https://journal.umpr.ac.id/index.php/bjmlt/issue/feedBorneo Journal of Medical Laboratory Technology2025-06-02T01:30:26+00:00Fera Sartikalp2m@umpalangkaraya.ac.idOpen Journal Systems<p style="text-align: justify;">Borneo Journal of Medical Laboratory Technology is a Scientific Journal managed by <a title="Department of Medical Laboratory Technology Faculty of Health Science" href="http://fik.umpalangkaraya.ac.id/" target="_blank" rel="noopener">Department of Medical Laboratory Technology Faculty of Health Science</a> <a href="http://umpalangkaraya.ac.id" target="_blank" rel="noopener">Universitas Muhammadiyah Palangkaraya</a> and published twice a year (in October and April) by <a href="http://lp2m.umpalangkaraya.ac.id/" target="_blank" rel="noopener">Institute for Researches and Community Services</a> <a href="http://umpalangkaraya.ac.id/" target="_blank" rel="noopener">Universitas Muhammadiyah Palangkaraya</a>, contains articles of research and critical-analysis studies in Blood-transfusion Science, Clinical Chemistry, Hematology, Histopathology, Immunology, Microbiology, Parasitology, Toxicology, Food and drink Analysis, Molecular Biology, and other Medical Laboratory aspects.</p>https://journal.umpr.ac.id/index.php/bjmlt/article/view/9997Cover, Content, and Editorial Note from Borneo J Med Lab Tech Vol. 7 No. 2 April 20252025-06-02T01:30:26+00:00Chief Editor of Borneo J Med Lab Techsartikafera3@gmail.com<p>Assalamu’alaikum Wr. Wb.</p> <p>Alhamdulillahirabbil ‘alamin. After a long wait of almost 12 years from the first stand, the scientific journal of the Department of Analyst Health (Medical Laboratory Technology) Universitas Muhammadiyah Palangkaraya can be published. BJMLT is published every 6 months (2 issues/year) every October and April. This journal aims to publish high-quality articles dedicated to all aspects of the latest outstanding developments in the field but not limited to Blood transfusion, Clinical Chemistry, Hematology, Histopathology, Immunology, Microbiology, Parasitology, Toxicology, Food and Beverage Analysis, Molecular Biology, Medical Biology, and related fields that are of interest to medical laboratory technologies, such as epidemiology, health promotion, professional ethics, and laboratory management, It was first published online in October 2018 using Open Journal System (OJS) 3.1 platform with e-ISSN 2622-6111 by URL http://journal.umpr.ac.id/index.php/bjmlt.</p> <p>This edition contains 14 articles on Hematology, Microbiology, Clinical Chemistry, and Epidemiology. Editorial boards are fully aware that there is still room for improvement in this edition; hence with all humility, they are willing to accept constructive suggestions and feedback for improvements to the publication for the next editions.</p> <p>The publication of BJMLT certainly participates in disseminating the results of research and review of science and technology development conducted by lecturers and researchers from UM Palangkaraya and other universities.</p> <p>The editorial board would like to thank the University, all editors and reviewers, and contributors of the scientific articles who have provided the repertoire in this issue. We hope that all parties, especially the contributors of the articles, could re-participate the publication's success in the next edition in April 2025.</p>2025-04-30T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Chief Editor of Borneo J Med Lab Techhttps://journal.umpr.ac.id/index.php/bjmlt/article/view/7166Improvement of Quality and Quantity of Technology-Based Learning in Pharmacy and Medical Laboratory Technology2024-07-11T02:58:05+00:00Nurul Chusnanurulchusna99@gmail.comSusi Novaryatiinsusi_novaryatiin@yahoo.comDwi Purbayantidwipurbayanti@gmail.comEvi Mulyanievi.muly4ni@gmail.comRinny Ardinarinyardina@gmail.comWindya Nazmatur Rahmahwindy.nazmatur@gmail.comMohammad Rizki Fadhil Pratamamohammadrizkifadhilpratama@umpr.ac.id<p style="text-align: justify;">The enhancement of technology-based learning in the fields of pharmacy and medical laboratory technology is imperative to keep pace with advancements in healthcare and educational methodologies. This study investigates the strategies and impacts of integrating cutting-edge technologies into the curricula of these disciplines. Key areas of focus include the implementation of virtual simulations, online learning platforms, and interactive multimedia resources. The research highlights how these technologies improve the quality of education by providing students with realistic, hands-on experiences that enhance their practical skills and theoretical knowledge. Additionally, the study explores the scalability and accessibility of technology-based learning, which contributes to increased student engagement and enrollment. By leveraging data analytics and feedback mechanisms, educators can tailor learning experiences to meet individual student needs, thereby improving learning outcomes. The findings suggest that the thoughtful integration of technology not only enriches the educational experience but also prepares students more effectively for the evolving demands of the healthcare industry. This research underscores the necessity of continuous investment in educational technologies to sustain the quality and quantity of learning in pharmacy and medical laboratory technology programs.</p>2025-05-30T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Nurul Chusna, Susi Novaryatiin, Dwi Purbayanti, Evi Mulyani, Rinny Ardina, Windya Nazmatur Rahmah, Mohammad Rizki Fadhil Pratamahttps://journal.umpr.ac.id/index.php/bjmlt/article/view/9366Kadar Timbal (Pb) pada Petugas SPBU di Tulungagung2025-02-11T03:18:36+00:00Qurrotu A'yunin Lathifah21ayunin@gmail.comAnyanita Hanif Hermawati21ayunin@gmail.comDuwi Tristanti21ayunin@gmail.com<p>Plumbum (Pb) adalah logam berat yang secara alami terdapat di dalam kerak bumi dan pada asap kendaraan berbahan bakar bensin. Unsur ini terdapat pada pembakaran knalpot kendaraan dan dari uap bensin, hal ini dapat dijumpai pada petugas SPBU yang terpapar Plumbum dari pembakaran knalpot kendaraan dan uap bensin dapat meningkatkan kadar Plumbum. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kadar Plumbum (Pb) dalam urine pada petugas Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Kabupaten Tulungagung. Metode yang digunakan yaitu Deskriptif Non Analitik. Sampel penelitian ini adalah urine petugas SPBU di Kabupaten Tulungagung yang diambil menggunakan teknik Random sampling. Jumlah sampel Urine yang didapatkan 25 sampel. Pemeriksaan dilakukan di Laboratorium Kimia Universitas Muhamadiyah Malang menggunakan metode Spektrofotrometri Serapan Atom (SSA). Hasil pemeriksaan sampel urine petugas SPBU menunjukkan kadar Pb rata-rata 0,039 µg/L, dimana nilai normal kadar Pb yaitu ≤ 10 µg/L. Kesimpulan dari penelitian ini adalah kadar Pb pada Petugas SPBU seluruhnya normal. Penggunaan APD sangat penting untuk kesehatan petugas SPBU. Petugas SPBU seharusnya menggunakan APD saat bekerja untuk mengurangi paparan dari uap bensin.