https://journal.umpr.ac.id/index.php/bjmlt/issue/feedBorneo Journal of Medical Laboratory Technology2025-11-19T09:06:06+00:00Fera Sartikalp2m@umpalangkaraya.ac.idOpen Journal Systems<p style="text-align: justify;">Borneo Journal of Medical Laboratory Technology is a Scientific Journal managed by <a title="Department of Medical Laboratory Technology Faculty of Health Science" href="http://fik.umpalangkaraya.ac.id/" target="_blank" rel="noopener">Department of Medical Laboratory Technology Faculty of Health Science</a> <a href="http://umpalangkaraya.ac.id" target="_blank" rel="noopener">Universitas Muhammadiyah Palangkaraya</a> and published twice a year (in October and April) by <a href="http://lp2m.umpalangkaraya.ac.id/" target="_blank" rel="noopener">Institute for Researches and Community Services</a> <a href="http://umpalangkaraya.ac.id/" target="_blank" rel="noopener">Universitas Muhammadiyah Palangkaraya</a>, contains articles of research and critical-analysis studies in Blood-transfusion Science, Clinical Chemistry, Hematology, Histopathology, Immunology, Microbiology, Parasitology, Toxicology, Food and drink Analysis, Molecular Biology, and other Medical Laboratory aspects.</p>https://journal.umpr.ac.id/index.php/bjmlt/article/view/11488Cover, Content, and Editorial Note from Borneo J Med Lab Tech Vol. 8 No. 1 Oktober 20252025-11-19T09:06:06+00:00Chief Editor of Borneo J Med Lab Techsartikafera3@gmail.com<p>Assalamu’alaikum Wr. Wb.</p> <p>Alhamdulillahirabbil ‘alamin. After a long wait of almost 12 years from the first stand, the scientific journal of the Department of Analyst Health (Medical Laboratory Technology) Universitas Muhammadiyah Palangkaraya can be published. BJMLT is published every 6 months (2 issues/year) every October and April. This journal aims to publish high-quality articles dedicated to all aspects of the latest outstanding developments in the field but not limited to Blood transfusion, Clinical Chemistry, Hematology, Histopathology, Immunology, Microbiology, Parasitology, Toxicology, Food and Beverage Analysis, Molecular Biology, Medical Biology, and related fields that are of interest to medical laboratory technologies, such as epidemiology, health promotion, professional ethics, and laboratory management, It was first published online in October 2018 using Open Journal System (OJS) 3.1 platform with e-ISSN 2622-6111 by URL http://journal.umpr.ac.id/index.php/bjmlt.</p> <p>This edition contains 14 articles on Hematology, Microbiology, Clinical Chemistry, and Epidemiology. Editorial boards are fully aware that there is still room for improvement in this edition; hence with all humility, they are willing to accept constructive suggestions and feedback for improvements to the publication for the next editions.</p> <p>The publication of BJMLT certainly participates in disseminating the results of research and review of science and technology development conducted by lecturers and researchers from UM Palangkaraya and other universities.</p> <p>The editorial board would like to thank the University, all editors and reviewers, and contributors of the scientific articles who have provided the repertoire in this issue. We hope that all parties, especially the contributors of the articles, could re-participate the publication's success in the next edition in April 2026.</p>2025-10-30T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Chief Editor of Borneo J Med Lab Techhttps://journal.umpr.ac.id/index.php/bjmlt/article/view/9568Hubungan Status Gizi Dengan Derajat Hipertensi Di RSUD Abepura Jayapura 2025-03-26T14:18:36+00:00Muh.Khaidir Dedimuhammadkhaidir0105@gmail.comAsrini Safitriasrini.safitri@umi.ac.idPratiwi Nasir Hamzahasrini.safitri@umi.ac.idAryanti R Bamahry asrini.safitri@umi.ac.idAbdul Mubdi Ardiansar Arifuddin Karimasrini.safitri@umi.ac.id<p>Prevalensi hipertensi terus meningkat secara global, termasuk di Indonesia. Hipertensi merupakan faktor risiko utama berbagai penyakit serius seperti stroke, penyakit jantung koroner, dan ginjal. Salah satu faktor yang berkontribusi terhadap hipertensi adalah status gizi yang tidak seimbang, terutama obesitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui status gizi pasien hipertensi di RSUD Abepura Jayapura, untuk mengetahui derajat hipertensi pada pasien hipertensi di RSUD Abepura Jayapura, serta untuk mengetahui hubungan antara status gizi dengan derajat hipertensi di RSUD Abepura Jayapura. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah analitik observasional dengan pendekatan cross sectional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penilaian status gizi tertinggi pada pasien hipertensi di RSUD Abepura yaitu status gizi obesitas derajat 2 dengan frekuensi 64% (32 orang). Pasien hipertensi di RSUD Abepura Jayapura didapatkan pasien dengan derajat hipertensi terbanyak yaitu hipertensi derajat 2 dengan frekuensi 38 orang. Berdasarkan hasil penelitian terkait hubungan status gizi dengan derajat hipertensi disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara status gizi dan derajat hipertensi. Dapat disimpulkan bahwa obesitas memiliki peran penting dalam peningkatan derajat hipertensi, di mana semakin tinggi indeks massa tubuh seseorang, semakin besar risiko mengalami hipertensi yang lebih berat. Oleh karena itu, pemantauan status gizi dan pengendalian berat badan menjadi langkah penting dalam pencegahan dan pengelolaan hipertensi.</p>2025-10-30T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Muh.Khaidir Dedi, Asrini Safitri, Pratiwi Nasir Hamzah, Aryanti R Bamahry , Abdul Mubdi Ardiansar Arifuddin Karimhttps://journal.umpr.ac.id/index.php/bjmlt/article/view/9666Hubungan Status Gizi Dengan Kejadian Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) Pada Anak Di RS Ibnu Sina Tahun 2021 - 2023 2025-04-28T02:46:45+00:00Siti Fayka Khairunnisadrsitifaykhair@gmail.comSri Wahyusri.wahyu@umi.ac.idSri Wahyuni Gayatri B.sriwahyuni.gayatri@umi.ac.idAsrini Safitriasrini.safitri@umi.ac.idArni Isnaini Arfaharniisnaini.arfah@umi.ac.id<p>Salah satu faktor yang berperan dalam kejadian DBD adalah status gizi, yang berpengaruh terhadap respons imun tubuh dalam menghadapi infeksi. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa anak dengan status gizi kurang maupun obesitas lebih berisiko mengalami DBD dengan derajat yang lebih berat. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik penderita pada pasien anak Demam Berdarah Dengue (DBD) di RS Ibnu Sina Makassar tahun 2021 – 2023, mengetahui status gizi pada pasien anak Demam Berdarah Dengue (DBD) di RS Ibnu Sina Makassar tahun 2021 – 2023, serta untuk mengetahui hubungan antara status gizi dan derajat Demam Berdarah Dengue (DBD) di RS Ibnu Sina Makassar tahun 2021 - 2023. Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah jenis penelitian analitik deskriptif. Hasil peneltian menunjukkan bahwa karakteristik penderita pada pasien anak Demam Berdarah Dengue (DBD) di RS Ibnu Sina Makassar tahun 2021 – 2023 memiliki mayoritas penderita dengan jenis kelamin perempuan dan usia antara 6 – 10 tahun serta derajat infeksi terbanyak yang datang rawat inap adalah DBD Grade. Hasil menunjukkan bahwa status gizi terbanyak pada pasien anak Demam Berdarah Dengue (DBD) di RS Ibnu Sina Makassar tahun 2021 – 2023 adalah status gizi baik (Health Weight). Terdapat hubungan yang bermakna antara status gizi dan derajat Demam Berdarah Dengue (DBD) di RS Ibnu Sina Makassar tahun 2021 – 2023. Maka dapat disimpulkan bahwa status gizi berperan dalam tingkat keparahan DBD pada anak, sehingga pemantauan status gizi dapat menjadi faktor penting dalam upaya pencegahan dan penanganan DBD.