https://journal.umpr.ac.id/index.php/bjmlt/issue/feedBorneo Journal of Medical Laboratory Technology2024-11-05T00:39:35+00:00Fera Sartikalp2m@umpalangkaraya.ac.idOpen Journal Systems<p style="text-align: justify;">Borneo Journal of Medical Laboratory Technology is a Scientific Journal managed by <a title="Department of Medical Laboratory Technology Faculty of Health Science" href="http://fik.umpalangkaraya.ac.id/" target="_blank" rel="noopener">Department of Medical Laboratory Technology Faculty of Health Science</a> <a href="http://umpalangkaraya.ac.id" target="_blank" rel="noopener">Universitas Muhammadiyah Palangkaraya</a> and published twice a year (in October and April) by <a href="http://lp2m.umpalangkaraya.ac.id/" target="_blank" rel="noopener">Institute for Researches and Community Services</a> <a href="http://umpalangkaraya.ac.id/" target="_blank" rel="noopener">Universitas Muhammadiyah Palangkaraya</a>, contains articles of research and critical-analysis studies in Blood-transfusion Science, Clinical Chemistry, Hematology, Histopathology, Immunology, Microbiology, Parasitology, Toxicology, Food and drink Analysis, Molecular Biology, and other Medical Laboratory aspects.</p>https://journal.umpr.ac.id/index.php/bjmlt/article/view/8607Cover, Content, and Editorial Note from Borneo J Med Lab Tech Vol. 7 No. 1 Oktober 20242024-11-04T07:04:59+00:00Chief Editor of Borneo J Med Lab Techsartikafera3@gmail.com<p>Assalamu’alaikum Wr. Wb.</p> <p>Alhamdulillahirabbil ‘alamin. After a long wait of almost 12 years from the first stand, the scientific journal of the Department of Analyst Health (Medical Laboratory Technology) Universitas Muhammadiyah Palangkaraya can be published. BJMLT is published every 6 months (2 issues/year) every October and April. This journal aims to publish high-quality articles dedicated to all aspects of the latest outstanding developments in the field but not limited to Blood transfusion, Clinical Chemistry, Hematology, Histopathology, Immunology, Microbiology, Parasitology, Toxicology, Food and Beverage Analysis, Molecular Biology, Medical Biology, and related fields that are of interest to medical laboratory technologies, such as epidemiology, health promotion, professional ethics, and laboratory management, It was first published online in October 2018 using Open Journal System (OJS) 3.1 platform with e-ISSN 2622-6111 by URL http://journal.umpr.ac.id/index.php/bjmlt.</p> <p>This edition contains 14 articles on Hematology, Microbiology, Clinical Chemistry, and Epidemiology. Editorial boards are fully aware that there is still room for improvement in this edition; hence with all humility, they are willing to accept constructive suggestions and feedback for improvements to the publication for the next editions.</p> <p>The publication of BJMLT certainly participates in disseminating the results of research and review of science and technology development conducted by lecturers and researchers from UM Palangkaraya and other universities.</p> <p>The editorial board would like to thank the University, all editors and reviewers, and contributors of the scientific articles who have provided the repertoire in this issue. We hope that all parties, especially the contributors of the articles, could re-participate the publication's success in the next edition in October 2024.</p>2024-10-30T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Fera Sartikahttps://journal.umpr.ac.id/index.php/bjmlt/article/view/7863Analisis Quality Control (QC) Pemeriksaan Albumin Dan Bilirubin Menggunakan Kontrol Harian Dan Matriks Sigma2024-08-17T04:39:57+00:00Afina Rusyda RahmaniAfinaRusyda10@gmail.comArifiani Agustin Amaliaafinarusyda10@gmail.comDhiah Novalinaafinarusyda10@gmail.com<p><em>Quality control</em> (QC) merupakan suatu proses evaluasi pengujian mutu laboratorium yang bertujuan untuk menjamin sistem mutu laboratorium. Six sigma merupakan indikator kualitas yang digunakan untuk mengevaluasi kinerja analitik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai data kontrol harian melalui evaluasi grafik <em>Levey-jennings</em> dan mengetahui nilai sigma beserta DPMO pada pemeriksaan albumin dan bilirubin total. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode deskriptif kuantitatif dengan pendekatan penelitian <em>cross sectional</em>. Metode pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan Teknik total sampling. Populasi pada penelitian ini yaitu data sekunder kontrol harian dari pemeriksaan albumin dan bilirubin bulan Oktober 2023 – Maret 2024. Berdasarkan hasil evaluasi grafik <em>Levey-jennings</em> dengan aturan westgard pada pemeriksaan albumin dan bilirubin terdapat nilai kontrol yang melanggar aturan 1<sub>2</sub>s, 1<sub>3</sub>s, dan 4<sub>1</sub>s selama enam bulan berturut-turut. Pada pemeriksaan albumin terdapat nilai bias PME 2,07%, rata-rata CV PMI 1,46%, serta nilai sigma 5,4. Pada pemeriksaan bilirubin total terdapat nilai bias PME 7,79%, rata-rata CV PMI 2,78%, serta nilai sigma 4,4. Hasil evaluasi grafik <em>Levey-jennings</em> dengan aturan westgard pada pemeriksaan albumin dan bilirubin terdapat nilai kontrol yang melanggar aturan 1<sub>2</sub>s, 1<sub>3</sub>s, dan 4<sub>1</sub>s. Nilai sigma pemeriksaan albumin 5,4 dengan DPMO 40 dan pada pemeriksaan bilirubin total 4,4 dengan DPMO 1.860.</p> <p> </p> <p><em>Quality control</em><em> (QC) is a process for evaluating laboratory testing quality to ensure the integrity of the laboratory's quality system. Part of this process involves using Six sigma, a quality indicator that assesses analytical performance. This study aims to determine the value of daily control data through the evaluation of the Levey-jennings chart and determine the sigma value and DPMO in the albumin and total bilirubin of testing. This study used quantitative descriptive method with cross-sectional approach. The sampling method employed was total sampling. The population composed of secondary data from daily controls of albumin and bilirubin tests conducted October 2023 – March 2024. Based on the evaluation of the Levey-jennings chart using Westgard rules for albumin and bilirubin tests, control values violating the 1<sub>2</sub>s, 1<sub>3</sub>s, and 4<sub>1</sub>s rules for six consecutive months. For albumin testing, the PME bias was 2.07%, the average CV PMI was 1.46%, and the sigma value was 5.4. For total bilirubin testing, the PME bias was 7.79%, the average CV PMI was 2.78%, and the sigma value was 4.4. In conclusion, the evaluation of the Levey-jennings chart using Westgard rules showed that the control values for albumin and bilirubin tests violated the 1<sub>2</sub>s, 1<sub>3</sub>s, and 4<sub>1</sub>s rules. The sigma value for albumin testing was 5.4 with a DPMO of 40, while for total bilirubin testing, it was 4.4 with a DPMO of 1.860.