</p>2025-05-30T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Qurrotu A'yunin Lathifah, Anyanita Hanif Hermawati, Duwi Tristantihttps://journal.umpr.ac.id/index.php/bjmlt/article/view/9414Perbedaan Penggunaan Antikoagulan K3EDTA Konvensional dan Vacutainer Terhadap Kadar Indeks Eritrosit Menggunakan Hematology Analyzer2025-03-13T22:39:46+00:00Yan Fu'anaYanfuana90@gmail.comNala Fidarotul UlyaYanfuana90@gmail.comChalies Diah PratiwiYanfuana90@gmail.comDyah Setyowati NingrumYanfuana90@gmail.com<p>Antikoagulan adalah zat yang digunakan untuk mencegah terjadinya pembekuan pada sampel darah. Pada pemeriksaan hematologi yang sering digunakan adalah antikoagulan K<sub>3</sub>EDTA. Keunggulan K<sub>3</sub>EDTA adalah tidak mempengaruhi morfologi dari komponen darah. Ketersediaan EDTA ada 2 bentuk yaitu konvensional (dengan melarutkan EDTA dari bentuk serbuknya) dan vacutainer (EDTA yang sudah siap pakai di tabung vacutainer ungu). Penggunaan 2 bentuk EDTA tersebut memiliki kelebihan dan kekurangn masing – masing. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan penggunaan antikoagulan K<sub>3</sub>EDTA konvensional dan vacutainer terhadap kadar indeks eritrosit menggunakan hematology analyzer. Analisis data menggunakan uji T Independen. Setelah dilakukan pengujian, diperoleh p>0.05 yang artinya tidak terdapat perbedaan. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan penggunaan antikoagulan K<sub>3</sub>EDTA konvensional dan vacutainer terhadap kadar indeks eritrosit menggunakan hematology analyzer<em>.</em></p>2025-04-30T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Yan Fu'ana, Nala Fidarotul Ulya, Chalies Diah Pratiwi, Dyah Setyowati Ningrumhttps://journal.umpr.ac.id/index.php/bjmlt/article/view/9500Profil Neuropati Perifer Berdasarkan Skor Pain DETECT pada Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 yang Menggunakan Metformin di Puskesmas Unaaha 2025-03-13T04:45:48+00:00Ananda Sariah Dinara Jonimangarengiy@gmail.comYusriani Mangarengi mangarengiy@gmail.comSuci Noviyanah Ansarymangarengiy@gmail.comMuhammad Jabal Nurmangarengiy@gmail.comAchmad Harun Muchsin mangarengiy@gmail.com<p>Diabetes melitus tipe 2 menunjukkan peningkatan prevalensi di Indonesia dari 6,9% (2013) menjadi 8,5% (2018). Di Sulawesi Tenggara khususnya, prevalensi diabetes meningkat dari 1,1% menjadi 1,3% dalam periode yang sama. Kabupaten Konawe sendiri mencatat prevalensi diabetes sebesar 1,77%, lebih tinggi dibandingkan wilayah lainnya seperti Kota Bau-Bau dan Kabupaten Konawe Kepulauan. Neuropati perifer merupakan komplikasi utama diabetes (45,6%), dan penggunaan metformin sebagai terapi lini pertama telah dikaitkan dengan defisiensi vitamin B12 yang dapat meningkatkan risiko neuropati perifer hingga 84%. Penelitian menunjukkan bahwa penggunaan metformin jangka panjang dapat menyebabkan defisiensi vitamin B12 melalui gangguan penyerapan di usus, yang pada gilirannya menyebabkan peningkatan kadar homosistein dan asam metilmalonat yang dapat memicu kerusakan saraf perifer. Pain DETECT dipilih sebagai instrumen skrining karena memiliki sensitivitas 85% dan spesifisitas 80% dalam mendeteksi komponen nyeri neuropatik. Tingginya prevalensi diabetes melitus tipe 2 di Kabupaten Konawe, risiko komplikasi neuropati perifer pada penggunaan metformin jangka panjang, serta belum adanya data komprehensif mengenai profil neuropati perifer berdasarkan skor Pain DETECT di Puskesmas Unaaha menjadi dasar pentingnya penelitian ini. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan gambaran nyata tentang kejadian neuropati perifer dan menjadi dasar untuk strategi pencegahan serta penanganan yang lebih baik.</p>2025-05-30T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Ananda Sariah Dinara Joni, Yusriani Mangarengi , Suci Noviyanah Ansary, Muhammad Jabal Nur, Achmad Harun Muchsin https://journal.umpr.ac.id/index.php/bjmlt/article/view/9501Karakteristik Pasien Dermatitis Kontak (Iritan dan Alergi) di Rumah Sakit Umum Daerah Batara Siang Kabupaten Pangkep Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2022-2023 2025-03-13T05:21:13+00:00Aidah Nurul Faizahaidahnurulfaizah4@gmail.comNurelly N. Waspodonurelly.nurelly@umi.ac.idArina Fathiyyah Arifin arinafathiyyah.arifin@umi.ac.idHermiaty Nasruddinaidahnurulfaizah4@gmail.comLisa Yuniati lisa.yuniati@umi.ac.id<p>Latar Belakang: Dermatitis kontak adalah terjadinya peradangan pada kulit yang disebabkan oleh paparan terhadap racun (iritan primer) atau oleh bahan alergi (sensitizer) atau oleh keduanya. Pada pertemuan Dermatologis tahun 2009, dinyatakan bahwa 90% penyakit kulit akibat pekerjaan adalah dermatitis kontak, baik yang bersifat iritan maupun alergi. 92,5% penyakit kulit akibat pekerjaan adalah dermatitis kontak, 5,4% disebabkan oleh infeksi kulit, 2,1% penyakit kulit akibat penyebab lain. Tujuan: Untuk mempelajari karakteristik dermatitis kontak (iritan dan alergi) di Rumah Sakit Umum Daerah Batara Siang, Kabupaten Pangkep, Provinsi Sulawesi Selatan pada tahun 2022-2023. Metode: Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain penelitian deskriptif. Metode pengambilan sampel adalah total sampling dan sampel yang diperoleh dari data rekam medis, yaitu 268 kasus dermatitis kontak di Rumah Sakit Umum Daerah Batara Siang, Kabupaten Pangkep. Hasil: Jumlah kasus dermatitis kontak adalah 268 kasus yang terdiri dari 209 kasus DKA dan 59 kasus DKI. Berdasarkan jenis kelamin, kasus terbanyak adalah perempuan pada DKA dan DKI, yaitu 41 pasien DKA dan 17 pasien DKI pada tahun 2022, 79 pasien DKA dan 20 pasien DKI pada tahun 2023. Berdasarkan usia, 45-64 tahun adalah yang paling umum pada DKA dan DKI, yaitu 25 pasien DKA dan 9 pasien DKI pada tahun 2022, 47 pasien DKA dan 11 pasien DKI pada tahun 2023. Berdasarkan pekerjaan, DKA paling umum terjadi pada pelajar, yaitu 17 pasien pada tahun 2022 dan 32 pasien pada tahun 2023, sedangkan pada DKI, pekerjaan ibu rumah tangga adalah 9 pasien pada tahun 2022 dan 10 pasien pada tahun 2023. Berdasarkan riwayat atopik, sebagian besar dari mereka tidak memiliki riwayat atopik baik pada DKA maupun DKI, yaitu 69 pasien DKA dan 25 pasien DKI pada tahun 2022, 128 pasien DKA dan 30 pasien DKI pada tahun 2023. Kesimpulan: Sebagian besar karakteristik berdasarkan jenis kelamin, usia, pekerjaan, dan riwayat atopik DKA dan DKI pada tahun 2022 dan 2023 sebagian besar serupa</p>2025-04-30T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Aidah Nurul Faizah, Nurelly N. Waspodo, Arina Fathiyyah Arifin , Hermiaty Nasruddin, Lisa Yuniati https://journal.umpr.ac.id/index.php/bjmlt/article/view/9528Karakteristik Sindrom Dispepsia pada Mahasiswa Angkatan 2021 Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia2025-03-18T13:46:57+00:00Alief Rezeky Firiansyahsuliatip.amir@umi.ac.idSuliati P.Amirsuliatip.amir@umi.ac.idAmrizal Muchtar suliatip.amir@umi.ac.idPrema Hapsari Hidayati prema.hapsari@umi.ac.idMuhammad Jabal Nursuliatip.amir@umi.ac.id<p>Dispepsia merupakan gangguan pencernaan yang umum terjadi dan ditandai dengan nyeri atau rasa tidak nyaman di perut bagian atas. Faktor risiko dispepsia meliputi pola makan tidak teratur, stres, infeksi Helicobacter pylori, penggunaan NSAID, serta kebiasaan mengonsumsi makanan tertentu. Mahasiswa, terutama mahasiswa kedokteran, memiliki risiko tinggi mengalami dispepsia akibat pola makan yang kurang teratur dan tingkat stres yang tinggi akibat tuntutan akademik. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik sindrom dispepsia pada mahasiswa Angkatan 2021 Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia. Jenis penelitian yang digunakan merupakan penelitian deskriptif dengan metode cross sectional. Penelitian ini menunjukkan bahwa angka kejadian dispepsia pada mahasiswa angkatan 2021 Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia mencapai 84 responden. Mayoritas responden adalah perempuan (85,7%). Pola makan tidak teratur ditemukan pada 69% responden, sedangkan 31% memiliki pola makan teratur. Sebagian besar responden 81% jarang mengonsumsi makanan iritatif, sementara 19% sering mengonsumsinya. Tingkat stres juga menjadi faktor yang dominan, di mana 60,7% responden mengalami stres dan 39,3% tidak mengalami stres. Maka dapat disimpulkan bahwa sindrom dispepsia cukup banyak terjadi pada mahasiswa kedokteran, terutama pada perempuan, mereka yang memiliki pola makan tidak teratur, dan yang mengalami stres. Hasil ini menegaskan bahwa pola makan dan stres memiliki pengaruh terhadap kejadian dispepsia pada mahasiswa.</p>2025-05-30T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Alief Rezeky Firiansyah, Suliati P.Amir, Amrizal Muchtar , Prema Hapsari Hidayati , Muhammad Jabal Nurhttps://journal.umpr.ac.id/index.php/bjmlt/article/view/9545Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penggunaan Rokok Elektrik Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran 2025-03-22T12:23:52+00:00Moh. Fadel Zamzaminesyana.nurmadilla@umi.ac.idNesyana Nurmadilla nesyana.nurmadilla@umi.ac.idDahliahnesyana.nurmadilla@umi.ac.idDwi Anggitanesyana.nurmadilla@umi.ac.idSri Wahyuni Gayatrinesyana.nurmadilla@umi.ac.id<p>Penggunaan rokok elektronik atau vape mengalami peningkatan signifikan di Indonesia, terutama di kalangan anak muda. Faktor-faktor seperti lingkungan sosial, kepuasan psikologis, gaya hidup, serta pengetahuan turut memengaruhi perilaku merokok elektronik. Meski dianggap sebagai alternatif rokok konvensional, penggunaan vape tetap berisiko bagi kesehatan, termasuk penyakit paru seperti EVALI. Tujuan diadakan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan rokok elektrik pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran. Metode penelitian yang digunakan merupakan analisis deskriptif menggunakan metode survei dengan alat kuisioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas pengguna rokok elektrik memiliki pengetahuan yang baik tentang vape (55%), meskipun masih terdapat 13,7% yang memiliki pengetahuan kurang. Faktor lingkungan sosial juga berperan penting, dengan 58,8% responden berada dalam lingkungan yang mendukung penggunaan vape, dan 15,7% dalam lingkungan yang sangat mendukung. Selain itu, faktor kepuasan psikologis turut berpengaruh, di mana 47,1% pengguna merasa puas dengan penggunaan vape, sementara 17,6% merasa kurang puas. Faktor gaya hidup juga memiliki dampak, dengan 47,1% responden mengaku bahwa gaya hidup mereka berpengaruh terhadap penggunaan vape, dan 7,8% menyatakan bahwa gaya hidup mereka sangat berpengaruh. Berdasarkan hasil ini, dapat disimpulkan bahwa faktor pengetahuan, lingkungan sosial, kepuasan psikologis, dan gaya hidup memiliki peran dalam mendorong penggunaan rokok elektrik di kalangan mahasiswa Fakultas Kedokteran.</p>2025-04-30T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Moh. Fadel Zamzami, Nesyana Nurmadilla , Dahliah, Dwi Anggita, Sri Wahyuni Gayatrihttps://journal.umpr.ac.id/index.php/bjmlt/article/view/9483Analisa Status Gizi Anak yang Mendapatkan Obat Cacing pada Puskesmas Pattingalloang Makassar 2025-03-11T02:16:20+00:00Andi Farel Afriawansantriani.hadi@umi.ac.idSantriani Hadisantriani.hadi@umi.ac.idPratiwi Nasir Hamzahsantriani.hadi@umi.ac.idSidrah Darmasidrah.darma@umi.ac.idNurfachanti Fattahsantriani.hadi@umi.ac.id<p>Indonesia masih menghadapi masalah kecacingan yang tinggi akibat iklim tropis, kelembapan udara, serta rendahnya tingkat kebersihan dan kesadaran masyarakat. Infeksi kecacingan yang ditularkan melalui tanah (<em>Soil-Transmitted Helminth</em>/STH) terutama menyerang anak usia sekolah, menyebabkan gangguan penyerapan gizi dan anemia yang berdampak pada pertumbuhan serta produktivitas. Pemberian obat cacing seperti <em>albendazol</em> atau <em>mebendazol</em> secara rutin setiap enam bulan menjadi strategi utama dalam pengendalian kecacingan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui status gizi anak sebelum pemberian obat cacing, mengetahui status gizi anak setelah pemberian obat cacing, serta untuk menganalisis perbandingan status gizi anak sebelum dan setelah pemberian obat cacing. Penelitian ini adalah deskriptif analitik yang dilakukan dengan pendekatan <em>cross-sectional</em>. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas anak memiliki status gizi normal (82%) sebelum pemberian obat, dengan distribusi lainnya meliputi <em>risk of overweight</em> (10%), <em>overweight</em> (4%), dan gizi kurang (4%). Setelah pemberian obat, terjadi penurunan anak dengan status gizi normal menjadi 78%, sementara kasus <em>overweight</em> meningkat menjadi 12% dan <em>risk of overweight</em> 10%. Pemberian obat cacing memberikan dampak signifikan terhadap status gizi anak dengan peningkatan rata-rata dari 3,14 menjadi 3,34 (didapatkan nilai <em>P-value</em> 0,04). Maka dapat disimpulkan bahwa Pemberian obat cacing secara rutin menunjukkan perubahan pada distribusi status gizi anak. Mayoritas tetap dalam kategori gizi normal, dengan beberapa pergeseran pada kategori <em>overweight</em> dan <em>risk of overweight.