</p>2025-11-19T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Siti Fayka Khairunnisa, Sri Wahyu, Sri Wahyuni Gayatri B., Asrini Safitri, Arni Isnaini Arfahhttps://journal.umpr.ac.id/index.php/bjmlt/article/view/9960Hubungan Kualitas Tidur dan Kadar Gula Darah Puasa Pada Pasien Diabetes Melitus di Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar2025-05-28T02:54:32+00:00Agnes Feterina Parwati Gosalagnesfeterinagosal@icloud.comPrema Hapsari Hidayatiprema.hapsari@umi.ac.idA. Husni Esa Darussalamahusniesa.darussalam@umi.ac.idAndi Kartini Eka Yanti Yantiandikartinieka.yanti@umi.ac.idIrna Diyana Kartika Kamaluddin irnadiyanakartika.kamaluddin@umi.ac.id<p>Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit metabolik yang umum di seluruh dunia, termasuk di Indonesia, dengan prevalensi yang terus meningkat. Kadar glukosa darah yang tinggi pada penderita DM sering disebabkan oleh resistensi insulin dan gangguan sekresi insulin. Salah satu faktor yang mempengaruhi pengelolaan DM adalah kualitas tidur, yang diketahui dapat mempengaruhi kadar glukosa darah puasa (GDP). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kualitas tidur dan kadar GDP pada pasien DM di Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar. Metode yang digunakan adalah penelitian analitik observasional dengan desain cross-sectional yang melibatkan 36 pasien DM yang memenuhi kriteria inklusi. Kualitas tidur diukur menggunakan kuisioner Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI), dan kadar GDP diukur menggunakan glukometer. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 75% pasien mengalami kualitas tidur yang buruk, dengan 55,6% pasien memiliki kadar GDP yang tidak terkontrol (≥126 mg/dL). Analisis bivariat menggunakan uji Chi-square menunjukkan hubungan signifikan antara kualitas tidur dan kadar GDP (<em>p-value</em> 0,049), di mana pasien dengan kualitas tidur baik memiliki kontrol gula darah yang lebih baik. Temuan ini menegaskan bahwa kualitas tidur merupakan faktor penting dalam pengelolaan diabetes, dan memperbaiki kualitas tidur dapat membantu meningkatkan kontrol glikemik pada pasien. Oleh karena itu, intervensi yang fokus pada perbaikan kualitas tidur, seperti manajemen stres dan kebiasaan tidur sehat, harus menjadi bagian dari strategi pengelolaan diabetes.</p>2025-11-19T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Agnes Feterina Parwati Gosal, Prema Hapsari Hidayati, A. Husni Esa Darussalam, Andi Kartini Eka Yanti Yanti, Irna Diyana Kartika Kamaluddin https://journal.umpr.ac.id/index.php/bjmlt/article/view/9970Analisis Faktor Penyebab Infeksi Cacing Tambang Pada Petani Dengan Gejala Anemia Di Desa Cibelok Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang2025-06-09T00:07:59+00:00Abdul Ghofuromopung@gmail.comHanun Nurfadilla Humeirahanunnurfadilla178@gmail.com<p>Penyakit kecacingan merupakan penyakit yang diakibatkan infeksi cacing atau <em>helminth</em>. Spesies utama yang menginfeksi manusia adalah cacing gelang (<em>Ascaris lumbricoides</em>), cacing cambuk (<em>Trichuris trichiura</em>), dan cacing tambang (<em>Necator americanus</em> dan <em>Ancylostoma duodenale</em>). Cacing tambang merupakan cacing yang cukup berbahaya. Penyakit yang ditimbulkan oleh cacing tambang yaitu Ankilostomiasis, dapat menyebabkan anemia bagi penderita. Penelitian ini bertujuan untuk mengindentifikasi telur cacing tambang sp. pada petani dengan gejala anemia di Desa Cibelok Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang. Penelitian ini menggunakan desain penelitian yang bersifat deskriptif dengan pendekatan cross-sectional, dengan pengambilan sampel menggunakan metode <em>purposive sampling. </em>Pemeriksaan sampel penelitian dilakukan dengan metode sedimentasi untuk mendeteksi telur cacing tambang dengan memanfaatkan gaya sentrifugasi untuk memisahkan telur cacing dari sampel. Hasil pemeriksaan didapatkan bahwa seluruh sampel yang diperiksa adalah negatif telur cacing tambang. Hasil tersebut dikarenakan sebagian besar responden telah menerapkan personal hiegene yang baik, seperti mencuci tangan menggunakan sabun sebelum makan, rutin memotong kuku minimal satu minggu sekali, dan tidak membuang air besar di lingkungan sawah. Berdasarkan hasil tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ditemukan adanya telur cacing tambang sp. pada petani dengan gejala anemia di Desa Cibelok, Kecamatan Taman, Kabupaten Pemalang.</p>2025-11-19T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Abdul Ghofur, Hanun Nurfadilla Humeirahttps://journal.umpr.ac.id/index.php/bjmlt/article/view/10186Determinants of Nurses’ Job Satisfaction: A Cross-Sectional Study in an Indonesian Public Hospital2025-06-30T05:18:31+00:00Aida Rachmiana ida.rachmiana@ar-raniry.ac.idSuryadi Suryadisuryadi.skm@ar-raniry.ac.id<p>Job satisfaction is a key element in achieving optimal performance and quality of care among nurses, particularly in public healthcare institutions where structural and psychological challenges often intersect. This study aims to identify and analyze six workplace factors such as job characteristics, promotion opportunities, working conditions, salary, supervision, and peer relationships that influence nurses' job satisfaction at Meuraxa General Hospital in Banda Aceh, Indonesia. A quantitative, cross-sectional study was conducted involving 77 civil servant nurses selected through total sampling. Data were collected using a structured questionnaire and analyzed using bivariate and multivariate linear regression. The results revealed that job characteristics, salary, and peer relationships had a statistically significant positive effect on job satisfaction in both bivariate and multivariate models. In contrast, promotion, supervision, and working conditions were significant only in the bivariate analysis, suggesting their influence diminishes when analyzed alongside stronger variables. The study concludes that meaningful job design, fair compensation, and collegial support are essential drivers of job satisfaction in the nursing profession. These findings offer valuable input for hospital management and policymakers to enhance nurse engagement, reduce turnover, and improve service quality. Future research may expand to include qualitative perspectives and explore these dynamics across various healthcare settings in Indonesia.</p>2025-11-19T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Aida Rachmiana , Suryadi Suryadihttps://journal.umpr.ac.id/index.php/bjmlt/article/view/10230Analisa Tingkat Capaian Pelaporan Hasil Kritis Laboratorium Sebelum Dan Sesudah Penggunaan Laboratory Information System (LIS)2025-09-05T13:00:47+00:00Ni Putu Yuli Purnama Sariyulipurnama23@yahoo.comAnak Agung Ayu Eka Cahyaniyulipurnama2307@gmail.comNi Wayan Desi Bintariyulipurnama23@yahoo.comPutu Ayu Parwatiyulipurnama23@yahoo.com<p>Hasil kritis laboratorium adalah hasil yang menunjukkan adanya resiko yang dapat mengancam nyawa pasien dan segera dilaporkan. Pelaporan hasil kritis laboratorium berhasil tercapai dengan baik dengan memperhatikan waktu pelaporan ≤ 30 menit, capaian indikator mutu 100%, dan informasi pelaporan lengkap terdokumentasi. Rumah Sakit menerapkan sistem <em>LIS </em>yang terintegrasi dengan <em>Hospital Information System</em> <em>(HIS)</em>. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat capaian pelaporan hasil kritis laboratorium sebelum dan sesudah penggunaan <em>LIS</em> di RS Bangli Medika Canti. Jenis penelitian ini menggunakan penelitian analisis deskriptif dengan pendekatan <em>cross-sectional. </em>Sampel dari penelitian ini adalah seluruh capaian kegiatan pelaporan hasil pemeriksaan laboratorium tahun 2023 dan 2024 di RS Bangli Medika Canti. Hasil analisa sebelum penggunaan <em>LIS</em> adalah waktu pelaporan 36 menit, capaian indikator mutu 94,3%, dan informasi tidak terdokumentasi lengkap. Hasil analisa sesudah penggunaan <em>LIS</em> adalah waktu pelaporan 10 menit, capaian indikator mutu 100%, dan informasi lengkap terdokumentasi.Berdasarkan hasil tersebut tingkat capaian pelaporan hasil kritis laboratorium tercapai dengan baik dengan penggunaan <em>LIS. </em>Peran <em>LIS</em> dapat membantu meningkatkan efisiensi komunikasi untuk pelaporan hasil kritis laboratorium karena sedikit melibatkan pihak lain dan informasi lengkap pada sistem</p>2025-11-19T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Ni Putu Yuli Purnama Sari, Anak Agung Ayu Eka Cahyani, Ni Wayan Desi Bintari, Putu Ayu Parwatihttps://journal.umpr.ac.id/index.php/bjmlt/article/view/10281Hubungan Tekanan Darah terhadap Kadar Kreatinin pada Perokok Aktif di Wilayah Kerja Puskesmas Palaran2025-07-31T11:28:28+00:00Wahyu Haryantiharyantiiiw.251@gmail.comSupri Hartinitini.tinipjt@gmail.comDwi Hendrianidwihendriani@gmail.comDidi Irwadialya_irwadi@yahoo.com<p>Kebiasaan merokok berperan dalam meningkatkan risiko gangguan pada sistem kardiovaskular dan fungsi ginjal. Kandungan nikotin dalam rokok dapat menyebabkan vasokonstriksi dan memicu peningkatan tekanan darah. Tekanan darah yang tinggi dapat berdampak terhadap kadar kreatinin serum, yang sering digunakan sebagai indikator fungsi filtrasi ginjal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan antara tekanan darah dengan kadar kreatinin pada perokok aktif di wilayah kerja Puskesmas Palaran. Desain penelitian ini adalah observasional analitik dengan pendekatan potong lintang (cross-sectional) dan menggunakan teknik purposive sampling. Sampel terdiri dari 41 laki-laki perokok aktif. Data dikumpulkan melalui kuesioner dan pemeriksaan tekanan darah serta kadar kreatinin serum. Uji normalitas dilakukan menggunakan Shapiro-Wilk, sedangkan analisis hubungan dilakukan dengan uji Pearson dan Spearman. Hasil analisis menunjukkan adanya korelasi positif yang signifikan antara tekanan darah dan kadar kreatinin serum (<em>r</em> = 0,511; <em>p</em> < 0,001) dengan kekuatan hubungan sedang. Selain itu, jumlah rokok yang dikonsumsi per hari juga memiliki hubungan signifikan dengan tekanan darah (<em>r</em> = 0,443; <em>p</em> = 0,004) serta kadar kreatinin (<em>r</em> = 0,492; <em>p</em> = 0,001). Disimpulkan bahwa peningkatan tekanan darah memiliki keterkaitan dengan peningkatan kadar kreatinin pada perokok aktif. Upaya edukasi kesehatan dan pemeriksaan rutin penting dilakukan guna mengantisipasi risiko Hipertensi dan gangguan ginjal sedini mungkin.</p>2025-11-19T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Wahyu Haryanti, Supri Hartini, Dwi Hendriani, Didi Irwadihttps://journal.umpr.ac.id/index.php/bjmlt/article/view/10384Manajemen Analisis Beban Kerja Ahli Teknologi Laboratorium Medis di Puskesmas Kota Denpasar2025-09-06T04:01:02+00:00I Made Wira Suthawirasutha0@gmail.comAnak Agung Ayu Eka Cahyaniwirasutha0@gmail.comNi Luh Gede Puspita Yantiwirasutha0@gmail.comI Dewa Agung Ketut Sudarsanawirasutha0@gmail.com<p style="font-weight: 400;">Puskesmas sebagai fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama memainkan peran penting dalam pelayanan kesehatan masyarakat. Ahli Teknologi Laboratorium Medik (ATLM) memiliki fungsi vital dalam mendukung proses diagnostik. Beban kerja yang tinggi dapat menyebabkan kelelahan dan menurunkan mutu pelayanan laboratorium. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesesuaian beban kerja dengan jumlah tenaga ATLM di Puskesmas Kota Denpasar menggunakan metode Workload Indicators of Staffing Need (WISN). Metode yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dengan total sampling terhadap 24 ATLM di 11 Puskesmas. Data dikumpulkan melalui kuesioner WISN dan dokumentasi aktivitas kerja, lalu dianalisis menggunakan perhitungan beban kerja nyata dan waktu kerja efektif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 81,8% Puskesmas mengalami kekurangan tenaga ATLM. Rata-rata beban kerja tahunan melebihi waktu kerja efektif (5.571 jam vs. 1.752 jam). Total kekurangan tenaga ATLM mencapai 11 orang. Dapat disimpulkan bahwa sebagian besar Puskesmas di Kota Denpasar belum memiliki jumlah tenaga ATLM yang sesuai dengan beban kerja aktual.</p>2025-11-19T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 I Made Wira Sutha, Anak Agung Ayu Eka Cahyani, Ni Luh Gede Puspita Yanti, I Dewa Agung Ketut Sudarsanahttps://journal.umpr.ac.id/index.php/bjmlt/article/view/10407Uji Efektivitas Eco-enzyme sebagai Hand Sanitizer Alami dalam Meminimalisir Angka Kuman pada Tangan Mahasiswa Jurusan Teknologi Laboratorium Medis2025-07-29T06:46:12+00:00Nirmala Nirmalairmaa110204@gmail.comTiara Dini Harlitanonaranita@gmail.comGanea Qorry Ainaganea.aina@gmail.comI Gede Andika Sukarya dkha87@gmail.com<p>Kebersihan tangan merupakan langka penting dalam mencegah penyebaran penyakit menular seperti diare, terutama di negara berkembang seperti Indonesia. <em>Hand sanitizer</em> berbahan alkohol efektif membunuh kuman, namun penggunaannya secara berlebihan dapat menyebabkan iritasi kulit. Oleh karena itu, alternatif berbasis bahan alami seperti <em>eco-enzyme</em> yang berasal dari fermentasi limbah organik seperti kulit jeruk nipis dan daun singkong dapat menjadi alternatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas <em>eco-enzyme</em> sebagai <em>hand sanitizer</em> alami dalam meminimalisir angka kuman pada tangan mahasiswa Jurusan Teknologi Laboratorium Medis. Penelitian menggunakan metode <em>Quasi Experiment</em> dengan rancangan <em>One Group Pretest-Posttest</em> <em>Design</em>. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik <em>purposive sampling</em> terhadap 30 responden. Sampel diambil menggunakan metode swab sebelum dan sesudah penggunaan <em>hand sanitizer</em> alami berbasis <em>eco-enzyme</em>, lalu dikultur pada media PCA menggunakan metode tuang. Data dianalisis secara univariat dan bivariat menggunakan metode Uji <em>Wilcoxon</em>. Hasil menunjukkan rata-rata angka kuman sebelum penggunaan <em>hand sanitizer</em> alami adalah 9 CFU/cm² dan setelah penggunaan menurun menjadi 5 CFU/cm². Berdasarkan uji <em>Wilcoxon</em> diperoleh nilai <em>p-value</em> sebesar 0,006 (<em>p</em><0,05), maka hasil tersebut menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan pada jumlah angka kuman sebelum dan sesudah penggunaan <em>hand sanitizer</em> berbasis <em>eco-enzyme</em> pada tangan Mahasiswa Jurusan Teknologi Laboratorium Medis. Dengan demikian, <em>hand sanitizer</em> berbasis <em>eco-enzyme</em> efektif dalam menurunkan angka kuman pada tangan mahasiswa Jurusan Teknologi Laboratorium Medis.