NILAI-NILAI PANCASILA SEBAGAI KONSTRUKSI IDENTITAS LOKAL DALAM KESENIAN WAYANG THIMPLONG
PANCASILA VALUES AS LOCAL IDENTITY CONSTRUCTION IN THIMPLONG WAYANG ARTS
DOI:
https://doi.org/10.33084/anterior.v22i2.4706Keywords:
Identitas Lokal, Nilai, Wayang Thimplong, Pancasila, SeniAbstract
Kesenian Wayang Thimplong merupakan kesenian lokal yang syarat dengan nilai-nilai Pancasila. Hal itu disebabkan sebuah kesenian bukan hanya hidup sebagai media hiburan melainkan memiliki nilai lain yaitu menanamkan karakter bangsa yang taat hukum; disiplin; cinta tanah air; menghormati keragaman suku, agama, budaya; rela berkorban; mampu mengapresiasi budaya bangsa sendiri; menjaga kekayaan budaya bangsa; unggul dan berprestasi; serta mampu menjaga lingkungan. Selain itu kesenian Wayang Thimplong juga merupakan kesenian yang mampu mengkontruksi identitas lokal melalui cerita yang dipentaskan. Artikel ini bertujuan menganalisis pemikiran ideologis masyarakat Nganjuk melalui kesenian Wayang Thimplong menggunakan metode studi literatur. Simpulan dalam artikel ini adalah mampu memberikan gambaran aspek-aspek nilai-nilai Pancasila dan konstruksi budaya lokal dalam kesenian Wayang Thimplong Kabupaten Nganjuk.
Downloads
References
Achmad, A. K. (2018). Proses Transformasi Kalimat Majemuk Subordinatif. Indonesian Journal Of Fundamental Sciences.
Adil, E. I. M., Anita, N., Wibowo, W. F., & Penerbit, W. M. (2015). No Title. 59–60.
Astini, S. M. (2013). Impacts of Costume on Oleg Tamulilingan Dance. HARMONIA - Jurnal Pengetahuan Dan Pemikiran Seni, 13(1), 86–92.
B.S, W. (1986). Slendro Pelog: Suatu Keterasingan di Dunia Anak. 18–19.
Berger, Peter L.,&Luckman, T. (1990). Tafsir Sosial Atas Kenyataan: Risalah tentang Sosiologi Pengetahuan (diterjemahkan dari buku asli The Sosial Construction of Reality oleh Hasan Basari). LP3ES.
Jelantik, I. G. L. (2016). Membangun Karakter Berbasis Pendidikan Seni Budaya di Sekolah. Jurnal Mudra, 31(2), 178–186.
Koentjaningrat. (1994). Kebudayaan Jawa (Cetakan Ke). Balai Pustaka.
Lindsay, J. (1991). Klasik, Kitsch, Kontemporer: Sebuah Studi Tentang Seni Pertunjukan Jawa. Gadjah Mada University Press.
Lusianti, L. P., & Rani, F. (2012). Model Diplomasi Indonesia Terhadap UNESCO Dalam Mematenkan Batik Sebagai Warisan Budaya Indonesia Tahun 2009. 3(2).
Ratna, N. K. (2010). Metodologi Penelitian (Cetakan Pe). Pustaka Belajar.
Salmun. (1986). Wayang Thimplong.
Semasa, I. G. N. (2019). Wayang Sebagai Media Komunikasi Simbolik Perilaku Manusia dalam Praktik Budaya dan Agama di Bali. Jurnal Mudra, 34(1), 80–86.
Sjarkawi. (2008). Pembentukan Kepribadian Anak. PT. Bumi Aksara.
Sudarma, I. P. (2017). Pertunjukan Tari Babuang Pada Piodalan Bhatara Dalem Pingit , Di Desa Pengotan Kabupaten Bangli. Mudra, 32(1), 21–29.
Sumaryono. (2011). Antropologi Tari Dalam Perspektif Indonesia. Badan Penerbit ISI Yogyakarta.
Sunardi, Kuwato, & Sudarsono. (2018). Karya Cipta Pertunjukan Wayang Perjuangan sebagai Penguatan Pendidikan Bela Negara. Jurnal Mudra, 33(2), 232–241.
Susetyo, D. . B. (2006). Identitas Sosial Orang Jawa: Studi deskriptif pada Mahasiswa Jawa. Jurnal Psikodemensia, 5(1), 1–16.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2023 Putri Indriyani
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
All rights reserved. This publication may be reproduced, stored in a retrieval system, or transmitted in any form or by any means, electronic, mechanical, photocopying, recording.