</em></p>2025-04-30T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Andi Farel Afriawan, Santriani Hadi, Pratiwi Nasir Hamzah, Sidrah Darma, Nurfachanti Fattahhttps://journal.umpr.ac.id/index.php/bjmlt/article/view/9135Tingkat Pengetahuan Dasar Tentang Penyakit Diabetes Melitus Tipe 2 (DMT2) di Dusun Balang Kajeng Desa Pariangan Kecamatan Bontosikuyu Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun 2024 2025-01-07T13:39:48+00:00Andi Gina Febriyantierlinsyahril@umi.ac.idErlin Syahrilerlinsyahril@umi.ac.idMuh. Alfian Jafarerlinsyahril@umi.ac.idPrema Hapsari Hidayatiprema.hapsari@umi.ac.idAbdul Mubdi Ardiansar erlinsyahril@umi.ac.id<p>Latar Belakang: Diabetes mellitus adalah gangguan metabolisme yang secara genetik dan klinis termasuk heterogen dengan manifestasi berupa hilangnya toleransi karbohidrat, jika telah berkembang penuh secara klinis maka diabetes mellitus ditandai dengan hiperglikemia puasa dan postprandial, aterosklerosis dan penyakit vaskular mikroangiopati. Tujuan: untuk mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat tentang diabetes melitus tipe 2 di Dusun Balang Kajeng Desa Pariangan Kec. Bontosikuyu Kab. Kep Selayar tahun 2024. Metode: Penelitian ini menggunakan penelitian observasional deskriptif. Hasil: penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan responden berdasarkan kelompok usia paling tinggi yaitu 17-25 tahun dan 26-45 tahun. Jenis kelamin paling tinggi perempuan. Tingkat Pendidikan paling tinggi yaitu perguruan tinggi. Pekerjaan paling tinggi yaitu Pegawai Negeri Sipil. Tingkat pengetahuan masyarakat dusun Balang Kajeng masuk dalam kategori cukup dan baik. Simpulan: Penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan masyarakat Dusun Balang Kajeng tentang diabetes mellitus tipe 2 tergolong cukup. Kelompok dengan tingkat pengetahuan tertinggi berdasarkan usia adalah 17-25 tahun dan 26-45 tahun, jenis kelamin perempuan, tingkat pendidikan perguruan tinggi, dan pekerjaan Pegawai Negeri Sipil.</p>2025-04-30T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Andi Gina Febriyanti, Erlin Syahril, Muh. Alfian Jafar, Prema Hapsari Hidayati, Abdul Mubdi Ardiansar https://journal.umpr.ac.id/index.php/bjmlt/article/view/8872Gambaran Kadar Fenol dalam Urine Operator SPBU di Kabupaten Tulungagung2024-12-07T07:18:26+00:00Qurrotu A'yunin Lathifah21ayunin@gmail.comDora Dayu Rahma Turista21ayunin@gmail.comWadyanur Hafidhoh21ayunin@gmail.comTri Riska Ragil Ayuningtyas21ayunin@gmail.com<p>Fenol dalam urine merupakan biotransformasi dari benzena yang masuk ke dalam tubuh. Benzena adalah bahan kimia berbahaya dan beracun (B3) yang terdapat di dalam bahan bakar minyak yang berpotensi masuk ke dalam tubuh operator SPBU, sehingga penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar fenol dalam urine Operator SPBU untuk menggambarkan tingkat paparan benzene di dalam tubuh. Jenis penelitian ini adalah deskriptif menggunakan desain cross sectional dengan sampel sebanyak 30 subyek yang diambil secara purposive sampling. Metode pengumpulan data dengan cara observasi, wawancara dan pengambilan sampel urine. Pengukuran kadar fenol dilakukan dengan menggunakan metode High Pressure Liquid Crhomatography (HPLC). Hasil dianalisis menggunakan analisis deskriptif dengan rata-rata kadar fenol 12,30 ppm yang menunjukan hasil normal. Nilai fenol dalam urine normal jika <25 ppm. Hasil analisa kadar fenol menunjukan mayoritas reponden memiliki nilai normal. Hal ini dipengaruhi oleh usia responden, masa kerja, kebiasaan penggunaan APD pada saat bekerja dan kebiasaan merokok. Penggunaan APD harus disesuaikan dengan SOP di tempat kerja untuk melindungi operator SPBU dari kecelakaan kerja terutama melindungi dari paparan benzena.</p>2025-05-30T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Qurrotu A'yunin Lathifah, Dora Dayu Rahma Turista, Wadyanur Hafidhoh, Tri Riska Ragil Ayuningtyashttps://journal.umpr.ac.id/index.php/bjmlt/article/view/9426Perbandingan Ph Urine pada Pasien Batu Saluran Kemih dengan dan Tanpa Diabetes Melitus Tipe 2 di Rumah Sakit Ibnu Sina Tahun 2022-2024 2025-02-25T14:22:11+00:00Buok Aria Kamandalibkaariiaa@gmail.comPrema Hapsari Hidayatiprema.hapsari@umi.ac.idAndi Husni Esa Darussalamprema.hapsari@umi.ac.idIrna Diyana Kartikairnadiyanakartika.kamaluddin@umi.ac.idAbdul Mubdi Ardiansar Arifuddin Karimprema.hapsari@umi.ac.id<p>Penyakit batu saluran kemih (BSK) merupakan masalah kesehatan yang terus meningkat dan sering dikaitkan dengan berbagai faktor metabolik, termasuk diabetes melitus (DM) tipe 2. Pasien dengan DM memiliki risiko lebih tinggi mengalami urolitiasis, terutama batu asam urat, akibat pH urine yang lebih rendah. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan pH urine pada pasien batu saluran kemih dengan dan tanpa diabetes melitus tipe 2 di Rumah Sakit Ibnu Sina pada tahun 2022–2024. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian observasional analitik dengan desain studi kasus-kontrol. Penelitian ini melibatkan 50 pasien batu saluran kemih, yang terdiri atas 25 pasien dengan DM tipe 2 dan 25 pasien tanpa DM tipe 2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar pasien batu saluran kemih di Rumah Sakit Ibnu Sina pada tahun 2022–2024 adalah laki-laki, yaitu sebanyak 31 orang (62%), dengan kelompok usia terbanyak berada dalam rentang 46–55 tahun (36%). Pasien batu saluran kemih tanpa DM tipe 2 cenderung memiliki pH urine basa (>5,5) sebesar 64%, sedangkan pasien dengan DM tipe 2 cenderung memiliki pH urine asam (≤5,5) sebesar 60%. Hasil uji mann-whitney menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan dengan nilai p = 0,048 (p < 0,05). Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa pasien dengan DM tipe 2 memiliki pH urine yang lebih asam, yang dapat meningkatkan risiko pembentukan batu saluran kemih</p>2025-05-30T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Buok Aria Kamandali, Prema Hapsari Hidayati, Andi Husni Esa Darussalam, Irna Diyana Kartika, Abdul Mubdi Ardiansar Arifuddin Karimhttps://journal.umpr.ac.id/index.php/bjmlt/article/view/9050Pengaruh Promosi Kesehatan Terhadap Tingkat Pengetahuan Konsumsi Obat Cacing pada Siswa Sekolah Dasar Inpres Mallengkeri 2 2024-12-24T06:31:39+00:00Muhamad Ridho Fahrezi Hamidmuhamadridhofahrezihamid@gmail.comSantriani Hadi santrianidewa@gmail.comNurhikmawatinurhikmawati.nurhikmawati@umi.ac.idNurfachanti Fattahnurfachanti.fattah@umi.ac.idWindy Nurul Aisyah windy.nurulaisyah@umu.ac.id<p>Cacingan adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi cacing yang ditularkan melalui tanah (Soil Transmitted Helminthiasis/STH), dengan prevalensi tinggi di wilayah beriklim tropis dan subtropis, termasuk Indonesia. Berdasarkan data, prevalensi kecacingan di Indonesia berkisar antara 40-60%, dengan angka lebih tinggi pada anak usia sekolah. Kota Makassar, khususnya Kelurahan Mangasa, mencatat 1.385 kasus kecacingan pada anak usia sekolah pada tahun 2018. Obat cacing efektif dalam pengobatan, namun infeksi ulang yang cepat membutuhkan pemberian obat secara berkala. Pengendalian kecacingan menjadi prioritas nasional melalui promosi kesehatan dan pemberian obat massal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan siswa sekolah dasar mengenai konsumsi obat cacing, serta untuk mengetahui pengaruh promosi kesehatan terhadap tingkat pengetahuan konsumsi obat cacing pada siswa sekolah dasar. Studi ini bersifat kuantitatif dan menggunakan metode eksperimental dengan penelitian eksperimen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan pada siswa sebelum pemberian promosi kesehatan tentang konsumsi obat cacing yaitu kurang 3%, cukup 35,8%, dan baik 61,2%. Sesudah pemberian promosi kesehatan menjadi kurang 0%, cukup 7,1%, dan baik 92,9%. Pemberian promosi kesehatan berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat pengetahuan konsumsi obat cacing pada siswa sekolah dasar dilihat dari nilai perbedaan yang signifikan antara pengetahuan sebelum dan setelah promosi kesehatan, dengan nilai rata-rata meningkat dari 9.99 menjadi 12.48 dengan nilai p value sebesar 0.000.