</p>2025-11-19T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Nirmala Nirmala, Tiara Dini Harlita, Ganea Qorry Aina, I Gede Andika Sukarya https://journal.umpr.ac.id/index.php/bjmlt/article/view/10412Perbandingan Kualitas Blok Parafin Jaringan Apendiks Pada Pewarnaan Hematoksilin Eosin Berdasarkan Lama Penyimpanan2025-07-30T06:34:55+00:00Alya Putri Ananda Dudapalya8491@gmail.comYeni Rahmawatipalya8491@gmail.comYuyun Nailufarpalya8491@gmail.com<p>Penyimpanan blok parafin merupakan tahapan penting dalam manajemen spesimen histopatologi untuk diagnosis lanjutan. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan kualitas blok parafin jaringan apendiks berdasarkan lama penyimpanan pada 5 tahun dan 10 tahun. Penelitian ini menggunakan pendekatan observasional analitik dengan desain potong lintang dan analisis kualitatif. Sampel terdiri dari 10 blok parafin (5 tahun 5 blok dan 10 tahun 5 blok) serta 20 preparat hasil pewarnaan hematoksilin eosin. Penilaian dilakukan secara makroskopis yang dinilai oleh observer ATLM dan peneliti serta, mikroskopis oleh observer dokter spesialis patologi anatomik dan peneliti. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-April 2025. Hasil menunjukkan blok dari kedua kelompok memiliki kualitas baik. Tidak ditemukan perbedaan berdasarkan lama penyimpanan, dibuktikan melalui hasil pewarnaan Hematoksilin-Eosin (HE). Simpulan penelitian ini adalah blok parafin jaringan apendiks 5 tahun dan 10 tahun menunjukkan kualitas yang layak digunakan kembali, mendukung pentingnya penyimpanan yang baik.</p>2025-11-19T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Alya Putri Ananda Duda, Yeni Rahmawati, Yuyun Nailufarhttps://journal.umpr.ac.id/index.php/bjmlt/article/view/10416Aktivitas Antibakteri Kombinasi Ekstrak Etanol Umbi Bawang Dayak dan Rimpang Jahe Merah terhadap Escherichia coli 2025-09-06T03:47:02+00:00Tiara Dini Harlitadosentiara18@gmail.comAstiara Astiaradosentiara18@gmail.com<p>Resistensi antibiotik pada penyakit infeksi bakteri saluran cerna dapat diatasi dengan alternatif menggunakan tanaman obat seperti umbi bawang dayak dan rimpang jahe merah. Penelitian ini bertujuan menguji aktivitas antibakteri kombinasi ekstrak etanol umbi bawang dayak dengan rimpang jahe merah serta efektivitasnya dalam menghambat pertumbuhan <em>E. coli</em>. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan Rancangan Acak Lengkap satu faktor yaitu kombinasi ekstrak etanol umbi bawang dayak dan rimpang jahe merah dengan 3 variasi perbandingan 1 : 1, 1 : 2 dan 2 : 1 pada konsentrasi 75 mg/mL. Uji dilakukan terhadap bakteri <em>E. coli</em> menggunakan teknik difusi <em>Kirby Bauer</em>, adapun kontrol positifnya Kloramfenikol 30 μg/mL dan kontrol negatifnya aquadest steril dan Polysorbat 80. Analisis data menggunakan uji <em>Kruskal-Wallis</em>. Hasil penelitian menunjukkan adanya aktivitas penghambatan terbaik yang terbentuk dari kombinasi ekstrak perbandingan 2:1 (90,74 %) dengan efektivitas (38,13%). Pada uji <em>Kruskal-Wallis</em> diperoleh nilai signifikan (p < 0,05) dapat disimpulkan bahwa seluruh perbandingan kombinasi ekstrak yang digunakan memiliki aktivitas antibakteri terhadap <em>E. coli</em>, namun potensinya dibawah Kloramfenikol 30 μg/mL. Oleh karena itu, kombinasi ekstrak tidak dapat menggantikan Kloramfenikol 30 μg/mL sebagai antidiare, namun dapat digunakan sebagai alternatif pengobatan penyakit diare yang disebabkan oleh <em>E. coli</em>.</p>2025-11-19T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Tiara Dini Harlita, Astiara Astiarahttps://journal.umpr.ac.id/index.php/bjmlt/article/view/10418Manajemen Pelayanan Kebidanan Terpadu Terhadap Kejadian Komplikasi Persalinan2025-07-31T03:56:34+00:00Devy Lestari Nurul Auliadv.aulia87@univbatam.ac.idArum Dwi Anjaniarum.dwianjani05@univbatam.ac.idDwi Romaniadwiromiana15@gmail.comDivani Salsa Billadivanisalsabilla@gmail.comIndah Khairunnisa Salsabillaindhsalsabilla04@gmail.comGracia Alfa Rianigraciaalfa6@gmail.comNasha Aqeelanasyaaqeela74@gmail.comSelvi Andini Isna Rahmadhaniselfyandini031103@gmail.comTera Nefertitinefertitichania@gmail.com<p>Manajemen pelayanan kebidanan terpadu merupakan pendekatan komprehensif yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan bayi, serta mengurangi angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) di Indonesia. Pendekatan ini mencakup pelayanan antenatal care (ANC) yang meliputi enam kali kunjungan selama kehamilan, perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi (P4K), serta pelayanan pascapersalinan yang terkoordinasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas manajemen pelayanan kebidanan terpadu dalam mengurangi komplikasi persalinan dan kematian ibu serta bayi, dengan menganalisis hasil penelitian terkait yang diterbitkan antara 2021 hingga 2025. Hasil tinjauan literatur menunjukkan bahwa implementasi ANC terpadu dapat menurunkan risiko komplikasi persalinan hingga 25%-30%. Program P4K terbukti efektif dalam mengurangi keterlambatan penanganan komplikasi dengan memastikan kesiapan fasilitas kesehatan dan keterlibatan keluarga dalam proses pengambilan keputusan. Namun, tantangan yang dihadapi termasuk ketidakmerataan akses pelayanan kesehatan di daerah terpencil dan keterbatasan pelatihan bagi tenaga medis dalam manajemen komplikasi. Penguatan kapasitas tenaga kesehatan, peningkatan infrastruktur, serta penerapan model pelayanan berbasis bukti (evidence-based practice) dan berpusat pada pasien (patient-centered care) menjadi kunci untuk meningkatkan kualitas pelayanan kebidanan terpadu. Secara keseluruhan, manajemen pelayanan kebidanan terpadu berpotensi besar dalam menurunkan AKI dan AKB, asalkan diiringi dengan kebijakan yang berbasis data dan peningkatan kolaborasi antara sektor kesehatan dan pemerintah.</p>2025-11-19T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Devy Lestari Nurul Aulia, Arum Dwi Anjani, Dwi Romania, Divani Salsa Billa, Indah Khairunnisa Salsabilla, Gracia Alfa Riani, Nasha Aqeela, Selvi Andini Isna Rahmadhani, Tera Nefertitihttps://journal.umpr.ac.id/index.php/bjmlt/article/view/10601Gambaran Kadar Enzim Cholinesterase Dalam Darah Petani Bawang Merah Pengguna Organofosfat Di Desa Sumberbulu-Tegalsiwalan Kabupaten Probolinggo.2025-09-07T09:59:16+00:00Chotimah Chusnulchusnulc711@gmail.comPrevita Zeizar Rahmawatiprevita.zr@stikesmaharani.ac.idErni Yohani Mahtutiprevita.zr@stikesmaharani.ac.id<p>Organofosfat merupakan golongan pestisida yang biasa digunakan dalam aktivitas pertanian. Pestisida ini diketahui memiliki pengaruh toksik terhadap sistem saraf melalui penghambatan enzim <em>cholinesterase</em>. Bahaya paparan organofosfat menyebabkan keracunan dengan gejala mual, muntah, sakit kepala, kejang-kejang, bahkan kematian. Sehingga keracunan organofosfat dapat dinilai dengan kadar enzim cholinesetrase dalam darah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kadar enzim cholineterase pada petani bawang merah di Desa Sumberbulu Kecamatan Tegalsiwalan Kabupaten Probolinggo. