pada balok, satuan dalam mm.

Downloads

Download data is not yet available.

Author Biography

Yetro Bayano, Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional XI Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum

Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional XI
Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum

References

Basuki. Hidayati, N. (2006). Tinjauan Kuat Geser Sengkang Alternatif Dan Sengkang Konvensional Pada Balok Beton Bertulang. Dinamika Teknik Sipil. Volume 6. Nomor 1. pp. 36–45
Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya. (2007). Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung (SNI 03- 2847-2002). Edisi pertama. ITS Press. Surabaya. Indonesia
Dipohusodo, I. (1994). Struktur Beton Bertulang. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Kenneth, M.L. (1997). Reinforced Concrete Design. Mc. Graw Hill. Singapore
Park, R. Paulay, T. (1975). Reinforced Concrete Structures. John Wiley & Sons. New York. USA
Purwono, R. (2005). Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Bertulang Tahan Gempa (SNI 03-1726-2002). Edisi ketiga ITS Press. Surabaya. Indonesia
Taufik, S. (2009). Curve Fitting. Modul Kuliah Metode Numerik Terapan. Jurusan Teknik Struktur Program Pascasarjana Magister Teknik Sipil Universitas Lambung Mangkurat.
Tjitradi, D. Taufik, S. Kosasih, B.L. (2003). Perhitungan Kapasitas Penampang Kolom Beton Mutu Tinggi Yang Terkekang Dengan Blok Tegangan Segiempat Ekivalen. Civil Engineering Dimension. Vol.5 No.1. pp. 45– 50
Wahyudi, L. (1997). Struktur Beton Bertulang. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Bambang Suhendro, Teori Model Structur dan Teknik Eksperimental
Standar Nasional Indonesia (SNI),SNI 03-2847- 2002 & S-2002, Tata Cara Perhitungan Structur Beton, Untuk Bangunan Gedung.

Downloads

Published

2016-12-01

How to Cite

Bayano, Y. (2016). Perilaku Keruntuhan Balok Beton Mutu Normal Daerah Tekan. Media Ilmiah Teknik Sipil, 5(1), 40–54. https://doi.org/10.33084/mits.v5i1.329