</p>2025-04-30T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Muhamad Ridho Fahrezi Hamid, Santriani Hadi , Nurhikmawati, Nurfachanti Fattah, Windy Nurul Aisyah https://journal.umpr.ac.id/index.php/bjmlt/article/view/9236Analisis Jalur Pengaruh Faktor Prediktor Terhadap Length Of Stay (LOS) Pasien Diabetes Melitus Tipe II pada Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Ruteng 2025-01-16T14:17:20+00:00George E. Lungangeorgeengelbertuslungan@gmail.comYendris K. Syamruth georgeengelbertuslungan@gmail.comFransiskus G. Madogeorgeengelbertuslungan@gmail.com<p><strong>Latar Belakang</strong>: Dari survei awal diketahui rata-rata LOS pasien DM tipe 2 di RSUD Ruteng pada tahun 2023 adalah ≤ 5 hari. Jika dibandingkan dengan standar, rata-rata LOS pasien DM tipe II di RSUD Ruteng masih masuk dalam kategori lama perawatan. Faktor yang mempengaruhi <em>Length Of Stay</em> (LOS) pasien adalah status gizi (diukur dengan IMT), Kadar Gula Darah Sewaktu (KGDS), dan Usia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Usia dan IMT terhadap KGDS serta dampaknya terhadap LOS pasien DM tipe II di RSUD Ruteng tahun 2023.</p> <p><strong>Metode</strong>: Penelitian ini merupakan penelitian <em>cross-sectional</em> untuk menganalisis hubungan langsung dan tidak langsung antara faktor prediktor dengan LOS menggunakan analisis jalur. Data diperoleh dari rekam medis pasien dengan jumlah populasi sebanyak 260 dokumen. Teknik pengambilan sampelnya adalah <em>simple random sampling</em>, dan dari perhitungan diperoleh 111 sampel. </p> <p><strong>Hasil</strong>: Terdapat pengaruh tidak langsung yang signifikan IMT terhadap LOS melalui KGDS (z Sobel = 2.64, p=0.008), KGDS berpengaruh signifikan terhadap LOS (t=9.82, p=0.000), IMT berpengaruh signifikan terhadap KGDS (t=4.46, p= 0.001), dan tidak terdapat pengaruh tidak langsung yang signifikan usia terhadap LOS melalui KGDS (z Sobel = 0.82, p=0.40).</p> <p><strong>Simpulan</strong>: KGDS berhasil memediasi pengaruh IMT terhadap LOS sehingga menghasilkan IMT berpengaruh signifikan terhadap LOS melalui RBS. Sebaliknya RBS tidak berhasil memediasi pengaruh Age terhadap LOS sehingga mengakibatkan Age tidak berpengaruh signifikan terhadap LOS melalui RBS.</p>2025-05-30T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 George E. Lungan, Yendris K. Syamruth , Fransiskus G. Madohttps://journal.umpr.ac.id/index.php/bjmlt/article/view/9116Fluktuasi Gula Darah Pasien Pasca Bedah dengan Adjuvan Anestesi Ketamin di Rumah Sakit Ibnu Sina 2025-01-04T13:59:35+00:00Muh. Nur Ichsanfaisal.sommeng@umi.ac.idFaisal Sommengfaisal.sommeng@umi.ac.idAbdul Mubdi Ardiansar Arifuddin Karimfaisal.sommeng@umi.ac.idFendy Dwimartyonofaisal.sommeng@umi.ac.idMuh. Wirawan Harahapfaisal.sommeng@umi.ac.id<p>Anestesi merupakan tindakan medis yang bertujuan untuk menghilangkan rasa sakit dan memastikan kenyamanan pasien. Tindakan bedah mampu menghasilakn mediator radang dan merangsang sistem saraf simpatik sehingga pada pasien dapat terjadi peningkatan kadar gula darah akibat terjadinya peningkatan hormon kontraregulator. Diduga, ketamin pada dosis rendah dapat menstabilkan fluktuasi gula darah pada pasien sedangkan pada dosis tinggi dapat meniimbulkan kondisi hiperglikemi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh adjuvan anestesi ketamin terhadap fluktuasi gula darah pada pasien pasca bedah dengan general anestesi di Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar. Penelitian ini merupakan penelitian Quasi Experimental dengan metode cross sectional pada pasien yang menjalani tindakan pembedahan menggunakan adjuvan anestesi ketamin. Pada penelitian ini memiliki 44 sampel dengan 22 sampel yang menggunakan adjuvan ketamin dan 22 sampel tanpa adjuvan sebagai kontrol. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kadar gula darah pada kelompok perlakuan lebih stabil dibandingkan dengan kelompok kontrol dapat dilihat dari waktu pengampilan gula darah sewajtu pada saat Durante-Pre Operasi (98.86 ± 19.68 : 95.09 ± 20.90vs124.95 ± 50.28 : 113.13 ± 49.27dengan nilai P=0.205 vs P<0.001) dan Post-Durante Operasi (107.36 ± 22.95 : 98.86 ± 19.68vs136.90 ± 37.88 : 124.95 ± 50.28 dengan nilai P=0.022 vs P=0.001). Penggunaan adjuvan ketamin dapat mencegah kenaikan gula darah durante operatif</p>2025-05-30T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Muh. Nur Ichsan, Faisal Sommeng, Abdul Mubdi Ardiansar Arifuddin Karim, Fendy Dwimartyono, Muh. Wirawan Harahaphttps://journal.umpr.ac.id/index.php/bjmlt/article/view/9978Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Hiperemesis Gravidarum Pada Ibu Hamil2025-05-30T15:15:18+00:00Shelvi Ovi Lestarishelviovilestariii@gmail.comDini Ria Oktaviashelviovilestariii@gmail.com<p>Menurut data dari Organisasi Kesehatan Dunia (2019) menyatakan bahwa kejadian hiperemesis gravidarum mencapai 3% dari semua kehamilan di dunia. Berdasarkan data Profil Kesehatan Jawa Timur periode 2017, kejadian hiperemesis gravidarum mencapai 465 kasus. Hiperemesis gravidarum dapat menyebabkan cadangan karbohidrat habis untuk keperluan energi, sehingga tubuh terbakar untuk beralih ke cadangan lemak dan protein. Karena pembakaran lemak tidak lengkap pembentukan badan keton dalam darah yang dapat menambah gejala klinik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang terkait dengan kejadian hiperemesis gravidarum di KRI Budhi Asih Turen, Kabupaten Malang. Metode penelitian yang digunakan adalah Corelational Analytic dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian tersebut adalah 70 ibu hamil yang mengalami hiperemsis gravidarum di KRI Budhi Asih pada Januari – Desember 2023. Teknik purposive sampling sehingga diperoleh 60 sampel sesuai kriteria inklusi dan eksklusi. Analisis data menggunakan uji chi square dengan bantuan SPSS. Hasil p-value usia ibu (0,001) > (0,05), nilai p paritas ibu (0,001) > (0,05), nilai p tingkat stres ibu (0,001) > (0,05). Dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara usia, paritas dan tingkat stres dengan kejadian hiperemesis gravidarum. Diharapkan mengetahui faktor-faktor yang terkait dengan kejadian hiperemesis gravidarum dapat meningkatkan pelayanan kehamilan untuk mencegah terjadinya hiperemesis gravidarum.