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan 17 serum darah dari 24 petani bawang merah yang dipilih secara purposive sampling . Aktivitas enzim <em>cholinesetrase </em>diukur dengan instrumen fotometer biolyzer 100 menggunakan sampel serum darah dan menunjukkan hasil 2 (11,8%) dari 17 (100%) serum darah mengalami penurunan enzim cholinesetrase sedangkan 15 (88,2%) lainnya normal. Hasil analisis statistik hubungan parameter usia (p=0,016) dan kelengkapan APD (p=0,032) menunjukan hubungan signifikan terhadap <em>cholinesetrase</em>. Sedangkan parameter masa kerja (p=0,517) , lama penyemprotan (p=0,233), dan posisi penyemprotan (p=0,668) diketahui tidak memiliki hubungan terhadap penurunan kadar enzim <em>cholinesetrase</em>. Berdasarkan hasil penelitian diketahui penurunan enzim <em>cholinesetrase</em> terjadi pada petani yang memiliki usia 46-60 tahun dengan penggunaan APD tidak lengkap. Sehingga parameter usia dan APD diketahui memiliki hubungan yang signifikan terhadap kejadian penurunan kadar enzim <em>cholinesetrase</em>.</p>2025-10-30T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Chotimah Chusnul, Previta Zeizar Rahmawati, Erni Yohani Mahtutihttps://journal.umpr.ac.id/index.php/bjmlt/article/view/10605Literature Review: Kandungan dan manfaat daun bidara (Ziziphus mauritiana)2025-09-06T03:29:55+00:00Salma Umarellasalmaumarella07@gmail.comAryanti R Bamahryaryantibamahry@umi.ac.idA. Millaty Hafifah Dirgahayu Lantaraaryantibamahry@umi.ac.id<p>Bidara (<em>Ziziphus mauritiana</em>) merupakan tanaman tropis dari famili <em>Rhamnaceae</em> yang memiliki berbagai kandungan bioaktif dengan potensi manfaat farmakologis. Studi ini merupakan <em>literature review</em> yang bertujuan merangkum kandungan dan manfaat daun bidara (<em>Ziziphus mauritiana</em>) berdasarkan publikasi 5 tahun terakhir (2021-2025) dengan pencarian literatur dilakukan melalui Goggle scholar, Pubmed, dan NCBI. Hasil telaah menunjukan bahwa daun bidara kaya akan flavonoid (rutin, quercetin, kaempferol), fenolik, alkaloid, saponin, tanin, dan senyawa triterpenoid yang berkontribusi pada berbagai aktivitas biologis. Secara farmakologis, ekstrak daun bidara terbukti memiliki efek antioksidan, antiinflmasi, analgesik, antibakteri, antipiretik, merangsang pertumbuhan rambut, serta berpotensi sebagai terapi alternatif untuk sindrom ovarium polikistik (PCOS). Aktivitas antioksidan terutama terkait dengan kandungan fenolik dan flavonoid, sedangkan efek antiinflmasasi dan analgesik dikaitkan dengan penghambatan mediator inflamasi seperti COX-2, TNF-α, IL-6. Aktivitas antibakteri berasal dari senyawa metabolit sekunder yang dapat mengganggu permeabilitas membran sel bakteri. Dengan berbagai efek farmakologis ini, daun bidara memiliki potensi besar sebagai sumber agen terapeutik alami yang mendukung pengembangan obat herbal berbasis bukti ilmiah.</p>2025-10-30T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Salma Umarella, Aryanti R Bamahry, A. Millaty Hafifah Dirgahayu Lantarahttps://journal.umpr.ac.id/index.php/bjmlt/article/view/10638Hubungan Kadar Leukosit Dengan Kadar Eritrosit Pada Pasien Leukemia Limfoblastik Akut (LLA) Di RSUP DR. Sardjito Yogyakarta2025-09-05T13:18:19+00:00Dicky Chabib Dwiartadickypakei29@gmail.comIsmarwati Ismarwatidickypakei29@gmail.comArifiani Agustin Amaliadickypakei29@gmail.com<p>Leukemia Limfoblastik Akut merupakan jenis kanker sel limfoblas yang ditandai oleh proliferasi sel leukosit tidak normal yang dapat mengganggu produksi komponen darah lain, termasuk eritrosit. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan kadar leukosit dengan kadar eritrosit pada pasien leukemia limfoblastik akut di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. Penelitian menggunakan desain observasional analitik cross-sectional dengan data sekunder rekam medis pasien leukemia limfoblastik akut periode Januari-Desember 2024. Sampel diperoleh melalui teknik total sampling, dengan kriteria inklusi pasien berusia 0–17 tahun yang memiliki data pemeriksaan kadar leukosit dan kadar eritrosit pada saat diagnosis awal. Analisis dilakukan menggunakan uji <em>Chi-Square</em> pada tingkat signifikansi α=0,05. Kebanyakan pasien memiliki kadar leukosit tinggi (51,7%) dan kadar eritrosit rendah (75,0%), terutama dalam kelompok usia 0–5 tahun dan pada jenis kelamin laki-laki. Namun, uji <em>Chi-</em><em>Square</em> menunjukkan tidak ada hubungan signifikan antara kadar leukosit dan eritrosit (p=0,463). Meskipun secara klinis kadar leukosit meningkat dan eritrosit menurun pada pasien LLA, tidak terdapat hubungan statistik signifikan antara keduanya. Penelitian lanjutan dengan desain prospektif diperlukan untuk eksplorasi lebih lanjut hubungan tersebut. Temuan ini penting untuk pemantauan dan pengelolaan hematologi pasien LLA secara lebih komprehensif.</p>2025-10-30T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Dicky Chabib Dwiarta, Ismarwati Ismarwati, Arifiani Agustin Amaliahttps://journal.umpr.ac.id/index.php/bjmlt/article/view/10711Analisis Cross-Sectional Faktor Manusia, Organisasi Dan Kesesuaian Teknologi Terhadap Implementasi Electronic Medical Record Di RSU Kota Tidore Kepulauan2025-09-06T03:35:39+00:00Fahrianti Samadfahriantiammd29@gmail.comMuhammad Hadifahriantiammd29@gmail.comSuherman Suhermanfahriantiammd29@gmail.com<p>Perkembangan era digital mendorong transformasi layanan kesehatan, termasuk melalui kebijakan pemerintah yang mewajibkan implementasi Rekam Medis Elektronik (RME) di seluruh fasilitas kesehatan. RME berperan penting dalam meningkatkan efisiensi pelayanan, mempercepat akses informasi medis, serta memperkuat koordinasi antar tenaga kesehatan. Dalam perspektif Islam, pemanfaatan teknologi kesehatan sejalan dengan prinsip itqan dan maqashid syariah, khususnya dalam menjaga keselamatan pasien dan meningkatkan kualitas layanan. Namun, keberhasilan implementasi RME dipengaruhi oleh faktor manusia, organisasi, dan teknologi sebagaimana dijelaskan dalam kerangka UTAUT. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis cross-sectional implementasi RME terhadap faktor manusia, organisasi dan kesesuaian teknologi di RSU Kota Tidore Kepulauan. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan pendekatan survei untuk mengumpulkan data empiris yang diperlukan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor manusia berpengaruh positif dan signifikan terhadap implementasi RME (β = 0,154; p = 0,046). Faktor organisasi juga berpengaruh positif dan signifikan (β = 0,499; p = 0,000). Kesesuaian teknologi menjadi faktor dominan dengan pengaruh terbesar terhadap implementasi RME (β = 0,506; p = 0,000). Secara simultan, ketiga variabel tersebut berkontribusi signifikan terhadap keberhasilan implementasi RME di RSU Kota Tidore Kepulauan. Penelitian ini menyimpulkan bahwa keberhasilan implementasi RME dipengaruhi oleh faktor manusia, organisasi, dan terutama kesesuaian teknologi sebagai faktor paling dominan. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan mutu pelayanan kesehatan digital memerlukan penguatan kompetensi tenaga kesehatan, dukungan organisasi, serta penerapan teknologi yang sesuai dan berkelanjutan.