</em></p>2024-10-30T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Afina Rusyda Rahmani, Arifiani Agustin Amalia, Dhiah Novalinahttps://journal.umpr.ac.id/index.php/bjmlt/article/view/8576Uji Efektifitas Ekstrak Kulit Pisang Kepok (Musa acuminata balbisian colla) dan Daun Salam (Syzygium polyanthum) Sebagai Antibakteri Terhadap Pseudomonas aeruginosa2024-10-31T07:12:58+00:00Respatiningtyas Amadea Danfi Putrantirespatiningtyasamadea@gmail.comKurnia Ritma Dhantirespatiningtyasamadea@gmail.comKurniawanrespatiningtyasamadea@gmail.comArif Mulyantorespatiningtyasamadea@gmail.com<p><em>Pseudomonas aeruginosa </em>merupakan bakteri Gram negatif dari keluarga <em>Pseudomonasadaceae </em>dan terkenal dengan ketahananya yang mampu beradaptasi diberbagai lingkungan, suhu, bersifat <em>aerob </em>dengan mengoksidasi substrat untuk memperoleh energi, dapat bergerak menggunakan flagel dan tahan terhadap berbagai jenis antibiotik. Salah satu tindakan yang dapat dilakukan untuk mengurangi resistensi antibiotik yaitu memanfaatkan tanaman yang berkhasiat sebagai obat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji efektifitas antibakteri ekstrak kulit pisang kepok (<em>Musa acuminata balbisian colla</em>) dan ekstrak daun salam (<em>Syzygium polyanthum</em>) terhadap pertumbuhan bakteri <em>Pseudomonas aeruginosa</em>. Jenis penelitian yang digunakan yaitu <em>true eksperimental post test only with control group design</em>. Metode yang digunakan difusi cakram menggunakan media <em>Nutrient Agar</em> (NA), sampel dibagi menjadi tiga kelompok dengan perbandingan konsentrasi ekstrak kulit pisang kapok dan daun salam (F1 25%:75%) , (F2 50%:50%) , (F3 75%:25%), kontrol positif (kloramfenikol 3µ), kontrol negatif (DMSO 5%), pengulangan dilakukan sebanyak 3 kali. Hasil pengujian yang telah dilakukan menunjukan pembentukan zona hambat pada ketiga perlakuan dengan hasil rata-rata F1 5,2 mm , F2 4,1 mm, F3 3,2 mm. Zona hambat terbesar terbentuk pada K+ , pada kelompok perlakuan zona hambat terbesar yaitu F1 kategori zona hambat lemah sampai sedang yang artinya kelompok perlakuan tidak efektif dalam menghentikan penyebaran bakteri <em>Pseudomonas aeruginosa</em>.</p>2024-10-30T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Respatiningtyas Amadea Danfi Putranti, Kurnia Ritma Dhanti, Kurniawan, Arif Mulyantohttps://journal.umpr.ac.id/index.php/bjmlt/article/view/7889Hubungan Penyalahgunaan Alkohol Dengan Kadar Hemoglobin Pada Peminum Alkohol Di Kelurahan Tirtorahayu Kabupaten Kulon Progo Tahun 20242024-08-23T14:02:47+00:00Defi Nawangsarinawangsaridevi67@gmail.comSuryantonawangsaridewi67@gmail.comMonika Putri Solikhahnawangsaridewi67@gmail.com<p><strong>Latar belakang:</strong> Kurangnya kendali sosial di lingkungan masyarakat yang bebas memicu konsumsi alkohol di Kelurahan Tirtorahayu. Konsumsi minuman beralkohol secara berlebihan akan berdampak pada kesehatan salah satunya mempengaruhi hemopoesis dengan menghambat proliferasi sehingga akan berdampak pada penurunan kadar hemoglobin dalam darah. <strong>Tujuan: </strong>Mengetahui ada tidaknya hubungan penyalahgunaan alkohol dengan kadar hemoglobin pada peminum alkohol di Kelurahan Tirtorahayu Kabupaten Kulon Progo. <strong>Metode:</strong> Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif analitik pendekatan <em>cross sectional</em> dengan jumlah sampel 20 peminum alkohol. Teknik pengumpulan data primer dilakukan melalui pengisian kuesioner tentang riwayat konsumsi alkohol dan dilanjutkan pemeriksaan langsung kadar hemoglobin pada responden menggunakan alat POCT (<em>Point of Care Testing</em>) merek <em>Nesco Multichek 2. </em>Data yang sudah diperoleh kemudian dianalisis menggunakan aplikasi IBM SPSS <em>Statistic</em> 23 yaitu uji <em>Spearman.</em> <strong>Hasil:</strong> Terdapat 6 responden yang mengonsumsi minuman beralkohol dengan frekuensi sering dan 14 responden tidak sering. Hampir seluruh responden yaitu sebanyak 19 orang (95%) memiliki kadar hemoglobin normal dan terdapat 1 responden (5%) yang memiliki kadar hemoglobin tinggi, serta tidak terdapat responden dengan kadar hemoglobin yang rendah. Uji korelasi <em>Spearman </em>menunjukkan tidak terdapat hubungan antara frekuensi konsumsi alkohol dengan kadar hemoglobin dengan nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0,527. <strong>Kesimpulan:</strong> Sebagian besar responden mengonsumsi minuman beralkohol dengan frekuensi tidak sering, hampir seluruh responden memiliki kadar hemoglobin normal, dan tidak terdapat korelasi antara frekuensi konsumsi alkohol dengan kadar hemoglobin.</p>2024-10-30T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Defi Nawangsari, Suryanto, Monika Putri Solikhahhttps://journal.umpr.ac.id/index.php/bjmlt/article/view/8287Deteksi Anti HBs Pasca Vaksinasi Hepatitis B Pada Remaja Perokok Di Daerah Istimewa Yogyakarta2024-09-23T06:24:55+00:00Annisa Nur Oktavianiannisanuroktaviani202@gmail.comFarida Noor Irfaniannisanuroktaviani202@gmail.comAji Bagus Widyantara annisanuroktaviani202@gmail.com<table> <tbody> <tr> <td> <p>Hepatitis merupakan peradangan hati sebagai akibat dari infeksi virus, alkohol, obat-obatan dan penyakit autoimun. Sejumlah upaya sudah banyak dilakukan untuk mencegah terjadinya penularan Hepatitis Virus. Keberhasilan vaksinasi dipengaruhi sejumlah factor salah satunya adalah kebiasaan merokok. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui korelasi kebiasaan metokok dengan titer anti HBs pasca vaksinasi hepatitis B. Penelitian ini merupakan <em>quasi eksperimen</em>. Sampel penelitian sejumlah 20 orang dengan Teknik sampling yang digunakan adalah <em>purposive sampling</em>. Instrument penelitian ini mempergunakan minividas dengan metode ALFA, dianalisis dengan uji <em>chi square</em>. Penelitian ini mendapatkan hasil uji chi square <em>p = </em>0,305 (<em>p ></em> 0,05). Kesimpulannya yaitu tidak terdapat korelasi kebiasaan merokok dengan titer anti HBs pasca vaksinasi hepatitis B pada remaja.