</p>2025-05-30T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Shelvi Ovi Lestari, Dini Ria Oktaviahttps://journal.umpr.ac.id/index.php/bjmlt/article/view/9979Analisis Nilai Dosis Radiasi Pemeriksaan Ct-Scan Abdomen dengan Pemanfaatan Media Kontras2025-05-30T15:24:34+00:00Yeni Cahyati yenic2638@gmail.comAris Samsulyenic2638@gmail.comFrisca Thania RAyenic2638@gmail.com<p>Pemeriksaan CT-Scan <em>Abdomen </em>media kontras adalah jenis pemeriksaan CT-Scan yang untuk melihat kelainan pada bagian <em>Abdomen </em>dengan menggunakan bahan kontras untuk memperjelas gambar organ-organ dalam tubuh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai dosis radiasi yang diterima pasien pada pemeriksaan CT-Scan <em>Abdomen </em>dengan media kontras dan apakah sudah memenuhi standar yang ditentukan oleh Badan Pengawas Tenaga Nuklir. Metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif digunakan dalam penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dosis radiasi tertinggi yang diterima pasien saat tiga kali fase scanning sebesar 56.1 mGy, sedangkan dosis terendah sebesar 17.2 mGy, dan rata-rata besaran dosis yang diterima pasien saat pemeriksaan CT-Scan <em>Abdomen </em>dengan media kontras sebesar 28 mGy. Meskipun tiap fase scanning tidak melebihi standar BAPETEN pemeriksaan CT-Scan <em>Abdomen </em>dengan media kontras dilakukan tiga kali scanning terhadap satu pasien maka dari itu faktor justifikasi perlu dipertimbangkan karena melebihi batas standarnya yaitu dibawah 20 mGy.</p>2025-05-30T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Yeni Cahyati , Aris Samsul, Frisca Thania RAhttps://journal.umpr.ac.id/index.php/bjmlt/article/view/9485Gambaran Faktor Penyebab Stres Psikologi pada Penderita Tuberkulosis yang Menjalani Rawat Inap di Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar2025-03-10T06:15:55+00:00Karlinda Novira Ramadhanikarlindanovira@gmail.comFaisal Sommengfaisal.sommeng@umi.ac.idRezky Putri Indarwati Abdullahrezkyputri.abdullah@umi.ac.idDwi Anggitafaisal.sommeng@umi.ac.idMuhammad Wirasto Ismailfaisal.sommeng@umi.ac.id<p>Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular yang berdampak pada kesehatan, ekonomi, dan sosial. Peningkatan kasus TB di Indonesia, termasuk di Makassar, disertai dengan stigma dan tekanan ekonomi, yang dapat memicu stres pada penderita. Durasi pengobatan yang panjang serta efek samping obat turut memperburuk kondisi psikologis pasien. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat stres psikologi pada penderita tuberkulosis yang menjalani rawat inap di Rumah Sakit Ibnu Sina YW UMI Makassar. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Penelitian ini menunjukkan bahwa faktor pekerjaan, pendapatan, dan dukungan keluarga memiliki hubungan signifikan dengan tingkat stres pada pasien tuberkulosis paru yang menjalani rawat inap. Dukungan keluarga merupakan faktor yang paling berpengaruh, dengan mayoritas penderita mengalami stres ringan. Sementara itu, faktor usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan kepatuhan minum obat tidak berhubungan dengan tingkat stres. Dapat disimpulkan bahwa dukungan keluarga memiliki peran penting dalam mengurangi stres pada pasien tuberkulosis paru. Upaya peningkatan dukungan sosial dan ekonomi dapat membantu meningkatkan kesejahteraan psikologis pasien.</p>2025-05-30T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Karlinda Novira Ramadhani, Faisal Sommeng, Rezky Putri Indarwati Abdullah, Dwi Anggita, Muhammad Wirasto Ismailhttps://journal.umpr.ac.id/index.php/bjmlt/article/view/9274Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Ketidakpatuhan Pengobatan Penderita Kusta Pada Puskesmas Di Makassar2025-01-24T03:41:44+00:00Muhammad Edwin Raihan Abrarsri.wahyu@umi.ac.idSri Wahyusriwahyu@umi.ac.idNur Auliasriwahyu@umi.ac.idSri Vitayanisriwahyu@umi.ac.idSantriani Hadisantriani.hadi@umi.ac.id<p>Kusta (Morbus Hansen) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh Mycobacterium leprae, menyerang kulit, saraf tepi, dan jaringan tubuh lainnya. Meskipun dapat diobati secara efektif, ketidakpatuhan dalam pengobatan menjadi hambatan utama dalam upaya eradikasi kusta. Ketidakpatuhan ini disebabkan oleh berbagai faktor, seperti efek samping obat, pengetahuan yang kurang, kurangnya dukungan keluarga, dan kesulitan akses layanan kesehatan. Di Sulawesi Selatan, prevalensi kusta masih tinggi, dan tingkat kepatuhan pengobatan di puskesmas belum optimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor Penyebab ketidakpatuhan pengobatan pasien kusta di puskesmas kassi-kassi. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif dengan pendekatan Cross-sectional study. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor yang berpengaruh terhadap ketidakpatuhan pengobatan pasien kusta di Puskesmas Kassi-Kassi dan Puskesmas Tamalate meliputi tingkat pengetahuan pasien, dukungan keluarga, dan ketersediaan obat. Sebaliknya, faktor tipe kusta, efek samping obat, dan kondisi ekonomi tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap ketidakpatuhan pengobatan. Dari total 31 pasien yang diteliti, mayoritas pasien berjenis kelamin laki-laki (16 orang), berusia 26-50 tahun (13 orang), dan dengan tipe kusta Multi Basiler (MB) sebanyak 18 orang. Temuan ini menegaskan pentingnya edukasi yang memadai, penguatan dukungan keluarga, dan peningkatan ketersediaan obat untuk meningkatkan kepatuhan pasien dalam menjalani pengobatan kusta.</p>2025-05-30T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Muhammad Edwin Raihan Abrar, Sri Wahyu, Nur Aulia, Sri Vitayani, Santriani Hadihttps://journal.umpr.ac.id/index.php/bjmlt/article/view/9398Uji Efektivitas Ekstrak Etanol Serai (Cymbopogon Citratus) Terhadap Kadar Low Density Lipoprotein pada Tikus Putih Dengan Obesitas 2025-02-19T13:35:03+00:00A. Syarifah Balqis Assofiprema.hapsari@umi.ac.idPrema Hapsari Hidayatiprema.hapsari@umi.ac.idIrmayantiirmayanti.irmayanti@umi.ac.idIrna Diyana Kartika Kamaluddinirnadiyanakartika.kamaluddin@umi.ac.idFarah Ekawati Mulyadifarah.ekawatim@umi.ac.id<p>Peningkatan kadar LDL (Low Density Lipoprotein) berperan signifikan dalam proses aterosklerosis yang mendasari PJK. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh dari pemberian ekstrak etanol serai (Cymbopogon citratus) terhadap penurunan kadar LDL pada tikus putih yang obesitas. Metode penelitian ini adalah eksperimental dengan pre and post test control group design dengan menggunakan tikus putih (Rattus novergicus) yang obesitas. Hasil pada uji normalitas pada penelitian ini didapatkan data tidak terdistribusi normal sehingga digunakan uji wilcoxon untuk menilai perbandingan kadar LDL sebelum dan sesudah perlakuan. Hasil uji wilcoxon menunjukkan nilai signifikan pada kelompok kontrol positif dengan nilai p 0,043, kelompok ekstrak 150 mg/dl dengan nilai p 0,043, dan kelompok ekstrak 200 mg/dl dengan nilai p 0,042. Pada uji pos hoc mann whitney didapatkan nilai yang signifikan pada perbandingan kelompok kontrol negatif dan ekstrak 200 mg/dl dengan nilai p 0,036. Kesimpulan penelitian ini adalah ekstrak etanol serai dapat dipertimbangkan sebagai alternatif terapi alami dalam mengurangi kadar LDL, terutama pada individu dengan obesitas.