</p>2025-11-19T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Fahrianti Samad, Muhammad Hadi, Suherman Suhermanhttps://journal.umpr.ac.id/index.php/bjmlt/article/view/10740Pengaruh Pemberian Infusa Akar Bajakah Kalalawit (Uncaria rhynchophylla) Terhadap Fungsi Ginjal Mencit (Mus musculus) Diabetik2025-09-06T03:15:21+00:00Raudatul Muthaharohrmutaharoh33@gmail.comI Gede Andika Sukaryadkha87@gmail.comSresta Azahrasresta.azahra@gmail.comEko Nugroho Raharjoekonugrohoraharjo@gmail.com<p>Diabetes mellitus merupakan keadaan terjadinya peningkatan kadar gula darah yang menyebabkan penyempitan pembuluh darah, sehingga mengganggu proses filtrasi di glomerolus ditandai dengan peningkatan kadar kreatinin dan ureum. Banyak masyarakat yang menggunakan obat paten untuk mengatasi suatu penyakit, namun memberikan efek samping apabila dikonsumsi dalam jangka waktu yang panjang, sehingga beralih ke pengobatan alternatif. Salah satunya menggunakan akar bajakah dengan kandungan alkaloid, flavonoid dan triterpenoid yang berpotensi sebagai antioksidan, dan antiinflamasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian infusa akar bajakah kalalawit (<em>Uncaria rhynchophylla</em>) terhadap fungsi ginjal pada mencit (<em>Mus musculus</em>) diabetes. Jenis penelitian <em>True Eksperimen</em> menggunakan metode <em>The Pretest Posttest Only Control Group Design, 16</em> ekor mencit diabetes diberi infusa akar bajakah dua kali sehari selama 2 minggu secara oral. Data diuji dengan uji statistik <em>Dependent T-test</em>. Nilai rata-rata pada kelompok dengan pemberian infusa akar bajakah yaitu kreatinin sebelum 6,80 dan kreatinin setelah 3,56 sedangkan nilai rata-rata ureum sebelum yaitu 86,19 dan ureum setelah 57,56. Nilai uji statistik <em>Dependent T-test</em> pada kelompok mencit diabetes yang diberi infusa akar bajakah didapatkan nilai signifikansi kreatinin 0,000 dan ureum 0,018. Terdapat perbedaan signifikan antara pemberian infusa akar bajakah (<em>Uncaria rhynchophylla</em>) terhadap kadar kreatinin dan ureum pada mencit diabetes.</p>2025-11-19T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Raudatul Muthaharoh, I Gede Andika Sukarya, Sresta Azahra; Eko Nugroho Raharjohttps://journal.umpr.ac.id/index.php/bjmlt/article/view/10769Perbedaan Angka Khamir Saliva Perokok Aktif Konvensional dan Elektrik pada Pekerja Tambang 2025-09-07T13:24:57+00:00Gladys Merrydian Sgldys.mrrydn@gmail.comSresta Azahrasresta.azahra@gmail.comTiara Dini Harlitanonaranita@gmail.comEndah Wahyutriwahyutriendah@yahoo.co.id<p><span dir="auto" style="vertical-align: inherit;"><span dir="auto" style="vertical-align: inherit;">Kebiasaan merokok dapat mempengaruhi kesehatan rongga mulut, termasuk </span></span><br><span dir="auto" style="vertical-align: inherit;"><span dir="auto" style="vertical-align: inherit;">meningkatkan risiko pertumbuhan jamur seperti Candida albicans yang </span></span><br><span dir="auto" style="vertical-align: inherit;"><span dir="auto" style="vertical-align: inherit;">menyebabkan kandidiasis oral. Rokok menghasilkan asap konvensional dari </span></span><br><span dir="auto" style="vertical-align: inherit;"><span dir="auto" style="vertical-align: inherit;">pembakaran tembakau yang mengandung nikotin, tar, karbon monoksida dan </span></span><br><span dir="auto" style="vertical-align: inherit;"><span dir="auto" style="vertical-align: inherit;">logam berat, sedangkan rokok elektrik menghasilkan uap dari cairan nikotin </span></span><br><span dir="auto" style="vertical-align: inherit;"><span dir="auto" style="vertical-align: inherit;">tanpa proses pembakaran. Perbedaan utama pada komposisi kimia dan </span></span><br><span dir="auto" style="vertical-align: inherit;"><span dir="auto" style="vertical-align: inherit;">mekanisme kerja kedua jenis rokok tersebut dapat memberikan dampak yang </span></span><br><span dir="auto" style="vertical-align: inherit;"><span dir="auto" style="vertical-align: inherit;">berbeda terhadap kolonisasi khamir dalam air liur. Penelitian ini bertujuan </span></span><br><span dir="auto" style="vertical-align: inherit;"><span dir="auto" style="vertical-align: inherit;">mengetahui perbedaan angka khamir air liur perokok aktif konvensional dan </span></span><br><span dir="auto" style="vertical-align: inherit;"><span dir="auto" style="vertical-align: inherit;">elektrik pada pekerja tambang. Penelitian ini menggunakan desain observasional </span></span><br><span dir="auto" style="vertical-align: inherit;"><span dir="auto" style="vertical-align: inherit;">analitik dengan pendekatan cross-sectional. Sampel berupa 50 orang air liur pekerja </span></span><br><span dir="auto" style="vertical-align: inherit;"><span dir="auto" style="vertical-align: inherit;">tambang, terdiri dari 25 orang perokok konvensional dan 25 orang perokok elektrik, yang </span></span><br><span dir="auto" style="vertical-align: inherit;"><span dir="auto" style="vertical-align: inherit;">diambil menggunakan teknik total sampling. Sampel dianalisis di laboratorium </span></span><br><span dir="auto" style="vertical-align: inherit;"><span dir="auto" style="vertical-align: inherit;">menggunakan media Sabouraud Dextrose Agar (SDA), kemudian dihitung dalam </span></span><br><span dir="auto" style="vertical-align: inherit;"><span dir="auto" style="vertical-align: inherit;">satuan CFU/ml. Analisis data menggunakan uji Mann-whitney. Hasil penelitian </span></span><br><span dir="auto" style="vertical-align: inherit;"><span dir="auto" style="vertical-align: inherit;">menunjukkan bahwa karakteristik responden usia dewasa awal sebanyak 24 </span></span><br><span dir="auto" style="vertical-align: inherit;"><span dir="auto" style="vertical-align: inherit;">(48%), lama pemakaian rokok ≥ 1 tahun berjumlah 42 (84%). Angka khamir </span></span><br><span dir="auto" style="vertical-align: inherit;"><span dir="auto" style="vertical-align: inherit;">positif lebih banyak ditemukan pada perokok konvensional dengan rata-rata </span></span><br><span dir="auto" style="vertical-align: inherit;"><span dir="auto" style="vertical-align: inherit;">koloni sebesar 431,304 CFU/ml, sedangkan pada perokok elektrik hanya </span></span><br><span dir="auto" style="vertical-align: inherit;"><span dir="auto" style="vertical-align: inherit;">sebesar 0,6 CFU/ml. Pertumbuhan khamir lebih banyak ditemukan pada </span></span><br><span dir="auto" style="vertical-align: inherit;"><span dir="auto" style="vertical-align: inherit;">kelompok dewasa awal sebanyak 10 (20%) dan merokok ≥ 1 tahun sebanyak </span></span><br><span dir="auto" style="vertical-align: inherit;"><span dir="auto" style="vertical-align: inherit;">21 (42%). Hasil Mann-Whitney menunjukkan nilai p = 0.022 (p<0,05) yang </span></span><br><span dir="auto" style="vertical-align: inherit;"><span dir="auto" style="vertical-align: inherit;">terdapat perbedaan signifikan antara perokok konvensional dan elektrik, </span></span><br><span dir="auto" style="vertical-align: inherit;"><span dir="auto" style="vertical-align: inherit;">dengan angka khamir lebih tinggi ditemukan pada perokok konvensional.</span></span></p>2025-11-19T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Gladys Merrydian S; Sresta Azahra, Tiara Dini Harlita, Endah Wahyutrihttps://journal.umpr.ac.id/index.php/bjmlt/article/view/10809Gambaran Hasil Pemeriksaan Laboratorium Pada Penderita Gangguan Tiroid Di RSUD Kabupaten Temanggung2025-09-07T04:39:01+00:00Fiqri Muhajirfmuhajir631@gmail.comFarida Noor Irfani fmuhajir631@gmail.comWahid Syamsul Hadi fmuhajir631@gmail.com<p>Kelenjar tiroid menghasilkan hormon <em>Thyroxine </em>(T4) dan <em>Triiodothyronine </em>(T3) yang berperan penting dalam metabolisme tubuh. Di Indonesia, prevalensi hipertiroid mencapai 40–48% dari seluruh gangguan tiroid, dengan Jawa Tengah mencatat prevalensi 0,5% dan angka kejadian lebih tinggi pada perempuan. Penelitian ini bertujuan menggambarkan hasil laboratorium kadar TSH, T3, dan T4 serta menganalisis hubungan usia dan jenis kelamin dengan gangguan tiroid.Metode yang digunakan deskriptif-analitik pendekatan potong lintang (<em>cross-sectional</em>) menggunakan data sekunder dan total sampling. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium RSUD Kabupaten Temanggung dan Universitas 'Aisyiyah Yogyakarta pada Agustus 2024–Juni 2025. Dari 30 pasien, perempuan mendominasi (86,7%) dibandingkan laki-laki (13,3%). Insidensi tertinggi ditemukan pada kelompok usia dewasa (19–59 tahun) sebesar 38,2%. Uji <em>Chi-Square </em>menunjukkan tidak ada hubungan signifikan antara usia (<em>p</em>=0,414) maupun jenis kelamin (<em>p</em>=1,000) dengan gangguan tiroid (<em>p</em>>0,05).Rata-rata hasil laboratorium menunjukkan remaja (10–18 tahun) memiliki kadar TSH terendah namun T3 dan T4 tertinggi, sedangkan lansia (≥60 tahun) menunjukkan penurunan kadar T3 dan T4 dengan TSH relatif stabil. Temuan ini mengindikasikan adanya perubahan fungsi tiroid seiring bertambahnya usia, namun faktor usia dan jenis kelamin tidak terbukti berhubungan signifikan secara statistik dengan gangguan tiroid.</p>2025-11-19T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Fiqri Muhajir, Farida Noor Irfani , Wahid Syamsul Hadi https://journal.umpr.ac.id/index.php/bjmlt/article/view/10423Systematic Review : Efek Ekstrak Tanaman Tin Terhadap Bakteri Penyebab Acne (Propinibacterium Acnes) 2025-07-31T06:29:53+00:00Lu’lu Luqyana Amirah Salsabilaluqyanasalsabila30@gmail.comRachmat Faisal Syamsu rachmatfaisal.syamsu@umi.ac.idNur Ahmad Tabrirachmatfaisal.syamsu@umi.ac.id<p>Acne vulgaris merupakan masalah kulit yang umum, terutama pada remaja, dengan prevalensi tinggi dan cenderung meningkat setiap tahun. Terapi konvensional sering dikaitkan dengan efek samping dan resistensi bakteri, sehingga diperlukan alternatif alami. Buah tin (Ficus carica L.) diketahui memiliki aktivitas antibakteri dan antiinflamasi yang menjanjikan, didukung oleh kandungan senyawa bioaktif seperti flavonoid dan polifenol yang mampu menghambat pertumbuhan berbagai bakteri penyebab infeksi kulit. Tujuan dari tinjauan ini adalah untuk mengetahui sifat antibakteri buah tin terhadap bakteri penyebab acne (Propinibacterium acnes). Pencarian dilakukan menggunakan basis data elektronik seperti Scopus, Sinta, dan Google Scholar. Basis data elektronik ini dinilai dari tahun 2019 hingga 2025. Penelitian tambahan juga diidentifikasi dengan mengambil dari daftar referensi berdasarkan judul jurnal dan kata kunci individual yang terkait dengan F. Carica dan antibakteri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak buah tin (Ficus carica L.) memiliki aktivitas antibakteri terhadap Propionibacterium acnes melalui mekanisme penghambatan pertumbuhan bakteri. Kandungan flavonoid, polifenol, dan vitamin berkontribusi pada efek antiinflamasi dan antioksidan yang mendukung perbaikan jaringan kulit. Efektivitas ekstrak ini, disertai minimnya efek samping, menunjukkan potensi buah tin sebagai agen terapi alami yang aman dan berkelanjutan untuk pengobatan Acne vulgaris.</p>2025-11-19T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Lu’lu Luqyana Amirah Salsabila, Rachmat Faisal Syamsu , Nur Ahmad Tabrihttps://journal.umpr.ac.id/index.php/bjmlt/article/view/10972Pemeriksaan Mikroskopis Pediculus Humanus Capitis Pada Santri di Pesantren Raudhatul Jannah Palangka Raya Tahun 20252025-09-24T02:56:39+00:00M. Noval Wahfiudintia.fitria210393@gmail.comFitria Hariati Ramdhanitia.fitria210393@gmail.comWindya Nazmatur Rahmahtia.fitria210393@gmail.comFera Sartikasartikafera3@gmail.com<p><em>Pediculus humanus capitis</em> atau kutu kepala merupakan ektoparasit obligat pada manusia yang menetap dan bereproduksi di kulit kepala serta batang rambut. Penularan utamanya terjadi melalui kontak langsung antar kepala atau melalui pemakaian bersama benda pribadi seperti sisir, jilbab, sarung bantal, dan penutup kepala. Lingkungan pesantren memiliki kondisi yang mendukung mekanisme penularan tersebut karena para santri tinggal secara Bersama-sama di asrama, beraktivitas dalam kelompok, dan sering berbagi perlengkapan pribadi. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan gambaran mikroskopis <em>Pediculus humanus capitis</em> pada santri di Pesantren Raudhatul Jannah, Kota Palangka Raya tahun 2025. Desain penelitian menggunakan metode deskriptif dengan jumlah responden sebanyak 19 santri yang dipilih melalui teknik total sampling. Hasil dari penelitian ini didapatkan satu telur yang sudah menetas dan tidak didapatkan nimfa maupun kutu dewasa. Kesimpulan dari penelitian ini adalah 94,7% (18) santri di pesantren Raudhatul Jannah kota Palangka Raya tidak terinfeksi pedikulosis kapitis, sementara 5,3%. (1) santri terinfeksi pedikulosis kapitis<em>.</em></p>2025-10-30T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 M. Noval Wahfiudin, Fitria Hariati Ramdhani, Windya Nazmatur Rahmah, Fera Sartikahttps://journal.umpr.ac.id/index.php/bjmlt/article/view/10828Hubungan Beban Kerja Petugas Laboratorium Dengan Kepatuhan Identifikasi Pasien Di Puskesmas Kota Denpasar2025-09-10T23:53:54+00:00Dewa Gede Agus Adnyanaagusadnyana108@gmail.comGusti Putu Agus Ferry Sutrisna Putraagusadnyana108@gmail.comLuh Nova Dilisca Dwi Putriagusadnyana108@gmail.comMardiyah Hayatiagusadnyana108@gmail.com<p>Identifikasi pasien yang benar merupakan aspek penting dalam pelayanan laboratorium untuk mencegah kesalahan diagnosis dan meningkatkan keselamatan pasien. Beban kerja yang tinggi diduga mempengaruhi kepatuhan petugas dalam melakukan identifikasi pasien. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara beban kerja petugas laboratorium dengan kepatuhan identifikasi pasien di Puskesmas Kota Denpasar. Metode Penelitian ini menggunakan desain kuantitatif dengan pendekatan korelasional. Populasi penelitian adalah seluruh petugas laboratorium di 11 Puskesmas Kota Denpasar (27 orang) yang diambil dengan total sampling. Data beban kerja dikumpulkan menggunakan kuesioner, sedangkan kepatuhan identifikasi pasien diukur melalui observasi dengan <em>checklist</em>. Analisis data menggunakan uji <em>Spearman Rank</em>. Dari hasil penelitian mayoritas petugas laboratorium memiliki beban kerja kategori berat (55,6%). Tingkat kepatuhan identifikasi pasien mayoritas berada pada kategori kurang patuh (51,9%). Hasil uji <em>Spearman Rank</em> menunjukkan terdapat hubungan negatif yang signifikan antara beban kerja dengan kepatuhan identifikasi pasien (<em>p</em>=0,001; r=-0,616). Semakin tinggi beban kerja petugas laboratorium, semakin rendah tingkat kepatuhan dalam identifikasi pasien. Disarankan agar Puskesmas melakukan evaluasi distribusi beban kerja dan peningkatan pelatihan kepatuhan terhadap SOP.</p>2025-10-30T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Dewa Gede Agus Adnyana, Gusti Putu Agus Ferry Sutrisna Putra, Luh Nova Dilisca Dwi Putri, Mardiyah Hayatihttps://journal.umpr.ac.id/index.php/bjmlt/article/view/10546Analisis Hasil Quality Control Pemeriksaan Asam Urat di Laboratorium RSUD Pasar Rebo2025-08-12T01:06:12+00:00Tri Prasetyorini3prasetyorini@gmail.comIka Hariyanti3prasetyorini@gmail.comAngki Purwanti3prasetyorini@gmail.comHusjain Djajaningrat 3prasetyorini@gmail.comWarida Warida3prasetyorini@gmail.com<p>Asam urat atau gout arthritis disebabkan oleh penumpukan kristal monosodium urat, yang merupakan produk akhir metabolisme purin. Pemantapan mutu internal merupakan kegiatan pencegahan dan pengawasan yang dilakukan laboratorium untuk meminimalkan kesalahan hasil pemeriksaan, salah satunya melalui quality control (QC). Penelitian ini bertujuan mengevaluasi QC pemeriksaan asam urat di RSUD Pasar Rebo menggunakan pendekatan aturan Westgard untuk menilai presisi dan akurasi. Penelitian deskriptif dengan pendekatan potong lintang ini menggunakan data QC harian periode Januari–Juni 2023, diolah dengan Microsoft Excel 2019 dan dinyatakan dalam persentase. Hasil penelitian menunjukkan 98% nilai kontrol diterima, 1% berada pada batas peringatan 1–2SD, dan 1% ditolak. Temuan ini menunjukkan bahwa QC pemeriksaan asam urat selama periode penelitian berada pada batas yang dapat diterima sesuai distribusi nilai kontrol.