</p> </td> </tr> </tbody> </table>2024-10-30T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Annisa Nur Oktaviani, Farida Noor Irfani, Aji Bagus Widyantara https://journal.umpr.ac.id/index.php/bjmlt/article/view/7931Pengaruh Masa Kerja Terhadap Kadar Timbal (Pb) Dalam Urine Petani Padi Di Kalurahan Sidoluhur Kabupaten Sleman2024-08-22T13:05:43+00:00Dwi Kandi Ayu Lestaridwikandiayulestaritari7141@gmail.comSri Martutidwikandiayulestaritari7141@gmail.com<p>Timbal atau plumbum (Pb) adalah jenis logam berat yang umumnya dikenal sebagai timah hitam. Timbal dapat masuk ke dalam tubuh manusia terutama melalui sistem pernapasan, sedangkan penyerapan melalui kulit sangat sedikit dan bisa diabaikan. Terdapat indikasi keberadaan timbal dalam pestisida, karena pestisida cair dibuat dengan melarutkan bahan aktif dengan pelarut seperti xylene, naftalene dan kerosene. Pelarut yang menggunakan kerosene atau minyak tanah adalah hasil distilasi minyak mentah dan zat pengangkut seperti kaolin, kapur, pasir dan tanah liat dicampur dalam formulasi pestisida, yang mengandung logam berat timbal. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh masa kerja terhadap kadar timbal dalam urine petani padi di Kalurahan Sidoluhur Kabupaten Sleman. Metode yang digunakan yaitu metode quasi eksperiment dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilakukan di Balai Laboratorium Kesehatan dan Kalibrasi DIY. Sampel penelitian menggunakan purposive sampling sebanyak 10 sampel petani padi. Metode pemeriksaan kadar timbal menggunakan sampel urine petani padi dengan metode AAS. Hasil penelitian menunjukan dari 10 sampel memiliki kadar timbal yang normal. Kesimpulan penelitian ini tidak terdapat pengaruh masa kerja terhadap kadar timbal (Pb) dalam urine petani padi di Kalurahan Sidoluhur Kabupaten Sleman.</p>2024-10-30T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Dwi Kandi Ayu Lestari, Sri Martutihttps://journal.umpr.ac.id/index.php/bjmlt/article/view/7932Rhodamine B Sebagai Pewarna Alternatif Carbol Fuchsin Pada Perwarnaan Tahan Asam Ziehl Neelsen 2024-08-23T19:51:51+00:00Fitri Akbar Fauziyahfitriafa873@gmail.comDhiah Novalinadhiah.novalina@unisayogya.ac.idNovita Eka Putrinovita.ep@unisayogya.ac.id<p>Bakteri merupakan mikroorganisme yang umumnya tidak memiliki warna dan sulit untuk melihat atau mengidentifikasi bentuk selnya di bawah mikroskop. Oleh karena itu, dilakukan pengecatan atau pewarnaan sel bakteri untuk memperjelas bentuknya dan memudahkan identifikasi sel bakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi <em>rhodamine B</em> sebagai pewarna alternatif <em>carbol fuchsin</em> pada pewarna Bakteri Tahan Asam metode <em>Ziehl neelsen</em>. Metode yang digunakan ialah menggunakan metode Quasi eksperimen dengan desain nonequivalent control group design yaitu dengan adanya kelompok eksperimen dan kontrol. Penelitian dilakukan dengan menggunakan data primer di Rumah Sakit Umum Daerah Wates. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa data skor kriteria pewarnaan pada 24 sediaan dengan 4 perlakuan dan 6 pengulangan adalah pada kontrol positif didapatkan jumlah skor 150, pada <em>rhodamine B</em> 4% pelarut <em>aquades</em> dan etanol didapatkan skor 90 dengan nilai presentase efektivitas didapatkan 60% dan untuk <em>rhodamine B</em> 3,98% pelarut <em>aquades</em> yang ditambahkan fenol didapatkan jumlah skor 150 dengan nilai persentase efektivitas 100%. Berdasarkan penelitian yang dilakukan <em>rhodamine B</em> 4% pelarut aquades dan etanol tidak efektif digunakan sebagai alternatif pengganti <em>carbol fuchsin</em> sedangkan hasil penelitian <em>rhodamine B</em> 3,98% yang dilarutkan menggunakan <em>aquades</em> dan ditambahkan fenol efektif digunakan sebagai pewarna alternatif <em>carbol fuchsin</em>.</p>2024-10-30T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Fitri Akbar Fauziyah, Dhiah Novalina, Novita Eka Putrihttps://journal.umpr.ac.id/index.php/bjmlt/article/view/7630Perbedaan Kadar Hemoglobin Pada Sampel Darah EDTA Yang Hemolisis dan Tidak Hemolisis2024-07-24T04:39:13+00:00Fitria Hariati Ramdhanitia.fitria210393@gmail.comRinny Ardinatia.fitria210393@gmail.comWindya Nazmatur Rahmahtia.fitria210393@gmail.comNur Ainahtia.fitria210393@gmail.com<p>Pemeriksaan kadar hemoglobin (Hb) merupakan parameter penting dalam mengevaluasi status fisiologis seseorang. Maka dari itu sangatlah penting untuk memperhatikan tahap pra analitik, analitik, dan pasca analitik pada saat pemeriksaan terutama di laboratorium untuk mendapatkan hasil yang akurat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada atau tidak adanya perbedaan kadar hemoglobin pada sampel darah EDTA yang hemolisis dan tidak hemolisis yang diukur menggunakan alat Hematology Analyzer. Metode penelitian ini adalah deskriptif dengan jumlah sampel sebanyak 15 yang terdiri dari sampel yang tidak hemolisis 15 sampel dan sampel hemolisis sebanyak 45 sampel yang dibuat berseri (100 µL, 300 µL, 600 µL). Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai rata-rata kadar hemoglobin pada sampel darah EDTA yang hemolisis 100 µL adalah 13,0 g/dL , 300 µL adalah 12,7 g/dL, 600 µL adalah 12,4 g/dL sedangkan pada sampel darah EDTA yang tidak hemolisis adalah 13,2 g/dL. Pada uji statistik One Way ANOVA didapatkan nilai signifikansi 0,670 (p > 0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan kadar hemoglobin pada sampel darah EDTA yang hemolisis dan sampel darah EDTA yang tidak hemolisis.