</p>2025-05-30T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 A. Syarifah Balqis Assofi, Prema Hapsari Hidayati, Irmayanti, Irna Diyana Kartika Kamaluddin, Farah Ekawati Mulyadihttps://journal.umpr.ac.id/index.php/bjmlt/article/view/9397Hubungan Kadar HbA1c Terhadap Kejadian Ulkus Kaki Diabetik pada Penderita DM Tipe 2 RSUD Dr. H. Chasan Boesoirie Ternate Tahun 2023 2025-02-19T12:44:10+00:00Talita Syadia Syafisyadiatalita@gmail.comFaisal Sommengfaisal.sommeng@umi.ac.idSulfikar Rusdamsulfikarrusdam@yahoo.co.idReeny Purnamasarireenypurnamasari.juhamran@umi.ac.idPratiwi Nasir Hamzafaisal.sommeng@umi.ac.id<p><strong>Latar Belakang: </strong>Diabetes Melitus (DM) adalah penyakit metabolik kronis yang ditandai dengan hiperglikemia akibat kelainan sekresi insulin atau kerja insulin. Ulkus kaki diabetik (UKD) merupakan salah satu komplikasi kronik yang berisiko menyebabkan amputasi. Sekitar 25% penderita DM mengalami UKD, yang berisiko terjadi amputasi 5-25% dalam 6-18 bulan. <strong>Tujuan:</strong> Penelitian ini bertujuan untuk menilai hubungan kadar HbA1c dengan kejadiaan UKD pada pasien penderita DM tipe 2 di RSUD Dr. H. Chasan Boesoirie Ternate Tahun 2023. <strong>Metode:</strong> Retrospektif observasional dengan menggunakan data sekunder rekam medik. <strong>Hasil:</strong> Penelitian dilakukan pada 133 sampel pasien DM, didapatkan perempuan sebanyak 55,6% dan laki-laki 44,4% dengan prevalensi terbanyak pada usia paruh baya yaitu 51,1% dan terjadi peningkatan pada dewasa muda yaitu 21,8%. Prevalensi pasien dengan kadar HbA1c tidak terkontrol 61,7%. Uji statistik chi-square menunjukkan hubungan bermakna antara kadar HbA1c dan kejadian UKD (p-value < 0,001) di mana kontrol glukosa yang buruk meningkatkan risiko terjadi UKD. <strong>Kesimpulan: </strong>Kadar HbA1c yang tinggi memiliki kolerasi bermakna terhadap kejadian ulkus kaki diabetik pada penderita DM tipe 2 RSUD Dr. Chasan Boesoirie Ternate 2023.</p>2025-05-30T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Talita Syadia Syafi, Faisal Sommeng, Sulfikar Rusdam, Reeny Purnamasari, Pratiwi Nasir Hamzahttps://journal.umpr.ac.id/index.php/bjmlt/article/view/9980Hubungan Dukungan Keluarga Terhadap Kepatuhan Minum Obat Oat Pasien TB Paru di Poli Paru RS Wava Husada Malang2025-05-30T16:21:30+00:00Lilis Sulistiya Nengrumlilissulistiya01@gmail.comNanangNanangfalco1@gmail.com<p>Penyakit Tuberkulosis atau TBC adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri <em>Mycobacterium tuberculosis</em> di paru. Indonesia berada di urutan ke dua negara dengan kasus TBC tertinggi di dunia. Dukungan keluarga dan masyarakat mempunyai andil besar dalam meningkatkan kepatuhan pengobatan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Hubungan Dukungan Keluarga Terhadap Kepatuhan Minum Obat OAT Pasien TB Paru di Poli Paru RS Wava Husada Malang. Penelitian ini adalah jenis penelitian <em>kuantitatif</em> dengan pendekatan <em>cross-sectional study. </em>Populasi dalam penelitian ini berjumlah 39 orang, sedangkan sampel pada penelitian ini sebanyak 28 orang, dengan tehnik sampel menggunakan <em>accidental sampling. </em>Instrumen dalam penelitian ini menggunakan kuisioner dukungan keluarga dan kuisioner kepatuhan obat morisky (MMAS). Analisis <em>bivariate</em> pada penelitian ini menggunakan uji korelasi <em>Sperman Rank</em>. Hasil penelitian ini menujukan bahwa dukungan keluarga pada pasien TB paru di poli paru RS Wava Husada pada kategori baik yaitu sebanyak 21 responden (75%) dengan tingkat kepatuhan pada responden selama minum obat OAT sebagian besar patuh sebanyak 20 responden (71,5%). Hasil uji statistik antara dua variabel didapatkan (p=0,000) dengan nilai korelasi kuat nilai koefisien <em>korelasi</em> (r = 0,536) dapat disimpulkan ada hubungan antara Dukungan Keluarga terhadap Kepatuhan Minum Obat OAT Pasien TB Paru di Poli Paru RS Wava Husada Malang. Disarankan keluarga meningkatkan dukungan informasi, penilaian, instrumental dan emosional dengan harapan pasien TB paru patuh untuk minum obat OAT.</p>2025-05-30T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Lilis Sulistiya Nengrum, Nananghttps://journal.umpr.ac.id/index.php/bjmlt/article/view/9346Hubungan Antara Status Gizi dengan Kejadian Hipertensi pada Lansia di RSD Kota Tidore Kepulauan 2025-02-06T13:51:50+00:00Vaya Gaby Guraciasrini.safitri@umi.ac.idAsrini Safitriasrini.safitri@umi.ac.idPratiwi Nasir Hamzahasrini.safitri@umi.ac.idIda Royaniida.royani@umi.ac.idFarah Ekawati Mulyadifarah.ekawatim@umi.ac.id<p><strong>Latar belakang:</strong> Hipertensi adalah kondisi peningkatan tekanan darah yang dapat mengganggu pasokan oksigen dan nutrisi ke jaringan tubuh. Prevalensinya meningkat seiring bertambahnya usia, dengan lansia menjadi kelompok yang paling berisiko. Faktor-faktor seperti usia, jenis kelamin, pola makan, merokok, dan obesitas berperan dalam terjadinya hipertensi. Indeks massa tubuh (IMT) sering digunakan untuk menilai status gizi dan berhubungan erat dengan risiko hipertensi. <strong>Tujuan:</strong> Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi hipertensi pada lansia di RSD kota Tidore Kepulauan, untuk mengetahui status gizi pada lansia di RSD kota Tidore Kepulauan, serta untuk mengetahui hubungan status gizi dengan kejadian hipertensi pada lansia di RSD kota Tidore Kepulauan. <strong>Metode:</strong> Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross-sectional. Penelitian ini menggunakan data rekam medis. <strong>Hasil:</strong> Penelitian ini menunjukkan bahwa dari 91 sampel didapatkan prevalensi hipertensi pada lansia lebih banyak pada perempuan, yaitu 69,2%. Kelompok usia terbanyak adalah lanjut usia (<em>elderly</em>) yaitu 70,3%. Status gizi terbanyak adalah obesitas yaitu 52,7%. Jenis hipertensi terbanyak adalah hipertensi tingkat 1 yaitu 64,8%. Hasil analisis dengan <em>chi square</em> menyatakan terdapat hubungan yang signifikan antara status gizi dengan kejadian hipertensi pada lansia (<em>p</em> = 0,023). <strong>Kesimpulan:</strong> Berdasarkan jenis kelamin, prevalensi hipertensi pada lansia didapatkan lebih banyak pada perempuan dibandingkan dengan laki-laki. Berdasarkan status gizi, didapatkan indeks massa tubuh berlebih dan obesitas lebih banyak pada lansia dibandingkan dengan indeks massa tubuh normal dan kurang. Terdapat hubungan antara status gizi dengan kejadian hipertensi pada lansia di RSD Kota Tidore Kepulauan.</p>2025-05-30T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Vaya Gaby Guraci, Asrini Safitri, Pratiwi Nasir Hamzah, Ida Royani, Farah Ekawati Mulyadihttps://journal.umpr.ac.id/index.php/bjmlt/article/view/9399Gambaran Fungsi Kognitif pada Pasien Lanjut Usia Dengan Penyakit Jantung Koroner di Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar 2025-02-19T13:46:01+00:00Zhafirah Yasmin Ramadhanizhafirahyasminrm@gmail.comArni Isnaini Arfah arniisnaini.arfah@umi.ac.idFarah Ekawati Mulyadifarah.ekawatim@umi.ac.idNurhikmawati nurhikmawati.nurhikmawati@umi.ac.idAkina Maulidhany Tahirarniisnaini.arfah@umi.ac.id<p>Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan salah satu penyebab utama kematian di dunia, termasuk di Indonesia. Lansia memiliki risiko lebih tinggi terhadap PJK akibat perubahan fisiologis yang menyebabkan kekakuan pada jantung dan pembuluh darah. Selain itu, lansia dengan PJK juga berisiko mengalami penurunan fungsi kognitif, yang dapat berdampak pada kualitas hidup dan kemandirian mereka. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik penyakit jantung koroner pada pasien lanjut usia di Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar, serta untuk mengetahui gambaran fungsi kognitif pada pasien lanjut usia dengan penyakit jantung koroner di Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif observasional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik responden yaitu pasien lanjut usia dengan penyakit jantung koroner terbanyak adalah berjenis kelamin laki-laki, rentang usia terbanyak adalah dengan rentang usia 60-74 tahun, tingkat pendidikan terbanyak adalah SD dan pekerjaan terbanyak adalah yang telah pensiun. Gambaran fungsi kognitif pada pasien lanjut usia dengan penyakit jantung koroner di Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar terbanyak adalah mengalami gangguan fungsi kognitif ringan pada rentang usia 60-74 tahun. Maka dapat disimpulkan bahwa pasien lanjut usia dengan PJK di Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar paling banyak mengalami gangguan fungsi kognitif ringan.</p>2025-05-30T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Zhafirah Yasmin Ramadhani, Arni Isnaini Arfah , Farah Ekawati Mulyadi, Nurhikmawati , Akina Maulidhany Tahirhttps://journal.umpr.ac.id/index.php/bjmlt/article/view/9711Analisis Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Kelor (Moringa oleifera Lam.) Terhadap Pertumbuhan Pseudomonas aeruginosa2025-04-29T08:31:28+00:00Windya Nazmatur Rahmahwindy.nazmatur@gmail.comFitria Hariati Ramdhani sartikafera3@gmail.comLuthfiani Hanida windy.nazmatur@gmail.comFera Sartikasartikafera3@gmail.com<p><em>Moringa leaves (Moringa oleifera Lam.) are known to have various health benefits, one of which is their potential as an antibacterial agent. This study aims to activate the antibacterial activity of moringa leaf extract against the growth of Pseudomonas aeruginosa. The test was carried out with five treatments, namely moringa leaf extract with concentrations of 15%, 30%, 50%, positive control, and negative control. The well diffusion method was used in the test, with incubation at 37°C for 24 hours. The diameter of the inhibition zone was measured as an indicator of effectiveness. The results showed that a concentration of 15% did not produce an inhibition zone, while concentrations of 30% and 50% showed an average inhibition zone of 0.87 mm and 2.85 mm, respectively. Based on the CLSI criteria, all results were divided into resistant because the size of the inhibition zone was ≤ 15 mm. Thus, it can be concluded that moringa leaf extract has not shown optimal effectiveness in inhibiting the growth of Pseudomonas aeruginosa..</em></p>2025-04-30T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Windya Nazmatur Rahmah, Fitria Hariati Ramdhani , Luthfiani Hanida , Fera Sartikahttps://journal.umpr.ac.id/index.php/bjmlt/article/view/8238Perbedaan Penggunaan Alas Kaki Terhadap Prevalensi Jamur Penyebab Onikomikosis Pada Petani Di Kelurahan Handil Bakti Palaran2024-09-17T16:17:33+00:00Khairun Nitakhairunnita07@gmail.comSresta Azahrakhairunnita07@gmail.comSuparno Putera Makkadafikhairunnita07@gmail.com<p>Onikomikosis atau dikenal sebagai infeksi jamur kuku ditemukan di seluruh dunia dengan angka kejadian cukup tinggi di Indonesia. Infeksi jamur pada kuku dapat disebabkan oleh jamur dermatofita, non dermatofita dan <em>yeast</em>. Petani merupakan pekerjaan yang berisiko terjadinya onikomikosis karena lingkungan kerja yang berair mendukung terjadinya infeksi jamur pada kuku. Penggunaan alas kaki yang tertutup dalam waktu lama juga akan merangsang tumbuhnya jamur. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbedaan penggunaan alas kaki terhadap prevalensi tumbuhnya jamur penyebab onikomikosis pada petani. Penelitian ini menggunakan studi observasional analitik dengan pendekatan <em>cross sectional</em>. Sampel berjumlah 60 kuku kaki petani dengan teknik <em>purposive sampling.</em> Pengambilan data menggunakan lembar observasi dan pengambilan kuku kaki pada petani di Kelurahan Handil Bakti Palaran. Metode pemeriksaan dilakukan pengamatan makroskopis dengan kultur jamur pada media SDA <em>(Sabouraud Dextrose Agar)</em> dan pengamatan mikroskopis dengan pembuatan slide kultur. Analisa data menggunakan uji <em>chi square</em>. Hasil penelitian didapatkan jamur yang paling banyak menyebabkan onikomikosis dari golongan non dermatofita yaitu <em>Aspergillus sp</em> (60,0%) dan golongan dermatofita yaitu <em>Trichophyton sp</em> (10,0%). Jamur penyebab onikomikosis pada petani yang menggunakan alas kaki sebesar 36,7% dan yang tidak menggunakan alas kaki sebesar 48,3% dengan analisis statistik <em>p-value</em> sebesar 0,026 (<0,05), maka disimpulkan terdapat perbedaan signifikan terhadap alas kaki dengan kejadian onikomikosis. Petani diharapkan dapat meningkatkan kesadaran akan pentingnya penggunaan alas kaki dan selalu menjaga pola hidup bersih dan sehat saat bekerja.</p>2025-05-30T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Khairun Nita, Sresta Azahra, Suparno Putera Makkadafihttps://journal.umpr.ac.id/index.php/bjmlt/article/view/9352Analisis Kadar Vitamin D Pada Diabetes Mellitus Tipe 2 2025-02-08T08:50:20+00:00Desyani Arizadesyaniariza@yahoo.co.idAyudia Asmarani Aspulayudiaasmarani26@gmail.comAyusti Dirgaayusti.dirga12@gmail.comRifky Saldi A. Wahidrifkyfarmasi@gmail.com<p>Vitamin D diyakini membantu meningkatkan sensitivitas tubuh terhadap hormon insulin yang bertanggung jawab dalam mengatur kadar gula darah sehingga dapat mengurangi resiko resistensi insulin yang seringkali menjadi awal dari Diabetse Mellitus (DM) tipe 2. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kadar vitamin D pada pasien DM tipe 2. Jenis penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat deskriptif dengan pendekatan <em>cross sectional study. </em>Jumlah sampel sebanyak 30 yang diperiksa menggunakan Metode ELISA. Nilai normal kadar vitamin D 30-100 ng/mL. Hasil analisis kadar vitamin D pada pasien DM tipe 2 yaitu pasien dengan kadar vitamin D rendah sebanyak 7 pasien (23,3%), kadar vitamin D normal sebanyak 18 pasien (60%) dan kadar vitamin D tinggi sebanyak 5 pasien (16,6%). Kesimpulan pasien dengan kadar vitamin D normal lebih banyak dibandingkan dengan kadar vitamin D rendah dan kadar vitamin D tinggi.</p> <p> </p>2025-04-30T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Desyani Ariza, Ayudia Asmarani Aspul, Ayusti Dirga, Rifky Saldi A. Wahid