</p>2025-10-30T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Tri Prasetyorini, Ika Hariyanti, Angki Purwanti, Husjain Djajaningrat , Warida Waridahttps://journal.umpr.ac.id/index.php/bjmlt/article/view/10651Pengaruh Penundaan Sampel Terhadap Nilai Agregasi Trombosit Darah Sitrat Pada Suhu Ruang (25ºC)2025-08-22T08:12:31+00:00Gela Setya Ayu Putrigela@unimus.ac.idIha Himatul Ulyagela@unimus.ac.idAndri Sukeksiandri@unimus.ac.id<p>Pemeriksaan agregasi trombosit merupakan pemeriksaan penting untuk mengevaluasi fungsi trombosit. Pemeriksaan ini bersifat sangat sensitif dan dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti konsentrasi sodium sitrat, jumlah trombosit, suhu penyimpanan, dan waktu penundaan pemeriksaan. Metode pemeriksaan dapat dilakukan secara otomatis maupun manual, salah satunya menggunakan metode Velaskar. Permasalahan yang sering terjadi di laboratorium adalah penundaan pemeriksaan, yang berpotensi menyebabkan kerusakan fungsi trombosit sehingga meningkatkan persentase agregasi. Penelitian ini bertujuan mengetahui perbedaan persentase agregasi trombosit berdasarkan variasi waktu penundaan sampel darah sitrat pada suhu ruang (25°C). Desain penelitian yang digunakan adalah analitik eksperimental. Sampel darah vena diperoleh dari enam responden, kemudian dibagi ke dalam empat kelompok perlakuan yaitu kelompok segera diperiksa (kontrol), ditunda 2 jam, 3 jam, dan 4 jam. Agregasi trombosit diperiksa menggunakan metode Velaskar dengan pewarnaan Giemsa. Data dianalisis dengan One-Way Anova dan Post-Hoc. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata persentase agregasi trombosit pada kelompok kontrol, penundaan 2 jam, 3 jam, dan 4 jam berturut-turut adalah 56,3%, 59,6%, 71,5%, dan 75,5%. Analisis One-Way Anova menunjukkan nilai signifikansi 0,000 (p<0,05), menandakan adanya perbedaan bermakna antar kelompok. Uji Post Hoc mengungkap bahwa tidak terdapat perbedaan signifikan antara kelompok kontrol dan penundaan 2 jam (p>0,05), sedangkan penundaan 3 dan 4 jam menunjukkan perbedaan yang signifikan (p<0,05). Dengan demikian, pemeriksaan agregasi trombosit masih dapat dilakukan hingga 2 jam setelah pengambilan sampel pada suhu ruang, namun penundaan lebih dari 2 jam tidak direkomendasikan karena dapat memengaruhi akurasi hasil.</p>2025-10-30T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Gela Setya Ayu Putri, Iha Himatul Ulya, Andri Sukeksihttps://journal.umpr.ac.id/index.php/bjmlt/article/view/10309Perbandingan Hasil Pemeriksaan Gula Darah Puasa Pada Serum dan Plasma Natrium Fluorida Yang Segera Diperiksa Dan Dilakukan Penundaan 6 Jam2025-07-23T02:24:24+00:00Selina Fathriska Ramadaniselinafath71@gmail.comPrevita Zeizar Rahmawatiprevita.zr@stikesmaharani.ac.id<p>Pemeriksaan gula darah puasa merupakan pemeriksaan laboratorium yang bertujuan untuk menunjang diagnosa penyakit diabetes mellitus. Pada pemeriksaan glukosa umumnya digunakan spesimen berupa serum dan plasma NaF. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kadar glukosa puasa pada sampel serum dan plasma natrium fluorida yang segera diperiksa dan yang ditunda 6 jam. Penundaan pemeriksaan dapat terjadi karena berbagai faktor, seperti terhambatnya pengiriman sampel, terjadinya kerusakan pada alat, dan kurangnya tenaga yang bertugas. Jenis penelitian yakni pra-eksperimen dengan teknik kuota sampling. Sampel penelitian berupa serum dan plasma dari 12 responden. Uji statistik yang digunakan yaitu uji normalitas Saphiro Wilk dan uji Wilcoxon. Hasil uji normalitas pada serum dan plasma yang segera dan ditunda, seluruhnya tidak terdistribusi normal. Hasil rata-rata kadar glukosa serum yang segera diperiksa yakni 188,25 mg/dl dan yang ditunda 6 jam 174,75 mg/dl. Rata-rata kadar glukosa plasma yang segera diperiksa 190,66 mg/dl dan yang ditunda 6 jam 179,41. Pada uji Wilcoxon antara serum segera dan ditunda terdapat perbedaan α < 0,05. Hasil uji Wilcoxon pada plasma yang segera dan ditunda juga terdapat perbedaan α < 0,05. Pada kelompok serum yang segera dan ditunda, didapati selisih rerata 13,5 mg/dl (7%). Pada kelompok plasma yang segera dan ditunda, didapati selisih rerata 11,25 mg/dl (6%).</p>2025-10-30T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Selina Fathriska Ramadani, Previta Zeizar Rahmawatihttps://journal.umpr.ac.id/index.php/bjmlt/article/view/8850Uji Efektivitas Kombinasi Ekstrak Arang Tempurung Kelapa dan Jeruk Nipis Terhadap Bakteri Gram Positif dan Negatif2024-12-04T15:58:31+00:00Kurniawan - Kurniawankurniawan@ump.ac.idHidayah Anisa Fitrihidayah.anisa.f@gmail.comTantri Analisawati Sudarsonotan3analisa89@gmail.com<p>Sabun cuci piring dapat dibuat menggunakan alkali, trigliserida dan ditambah dengan berbagai jenis bahan alam yang mengandung senyawa antimikroba seperti ekstrak jeruk nipis dan arang tempurung kelapa. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan kombinasi ekstrak etil asetat jeruk nipis dan ekstrak etil asetat arang tempurung kelapa dalam menghambat pertumbuhan bakteri Gram positif dan negatif dan untuk mengetahui konsentrasi kombinasi ekstrak jeruk nipis dan ekstrak arang. Penelitian ini termasuk penelitian eksperimental yang diawali dengan tahap ekstraksi sampai tahap uji efektivitasnya dalam menghambat pertumbuhan bakteri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi ekstrak etil asetat jeruk nipis dan arang tempurung kelapa efektif dalam menghambat pertumbuhan bakteri Gram positif (<em>S. aureus</em> dan <em>B. subtilis</em>) dan bakteri Gram negatif (<em>E. coli</em> dan <em>P. aeruginosa</em>) yang ditunjukkan dengan adanya zona hambat di sekitar kertas cakram. Kemampuan kombinasi kedua jenis ekstrak tersebut dalam menghambat pertumbuhan bakteri uji memiliki konsentrasi optimal yang berbeda-beda (P4, P5 dan P2). Kesimpulan dari penelitian ini adalah kombinasi ekstrak etil asetat jeruk nipis dan arang tempurung kelapa efektif dalam menghambat pertumbuhan bakteri Gram positif (<em>S. aureus</em> dan <em>B. subtilis</em>) dan bakteri Gram negatif (<em>E. coli</em> dan <em>P. aeruginosa</em>) yang ditunjukkan dengan adanya zona hambat di sekitar kertas cakram, dan terdapat tiga konsentrasi kombinasi ekstrak etil asetat jeruk nipis dan arang tempurung kelapa yang efektif dalam menghambat pertumbuhan bakteri yaitu konsentrasi 75% jeruk nipis dan 25% arang tempurung kelapa (<em>S. aureus</em> dan <em>B. subtilis</em>), konsentrasi 100% arang tempurung kelapa (<em>E. coli</em>) dan konsentrasi 25% jeruk nipis dan 75% arang tempurung kelapa (<em>P. aeruginosa</em>).</p>2025-10-30T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Kurniawan - Kurniawan, Hidayah Anisa Fitri, Tantri Analisawati Sudarsono