</p>2024-10-30T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Fitria Hariati Ramdhani, Rinny Ardina, Windya Nazmatur Rahmah, Nur Ainahhttps://journal.umpr.ac.id/index.php/bjmlt/article/view/7384Hubungan Hasil Pemeriksaan IgM Dan IgG Anti-Dengue Terhadap Jumlah Trombosit Pasien Dengue di RSUD Dr. Gondo Suwarno Semarang2024-06-16T02:45:00+00:00Gela Setya Ayu Putrigela@unimus.ac.idHikmayantigela@unimus.ac.idErma Lestarigela@unimus.ac.idAl Hidayanigela@unimus.ac.id<p>Demam berdarah (DD) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue. Salah satu gejala klinis pasien DD adalah trombositopenia. Trombositopenia terjadi akibat reaksi antigen-antibodi dan aktivitas sistem komplemen, karena sel imun melepaskan IgM dan IgG pada trombosit. Untuk infeksi virus dengue, hasil tes IgG/IgM muncul sebagai IgG(+) dan IgM(+) atau IgG(+) dan IgM(-). Namun kenyataannya, banyak hasil tes yang tidak sesuai dengan kondisi klinis pasien dan jumlah trombosit di lapangan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan hasil pemeriksaan serologi IgM dan IgG antidengue terhadap jumlah trombosit pasien dengue. Penelitian ini merupakan observasional analitik dengan desain cross sectional. Data sekunder digunakan dari 82 data rekam medis pasien terinfeksi Dengue di RSUD dr. Gondo Suwarno Semarang bulan Januari-Desember 2023. Data yang diambil adalah hasil pemeriksaan serologi IgM dan IgG antidengue dan jumlah trombosit pasien. Hasil pemeriksaan Anti-dengue didapatkan hasil positif paling banyak pada IgG (+) dengue yaitu sebanyak 52 respoden (64%). Disusul dengan IgM (+) dan IgG (+) yaitu sebanyak 27 responden (33%), dan IgM (+) 3 responden (3%). Rata-rata jumlah trombosit yaitu 65.679 sel/mm<sup>3</sup>. Uji korelasi spearman didapatkan semua hasil pemeriksaan serologi IgM dan IgG Anti-dengue mempunyai hubungan yang bermakna terhadap jumlah trombosit (<em>p-value</em><0,05). Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat hubungan signifikan hasil pemeriksaan serologi IgM dan IgG anti-dengue terhadap jumlah trombosit pasien dengue.</p>2024-11-05T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Gela Setya Ayu Putri, Hikmayanti, Erma Lestari, Al Hidayanihttps://journal.umpr.ac.id/index.php/bjmlt/article/view/7519Analisis Kadar Ureum Dalam Serum Penderita Tuberkulosis Paru Yang Menjalani Terapi OAT Kategori 1 Di Puskesmas Sidomulyo Kota Samarinda2024-07-06T00:24:52+00:00Helmihelmiardaniii@gmail.comMaulida Julia Saputrihelmiardaniii@gmail.comDini Indriaty Yusran Yusran helmiardaniii@gmail.com<p><span style="vertical-align: inherit;"><span style="vertical-align: inherit;"><span style="vertical-align: inherit;"><span style="vertical-align: inherit;">Tuberkulosis merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri berbentuk batang yang dikenal dengan nama Mycobacterium tuberculosis. Kasus tuberkulosis di dunia semakin meningkat dari tahun ke tahun. Peningkatan kasus tersebut juga terjadi di Indonesia. Kebijakan Pemerintah dalam penanggulangan tuberkulosis melalui pengadaan obat anti tuberkulosis (OAT). Terapi OAT dalam jangka waktu lama dapat menyebabkan gangguan fungsi ginjal, sehingga diperlukan pemeriksaan kadar ureum untuk melihat fungsi ginjal penderita tuberkulosis paru. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar ureum dalam serum penderita tuberkulosis paru yang menjalani terapi OAT kategori 1 di Puskesmas Sidomulyo Kota Samarinda berdasarkan usia, jenis kelamin dan lama pengobatan. Metode penelitian deskriptif observasional dengan teknik total sampling dengan jumlah sampel 20. Sampel berupa serum darah yang diambil pada vena penderita tuberkulosis paru dan dilakukan pemeriksaan kadar ureum. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penderita tuberkulosis paru terdiri dari 14 orang kadar ureum normal dan 6 orang kadar ureum meningkat. Kadar ureum meningkat terjadi pada penderita tuberkulosis paru sebanyak 33,3%, jenis kelamin laki-laki sebanyak 21,4% dan perempuan sebanyak 16,7%, serta pada pengobatan fase lanjutan sebanyak 50%. Dapat disimpulkan bahwa kadar ureum meningkat pada usia lanjut berjenis kelamin laki-laki dan perempuan dengan pengobatan fase lanjutan.</span></span></span></span></p>2024-10-30T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Helmi, Maulida Julia Saputri, Dini Indriaty Yusran Yusran https://journal.umpr.ac.id/index.php/bjmlt/article/view/7769Hubungan Antara Jumlah Leukosit dengan Diagnosa Apendisitis pada Pasien Apendiktomy di Kamar Operasi Rumah Sakit Persada Hospital Malang2024-08-05T09:56:30+00:00Ida Bagus Hidayatbagus.hidayat3@gmail.comReny Tri Febrianibagus.hidayat3@gmail.comSismala Harningtyas bagus.hidayat3@gmail.com<p>Apendisitis akut merupakan kasus bedah paling umum secara global dan menempati urutan tertinggi diantara kasus kegawatan abdomen. Apendisitis akut jika tidak segera ditangani akan menjadi apendisitis perforasi. Pemeriksaan jumlah leukosit merupakan uji laboratorium yang murah dan cepat dalam proses menegakkan diagnosa apendisitis. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan retrospektif. Pengambilan data dilakukan dengan melihat rekam medis pasien dengan diagnosis apendisitis dalam rentang Januari 2020-Desember 2022, 118 rekam medis pasien diambil datanya dengan menggunakan teknik total sampling.Hasil analisa jumlah leukosit diketahui bahwa 44.9% pasien leukositosis ringan dan 73.6% memiliki diagnosa apendisitis akut. Hasil analisa tabulasi silang diketahui bahwa 46 pasien dengan diagnosa apendisitis akut memiliki kadar leukosit normal, dan 33 pasien dengan leukositosis ringan. Pada diagnosa apendisitis perforasi diketahui bahwa 20 pasien leukositosis ringan, dan terdapat 4 pasien dengan kadar leukosit normal. Korelasi antara jumlah leukosit dengan diagnosa apendisitis menunjukkan hasil yang signifikan (p-value<0.01) dengan arah hubungan positif yang cukup kuat (r=0.356). Pemeriksaan leukosit menjadi salah satu indikator terjadinya apendisitis, karena sel darah putih menjadi penanda utama terjadinya infeksi. Dimana apendisitis adalah peradangan yang terjadi pada organ apendik, peradangan tersebut dapat menyebabkan terjadinya infeksi pada pasien, yang ditandai dengan peningkatan kadar leukosit pada saat dilakukan pemeriksaan.</p>2024-10-30T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Ida Bagus Hidayat, Reny Tri Febriani, Sismala Harningtyas https://journal.umpr.ac.id/index.php/bjmlt/article/view/7434Modifikasi Larutan Fiksasi Menggunakan Gliserol Bertingkat pada Pembuatan Preparat Awetan Telur Soil Transmitted Helminths 2024-06-24T08:33:45+00:00Meyda Fianisa Muftimeydafianisamufti@gmail.comDina Afriantidinafrianti@poltekkes-smg.ac.id<p>Preparat awetan merupakan bentuk media pemeriksaan dan pembelajaran mikroskopis yang dapat digunakan secara berulang dengan waktu pemakaian yang lama. Kesulitan dalam pembuatan preparat awetan telur <em>Soil Transmitted Helminths</em> (STH) menyebabkan terbatasnya pengadaan preparat awetan. Preparat awetan yang dibuat menggunakan metode <em>wet mount</em> tidak bertahan lama karena dapat mengering dalam waktu yang singkat yaitu kurang dari satu bulan. Penelitian dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemberian larutan fiksasi gliserol terhadap ketahanan preparat awetan telur STH selama 12 minggu. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan 4 perlakuan dan 6 pengulangan, dengan total sampel sebanyak 27. Sampel yang digunakan adalah suspensi sampel feses positif STH. Analisis data yang digunakan adalah <em>Kruskal Wallis</em> dan <em>Man Whitney U</em>. Hasil uji <em>Kruskal Wallis</em> menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna antara preparat tanpa gliserol dan dengan gliserol 30%, 50%, dan 70% (p = 0.002)<em>. </em>Dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang bermakna antara preparat tanpa gliserol dan dengan gliserol 30%, 50%, dan 70% (p = 0.002) dan didapatkan hasil pada konsentrasi gliserol 50% lebih optimal dalam mempertahankan preparat hingga bulan ketiga.</p>2024-11-05T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Meyda Fianisa Mufti, Dina Afriantihttps://journal.umpr.ac.id/index.php/bjmlt/article/view/7939Perbandingan Kadar Hemoglobin pada Sampel Darah dengan Homogenisasi Metode Inversi 10 Kali, Angka Delapan, dan Blood Roller Mixer2024-08-24T14:06:34+00:00Khairil Taufantaufankhairil03@gmail.comTri Dyah Astuti taufankhairil03@gmail.comSri Martutitaufankhairil03@gmail.com<p>Hemoglobin adalah protein dalam sel darah merah dan komponen utama darah manusia. Metode homogenisasi ada tiga cara yaitu membolak-balikkan tabung dengan cara membentuk angka delapan, inversi 10 kali dan metode lainnya menggunakan alat <em>blood roller mixer</em>. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan kadar hemoglobin pada sampel darah dengan homogenisasi metode inversi 10 kali, angka delapan dan <em>blood roller mixer</em>. Jenis penelitian ini adalah <em>cross sectional study</em>, dengan populasi mahasiswa Prodi Teknologi Laboratorium Medis angkatan 2020 Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta berjumlah 155 mahasiswa dengan total sampel 30 responden dengan kriteria sampel jenis kelamin perempuan, alat pengumpulan data menggunakan pedoman pengambilan darah (sampling) dan alat <em>hematology analyzer</em>. Uji <em>statistic </em>menggunakan SPSS versi 23 dan uji hipotesis yang digunakan adalah <em>One Way Anova</em>. Hasil penelitian ini adalah nilai p-value sebesar 0,900 menunjukkan p>0,005 maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara hasil yang diperoleh dari ketiga metode tersebut antara hasil yang diperoleh dari ketiga metode tersebut dan menunjukkan bahwa hasil pemeriksaan hemoglobin dengan menggunakan metode inversi 10 kali, angka delapan, dan <em>blood roller mixer</em> tidak berbeda secara statistik, sehingga ketiga metode tersebut dapat dianggap memberikan hasil yang konsisten dan setara. Simpulan hasil penelitian adalah bahwa menggunakan teknik manual maupun otomatis tidak memiliki perbedaan yang signifikan. Harapannya penelitian ini dapat dikembangkan untuk melakukan eksplorasi lebih lanjut terhadap variabel-variabel yang mungkin mempengaruhi hasil pengukuran, seperti suhu, waktu homogenisasi, dan teknik pengambilan sampel.</p>2024-10-30T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Khairil Taufan, Tri Dyah Astuti , Sri Martutihttps://journal.umpr.ac.id/index.php/bjmlt/article/view/7764Uji Aktivitas Antibakteri Minyak Atsiri Bunga Lili (Lilium Auratum) Terhadap Propionibacterium acnes 2024-08-05T00:30:02+00:00Muhammad Ma'rufmaruf@stikes-isfi.ac.idDwi Rizki Febriantidwirizkif@stikes-isfi.ac.idSenya Puteri Amaliasenya@stikes-isfi.ac.idAnisa Nova Puspitaningrumanisanova1996@gmail.comDwiki Fitridwikifitri1@gmail.comCitra Dhea Cantikacitradheac13@gmail.com<p><em><span style="vertical-align: inherit;"><span style="vertical-align: inherit;">Propionibacterium acnes merupakan bakteri utama yang terlibat dalam patogenesis jerawat vulgaris. Meningkatnya resistensi Propionibacterium acnes terhadap antibiotik seperti klindamisin mendorong pencarian obat antibakteri alternatif dari sumber alami yang lebih aman dan murah. Salah satu bunga lili yang dikenal sebagai salah satu yang terbaik di dunia karena keindahan dan keanekaragamannya serta berpotensi sebagai agen antibakteri. Minyak atsiri bunga lili mengandung senyawa seperti benzaldehida, linalool, simena, borneol, dan okimena yang dapat merusak dinding sel bakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi potensi minyak atsiri bunga lili dalam menghambat pertumbuhan bakteri Propionibacterium acnes pada berbagai konsentrasi (12 μL, 25 μL, 50 μL) menggunakan metode difusi sumur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengukuran zona hambat minyak atsiri bunga lili (Lilium auratum) terhadap bakteri Propionibacterium acnes adalah sebagai berikut: pada konsentrasi 12 µL, rata-rata zona hambat sebesar 14,54 ± 0,51 mm (aktivitas kuat); pada konsentrasi 25 µL, rata-rata zona hambat sebesar 15,93 ± 0,24 mm (aktivitas kuat); dan pada konsentrasi 50 µL, rata-rata zona hambat sebesar 20,17 ± 0,66 mm (aktivitas sangat kuat). Oleh karena itu, penelitian ini menyimpulkan bahwa minyak atsiri bunga lili dapat menghambat pertumbuhan bakteri Propionibacterium acnes secara in vitro.</span></span></em></p>2024-10-30T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Muhammad Ma'ruf, Dwi Rizki Febrianti, Senya Puteri Amalia, Anisa Nova Puspitaningrum, Dwiki Fitri, Citra Dhea Cantikahttps://journal.umpr.ac.id/index.php/bjmlt/article/view/7572Hubungan Antara Kadar Bilirubin Berdasarkan Lama Mengonsumsi Minuman Beralkohol Pada Mahasiswa NTT di Desa "X" Kota Malang2024-08-13T01:42:41+00:00Natalia Ade Modesti Efrimodestiefri@gmail.comYeni Avidhatul Husnahprevita.zr@stikesmaharani.ac.idPrevita Zeizar Rahmawatiprevita.zr@stikesmaharani.ac.id<p>Minuman beralkohol adalah salah satu jenis zat adiktif yang penyalahgunaannya dapat menimbulkan dampak serius pada kesehatan. Salah satu organ utama yang dapat mengalami gangguan akibat mengkonsumsi alkohol berlebihan adalah hati, salah satu parameter pemeriksaan fungsi hati yaitu bilirubin. Tujuan dari penelitian ini yaitu mengetahui hubungan antara kadar bilirubin berdasarkan lama mengonsumsi minuman beralkohol pada mahasiswa NTT di Kecamatan Sukun Kota Malang. Penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif (non eksperimental design). Teknik sampling yang digunakan yaitu purposive sampling dengan responden sebanyak 24. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh hasil bilirubin dengan kadar tinggi sebanyak 13 responden (54%) dan bilirubin dengan kadar normal sebanyak 11 responden (46%). Hasil uji korelasi yang telah dilakukan didapatkan nilai p-value 0,021 ( P < 0,05 ) dan nilai r = 0,468, yang berarti terdapat kolerasi yang signifikan antara variabel lama mengonsumsi dengan variabel kadar bilirubin, sehingga dapat disimpulkan bahwa lama mengonsumsi minuman beralkohol dapat mempengaruhi serta memiliki hubungan dengan peningkatan kadar bilirubin.</p>2024-10-30T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Natalia Ade Modesti Efri, Yeni Avidhatul Husnah, Previta Zeizar Rahmawatihttps://journal.umpr.ac.id/index.php/bjmlt/article/view/7562Gambaran Indeks Eritrosit pada Penderita Tuberkulosis Paru yang Mendapat Terapi Obat Anti Tuberkulosis di Puskesmas Wonorejo Kota Samarinda2024-08-20T06:23:04+00:00Nur Fadilah dilahfadilah550@gmail.comMaulida Julia Saputridilahfadilah550@gmail.comDini Indriaty Yusran dilahfadilah550@gmail.com<p><span style="vertical-align: inherit;"><span style="vertical-align: inherit;">Tuberkulosis paru adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium Tuberculosis, yang biasanya menyerang paru-paru. tuberkulosis dapat mempengaruhi seluruh sistem hematopoietik, khususnya eritrosit. Hal ini menyebabkan gangguan eritropoiesis kemudian mempengaruhi produksi hemoglobin dan menyebabkan anemia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran indeks eritrosit pada penderita tuberkulosis paru di Puskesmas Wonorejo kota samarinda, metode deskriptif yang digunakan observasional menggunakan teknik </span></span><em><span style="vertical-align: inherit;"><span style="vertical-align: inherit;">purposive sampling</span></span></em><span style="vertical-align: inherit;"><span style="vertical-align: inherit;"> dengan sampel sebanyak 17 sampel. Sampel berupa darah yang diambil pada pasien yang sedang menjalani pengobatan pada bulan januari-2 april 2024 dan dianalisis menggunakan hematologi </span></span><em><span style="vertical-align: inherit;"><span style="vertical-align: inherit;">analyser. h</span></span></em><span style="vertical-align: inherit;"><span style="vertical-align: inherit;"> asil penelitian menunjukkan persentase kadar indeks eritrosit dari 17 pasien. MCV 65%, KIA 59%, MCHC 71 %, berdasarkan kategori usia lansia dengan hasil rendah di bandingkan remaja dan dewasa MCV 18%, KIA 17%, MCHC 17%, pada remaja MCV 24%, KIA 29%, MCHC 29%, dewasa MCV 35%, KIA 29%, MCHC 29%. Berdasarkan lama pengobatan persentase kadar indeks eritrosit normal fase intensif MCV, MCH, MCHC 23,5% dan fase lanjutan MCV 41%, MCH 35%, MCHC 47%. maka dapat disimpulkan bahwa pasien tuberkulosis paru dengan terapi obat anti tuberkulosis dan berdasarkan lama pengobatan dengan nilai rata-rata normal sedangkan berdasarkan usia didapat nilai rendah pada kategori lanjut usia.</span></span></p> <p><em><span style="vertical-align: inherit;"><span style="vertical-align: inherit;">Abstrak</span></span></em></p> <p><em><span style="vertical-align: inherit;"><span style="vertical-align: inherit;">Tuberkulosis paru merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis, yang terutama menyerang paru-paru. Tuberkulosis paru dapat menyerang seluruh sistem hematopoietik, terutama eritrosit, sehingga menyebabkan terganggunya eritropoiesis, mempengaruhi produksi hemoglobin dan menyebabkan anemia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran indeks eritrosit pada pasien tuberkulosis paru di Puskesmas Wonorejo Kota Samarinda. Penelitian ini menggunakan metode observasional deskriptif dengan purposive sampling, yaitu sebanyak 17 sampel darah yang diambil dari pasien yang menjalani perawatan pada bulan Januari sampai dengan April 2024, dianalisis menggunakan hematological analyzer. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada 17 pasien tersebut, persentase indeks yang diamati adalah MCV 65%, MCH 59%, dan MCHC 71%. Penggolongan berdasarkan usia menunjukkan hasil yang lebih rendah pada lansia dibandingkan dengan remaja dan dewasa MCV 18%, MCH 17%, MCHC 17% pada lansia MCV 24%, MCH 29%, MCHC 29% pada remaja; dan MCV 35%, MCH 29%, MCHC 29% pada orang dewasa. Berdasarkan durasi pengobatan, persentase indeks eritrosit normal selama fase intensif adalah MCV, MCH, MCHC 23,5% dan selama fase lanjutan adalah MCV 41%, MCH 35%, MCHC 47%. Sebagai kesimpulan, pasien tuberkulosis paru yang menjalani terapi antituberkulosis umumnya menunjukkan indeks eritrosit normal, dengan nilai yang lebih rendah terkait usia yang diamati terutama di antara orang tua.</span></span></em></p>2024-10-30T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Nur Fadilah , Maulida Julia Saputri, Dini Indriaty Yusran https://journal.umpr.ac.id/index.php/bjmlt/article/view/7937Analisis Darah Rutin Pada Pasien Tuberkulosis Di Puskesmas Wilayah Kota Samarinda 2024-08-23T13:28:03+00:00Nur Permata Sarinurprmatasarii@gmail.comNursalinda Kusumawatinurprmatasarii@gmail.comNurul Anggrieninurprmatasarii@gmail.com<p>Tuberkulosis merupakan penyakit Infeksi menular yang disebabkan bakteri Basil Tahan Asam yaitu Mycobacterium tuberculosis, yang dapat menyerang berbagai organ. Pengobatan tuberkulosis terbagi menjadi 2 tahap, tahap intensif dan tahap lanjutan dengan pengobatan berlangsung selama 6 bulan. Obat Anti Tuberkulosis merupakan komponen penting dalam pengobatan tuberkulosis, namun penggunaan Obat Anti Tuberkulosis dapat menimbulkan beberapa efek samping pada berbagai organ, terutama sistem darah. Penelitian ini bertujuan untuk memantau keberhasilan dalam pengobatan dan adanya kelainan pada sistem darah lainnya yang disebabkan oleh efek samping dari penggunaan Obat Anti Tuberkulosis. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif yaitu peneliti menggambarkan hasil pemeriksaan darah rutin pada pasien tuberkulosis yang masih menjalani pengobatan di Puskesmas Wilayah Kota Samarinda. Hasil penelitian menunjukan bahwa dari 25 responden terdapat 80% responden dengan jumlah leukosit normal. Jumlah eritrosit kategori normal terdapat 84% responden. Kadar hemoglobin kategori normal terdapat 68% responden. Kadar hematokrit kategori normal terdapat 92% responden. Jumlah trombosit kategori normal terdapat 64% responden. Pada penelitian ini penderita TB yang masih menjalani terapi Obat Anti Tuberkulosis menunjukkan sebagian besar hasil pemeriksaan darah rutin metode Hematology analyzer adalah normal.</p>2024-10-30T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Nur Permata Sari, Nursalinda Kusumawati, Nurul Anggrienihttps://journal.umpr.ac.id/index.php/bjmlt/article/view/7613Perhitungan Kuman Udara Pada Ruang ICU dan Ruang HD Di Rumah Sakit Kota Samarinda Metode Settle Down2024-08-13T01:54:21+00:00Muhammad Naufal Rosyad Rosyadm.naufalrosyad12@gmail.comSuparno Putera Makkadafim.naufalrosyad12@gmail.comNursalinda Kusumawatim.naufalrosyad12@gmail.com<p>Rumah sakit sebagai tempat pelayanan kesehatan yang didalamnya terjadi banyak interaksi berbagai komponen dapat menyebabkan terjadinya infeksi nosokomial. Salah satu vektor penyebabnya adalah udara. Aktivitas manusia yang semakin meningkat dapat menjadi penyebab pencemaran udara. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui angka kuman udara di ruangan ICU dan HD Rumah Sakit Kota Samarinda. Penelitian ini menggunakan metode pemeriksaaan <em>Settle Down </em>dengan media PCA. Sampel penelitian ini menggunakan teknik <em>total sampling</em> sebanyak 10 titik pengambilan dari dua ruangan tersebut. Hasil penelitian menyebutkan angka kuman udara pada ruang ICU sebesar 360 CFU/m<sup>3 </sup>dan pada ruang HD 459 CFU/m<sup>3</sup>. Hasil tersebut menunjukkan bahwa angka kuman ruang ICU dan HD di salah satu Rumah Sakit Samarinda tidak memenuhi syarat baku mutu pada Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2019 yaitu sebesar 200 CFU/m<sup>3</sup></p>2024-10-30T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Muhammad Naufal Rosyad Rosyad, Suparno Putera Makkadafi, Nursalinda Kusumawatihttps://journal.umpr.ac.id/index.php/bjmlt/article/view/7885Analisa Kadar Karboksihemoglobin (COHb) pada Darah Pedagang Kaki Lima di Pasar Tradisional Kota Samarinda2024-08-19T05:08:53+00:00Rifky Saldi A. Wahidrifkyfarmasi@gmail.comMarisa Pajariah Septiani Rahmanmarisapajariah827@gmail.comSiti Raudahsitiraudah@itkeswhs.ac.idRinda Aulia Utamirindaaulia@itkeswhs.ac.idMaya Tamara Mawardanimayatamara@itkeswhs.ac.idLa Ode Marsudimarsudi@itkeswhs.ac.id<p>Karbon monoksida (CO) adalah gas beracun tidak berwarna yang terbentuk dari pembakaran bahan bakar karbon atau bahan organik yang mengandung sedikit oksigen. Pedagang kaki lima merupakan pedagang yang menjual barang dagangnya di pinggir jalan atau di tempat umum sehingga berpotensi terpaparnya CO yang berikatan dengan hemoglobin (Hb) yang akhirnya menjadi COHb. Mengetahui kadar COHb dalam darah pedagang kaki lima. Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional. Sampel penelitian berjumlah 26 responden dengan metode pengambilan sampel yaitu quota sampling. Pengukuran kadar COHb menggunakan alat spektrofotometer UV-Vis dengan metode Hinsberg-Lang dan analisis menggunakan Uji Kolerasi Pearson . Pada 26 pedagang kaki lima, di peroleh 25 responden dengan hasil kadar COHb meningkat dengan rentang kadar COHb mulai dari 4,25% hingga 11,34%, melebihi nilai batas toleransi yaitu < 3,5% dan hanya 1 responden yang memiliki hasil kadar COHb normal dengan nilai 2,52%. Hasil uji kolerasi kadar COHb dengan masa kerja diperoleh hasil sig.(2-tailed) = 0,229, waktu kerja diperoleh hasil sig.(2-tailed) = 0,038 dan kualitas tidur diperoleh hasil sig.(2-tailed) = 0,007. Kesimpulan kadar COHb dalam darah pedagang kaki lima rata-rata diatas ambang batas dan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kadar COHb dalam darah dengan masa kerja (p > 0,05), sedangkan terdapat hubungan yang signifikan antara kadar COHb dalam darah dengan waktu kerja (p < 0,05) dan kualitas tidur (p < 0,05).</p>2024-10-30T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Rifky Saldi A. Wahid, Marisa Pajariah Septiani Rahman, Siti Raudah, Rinda Aulia Utami, Maya Tamara Mawardani, La Ode Marsudihttps://journal.umpr.ac.id/index.php/bjmlt/article/view/7786Gambaran Kadar Karboksihemoglobin (CoHb) Perokok Ringan Sedang Berat di Organisasi IPPMASTI Kota Malang2024-08-07T04:40:02+00:00Sririn Dari Tamu Inasririntamuina@gmail.comPrevita Zeizar Rahmawatiprevita.zr@stikesmaharani.ac.idYeni Avidhatul Husnahprevita.zr@stikesmaharani.ac.id<p><span style="vertical-align: inherit;"><span style="vertical-align: inherit;"><span style="vertical-align: inherit;"><span style="vertical-align: inherit;">Karboksihemoglobin (COHb) merupakan sebuah kompleks stabil yang terdiri dari CO dan Hb. Paparan terhadap CO, terutama dari asap rokok, dapat meningkatkan kadar COHb dalam tubuh. Meningkatnya kadar COHb dapat mengganggu fungsi transportasi oksigen oleh hemoglobin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar COHb perokok (Ringan, Sedang, Berat). Populasi seluruh anggota IPPMASTI (Ikatan Pemuda Pelajar Asal Sumba Timur) Kota Malang sebanyak 98 siswa setelah pembagian kuisoner yang masuk kriteria inklusi sampel 25 responden. Penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan pendekatan </span></span></span></span><em><span style="vertical-align: inherit;"><span style="vertical-align: inherit;"><span style="vertical-align: inherit;"><span style="vertical-align: inherit;">Cross sectional,</span></span></span></span></em><span style="vertical-align: inherit;"><span style="vertical-align: inherit;"><span style="vertical-align: inherit;"><span style="vertical-align: inherit;"> teknik pengambilan sampel menggunakan </span></span></span></span><em><span style="vertical-align: inherit;"><span style="vertical-align: inherit;"><span style="vertical-align: inherit;"><span style="vertical-align: inherit;">porposive sampling</span></span></span></span></em><span style="vertical-align: inherit;"><span style="vertical-align: inherit;"><span style="vertical-align: inherit;"><span style="vertical-align: inherit;"> dengan alat pemeriksaan spektofotomer Uv-Vis. Hasil penelitian terdapat 1 responden kadar COHb normal rentang COHb 1,85% dan tertinggi 24 rentang COHb 3,99% - 9,36% semua berjenis kelamin laki-laki. Kemudian jumlah batang rokok 1-4 batang (Ringan) 1 responden COHb normal 1,85% dan COHb tinggi 14 responden (58%) rentang COHb 3,99%-7,95%. Pada ketegori (sedang) 5-14 batang 6 responden (25%) rentang kadar COHb 5,11% -7,73%. Sedangkan pada perokok (Berat) ≥ 15 batang terdapat 4 responden (17%) rentang kadar COHb 5,70%-6,47% Hasil uji korelasi antara lama merokok dengan kadar COHb terdapat nilai uji </span></span></span></span><em><span style="vertical-align: inherit;"><span style="vertical-align: inherit;"><span style="vertical-align: inherit;"><span style="vertical-align: inherit;">korelasi pearson</span></span></span></span></em><span style="vertical-align: inherit;"><span style="vertical-align: inherit;"><span style="vertical-align: inherit;"><span style="vertical-align: inherit;"> nilai r = 0,188 dan nilai </span></span></span></span><em><span style="vertical-align: inherit;"><span style="vertical-align: inherit;"><span style="vertical-align: inherit;"><span style="vertical-align: inherit;">p- Nilai</span></span></span></span></em><span style="vertical-align: inherit;"><span style="vertical-align: inherit;"><span style="vertical-align: inherit;"><span style="vertical-align: inherit;"> yaitu 0,368 atau > 0,01 menunjukkan bahwa durasi lama merokok tidak berhubungan dengan kadar COHb, karena nilai 0,188 masuk dalam korelasi antarfal rendah yang berarti lemah. Sedangkan hasil uji korelasi jumlah batang rokok dengan kadar COHb terdapat hasil uji korelasi nilai r = 0,512 dan nilai </span></span></span></span><em><span style="vertical-align: inherit;"><span style="vertical-align: inherit;"><span style="vertical-align: inherit;"><span style="vertical-align: inherit;">p - value</span></span></span></span></em><span style="vertical-align: inherit;"><span style="vertical-align: inherit;"><span style="vertical-align: inherit;"><span style="vertical-align: inherit;"> yaitu 0,009 atau <0,01 yang berarti sedang menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara jumlah batang rokok dengan kadar COHb.</span></span></span></span></p>2024-10-30T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Sririn Dari Tamu Ina, Previta Zeizar Rahmawati, Yeni Avidhatul Husnahhttps://journal.umpr.ac.id/index.php/bjmlt/article/view/7645Gambaran Kadar Albumin pada Pasien Tuberkulosis Paru yang Menjalani Terapi Obat Anti Tuberkulosis (Oat) di Puskesmas Sidomulyo Kota Samarinda2024-07-27T05:46:46+00:00Winda Indrawati Edysonedysonwinda@gmail.comMaulida Julia Safitriedysonwinda@gmail.comFitriani Nur Ricaedysonwinda@gmail.com<p>Tuberkulosis merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri <em>Mycobacteri</em><em>um tuberculosis. </em>Rangkaian pengobatan tuberkulois yaitu dengan pemberian Obat Anti Tuberkulosis (OAT) yang dikonsumsi dalam jangka waktu 6 bulan. Konsumsi OAT menimbulkan berbagai macam efek samping, salah satunya ialah penurunan fungsi hati, OAT menimbulkan efek samping tidak nafsu makan hingga penurunan berat badan, sehingga perlu dilakukan pemeriksaan kadar albumin. Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran kadar albumin pada serum pasien tuberkulosis yang mengkonsumsi OAT kategori 1 di Puskesmas Sidomulyo Kota Samarinda berdasarkan usia, jenis kelamin, dan lama pengobatan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif observasional dengan teknik total <em>sampling </em>sebanyak 20 sampel. Hasil penelitian didapatkan gambaran kadar albumin menurun sebesar 15% dan 75% memiliki kadar albumin normal. kadar albumin menurun sebanyak 10% pada usia produktif (15-64 tahun) dan 5% pada usia non produktif (>65 tahun), 10% pada jenis kelamin laki-laki dan 5% pada jenis kelamin perempuan, dan penurunan kadar albumin terjadi paling banyak pada fase intensif yakni sebesar 15%. Dapat disimpulkan bahwa pada penelitian ini pasien tuberkulosis paru yang mengkonsumsi OAT di dapatkan hasil kebanyakan dengan kadar albumin normal, dan penurunan kadar albumin paling banyak terjadi pada jenis kelamin laki-laki, usia produktif, dan fase intensif.</p>2024-10-30T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Winda Indrawati Edyson, Maulida Julia Safitri, Fitriani Nur Ricahttps://journal.umpr.ac.id/index.php/bjmlt/article/view/7140Potensi antibakteri Ekstrak Kulit Buah Pisang Kepok Mentah (Musa paradisiaca forma typica) Terhadap Staphylococcus aureus Secara in Vitro 2024-05-14T08:34:26+00:00Novia Arianinoviaariani@stikes-isfi.ac.idDwi Rizki Febriantidwirizkif@stikes-isfi.ac.idNaimah Puterinovia@stikes-isfi.ac.id<p><em>Staphylococcus aureus (S. aureus)</em> merupakan bakteri gram positif yang secara alami berfungsi sebagai flora normal pada kulit. Pada konsentrasi yang besar <em>S. aureus</em> dapat menjadi bakteri patogen penyebab penyakit kulit pada anak maupun orang dewasa. Salah satu alternatif terapi yang dapat digunakan adalah bahan alami dari kulit buah pisang kepok (<em>Musa paradisiaca</em> forma typica). Kulit buah pisang kepok (<em>Musa paradisiaca</em> forma typica) mengandung senyawa flavonoid, alkaloid, tanin, dan saponin yang memiliki aktivitas sebagai antibakteri yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui daya hambat ekstrak kulit buah pisang kepok (<em>Musa paradisiaca</em> forma typica), dengan berbagai konsentrasi.</p> <p>Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan menggunakan metode Difusi Sumuran yang terbagi menjadi 8 kelompok uji yaitu 6 kelompok konsentrasi perlakuan, 1 kelompok kontrol negatif dan 1 kelompok kontrol positif dengan 4 kali pengulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak kulit buah pisang kepok (<em>Musa paradisiaca</em> forma typica) dapat menghambat pertumbuhan bakteri <em>S. aureus. </em>Daya hambat esktrak pada kosentrasi 70%, 80%, 90%, 100%, 110%, 120% dengan rata-rata diameter zona hambat masing-masing 3,06 mm; 3,59 mm; 3,72 mm; 4,77 mm; 6,49 mm; 5,87 mm. Dapat disimpulkan bahwa ekstrak pisang kepok mentah memiliki potensi sebagai antibakteri terhadap <em>S. Aureus.</em></p>2024-10-30T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Novia Ariani, Dwi Rizki Febrianti, Naimah Puteri