https://journal.umpr.ac.id/index.php/snik/issue/feedProsiding Seminar Nasional Ilmu Kesehatan2020-01-10T03:18:37+00:00Mohammad Rizki Fadhil Pratamamohammadrizkifadhilpratama@gmail.comOpen Journal Systems<p style="text-align: justify;">Prosiding Seminar Nasional Ilmu Kesehatan 2016 adalah media publikasi yang memuat naskah-naskah ilmiah yang dipresentasikan pada kegiatan Seminar Nasional Ilmu Kesehatan 2016 & Call For Papers yang diselenggarakan oleh Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Palangkaraya. Dalam prosiding ini disajikan berbagai penelitian di bidang ilmu kesehatan. Ruang lingkup dari penelitian yang disajikan pada prosiding ini mencakup ilmu Kefarmasian, ilmu Analis Kesehatan, ilmu Kedokteran, ilmu Keperawatan, ilmu Kebidanan, dan ilmu Gizi. Prosiding ini memuat berbagai penelitian terbaru di Indonesia terutama di lingkup wilayah Kalimantan. Diharapkan informasi ilmiah yang disajikan dalam prosiding ini dapat memberikan gambaran perkembangan ilmu kesehatan agar dapat dimanfaatkan oleh berbagai profesi kesehatan khususnya di Kalimantan.</p>https://journal.umpr.ac.id/index.php/snik/article/view/1202Cover, Content, and Editorial Board from Prosiding Seminar Nasional Ilmu Kesehatan 20162020-01-10T03:15:05+00:00Chief Editor of Prosiding Seminar Nasional Ilmu Kesehatanmohammadrizkifadhilpratama@gmail.com<p style="text-align: justify;">Prosiding Seminar Nasional Ilmu Kesehatan 2016 adalah media publikasi yang memuat naskah-naskah ilmiah yang dipresentasikan pada kegiatan Seminar Nasional Ilmu Kesehatan 2016 & Call For Papers yang diselenggarakan oleh Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Palangkaraya. Dalam prosiding ini disajikan berbagai penelitian di bidang ilmu kesehatan. Ruang lingkup dari penelitian yang disajikan pada prosiding ini mencakup ilmu Kefarmasian, ilmu Analis Kesehatan, ilmu Kedokteran, ilmu Keperawatan, ilmu Kebidanan, dan ilmu Gizi. Prosiding ini memuat berbagai penelitian terbaru di Indonesia terutama di lingkup wilayah Kalimantan. Diharapkan informasi ilmiah yang disajikan dalam prosiding ini dapat memberikan gambaran perkembangan ilmu kesehatan agar dapat dimanfaatkan oleh berbagai profesi kesehatan khususnya di Kalimantan.</p>2016-09-01T00:00:00+00:00Copyright (c) 2016 https://journal.umpr.ac.id/index.php/snik/article/view/1203Uji Daya Hambat Ekstrak Etanol Daun Sangkareho (Callicarpa longifolia Lam.) terhadap Staphylococcus aureus2020-01-10T03:15:12+00:00Rizqa AmaliaRizqaamalia74@gmail.com<p style="text-align: justify;">Di Indonesia terdapat beraneka ragam jenis tumbuhan yang dapat dimanfaatkan sebagai obat tradisional oleh masyarakat, tepatnya di Kalimantan Tengah yang merupakan provinsi yang juga banyak menyimpan keanekaragaman hayati diantaranya tanaman Sangkareho (<em>Callicarpa longifolia </em>Lam.) yang merupakan tanaman khas Kalimantan yang berada di Desa Tumbang Bantian Puruk Cahu Kabupaten Murung Raya Kalimantan Tengah. Daun Sangkareho (<em>Callicarpa longifolia </em>Lam.) secara empiris digunakan masyarakat sebagai obat diare dan infeksi luka pada kulit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan daya hambat ekstrak etanol daun Sangkareho (<em>Callicarpa longifolia </em>Lam.) pada bakteri <em>Staphylococcus aureus </em>dan mengetahui konsentrasi ekstrak etanol daun Sangkareho (<em>Callicarpa longifolia </em>Lam.) yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri <em>Staphylococcus aureus</em>. Pengujian daya hambat ekstrak etanol daun Sangkareho (<em>Callicarpa longifolia </em>Lam.) terhadap <em>Staphylococcus aureus</em> menggunakan metode Kirby-Bauer, yaitu metode difusi dengan kertas cakram/disk, dengan membuat konsentrasi ekstrak dan kontrol positif (Tetrasiklin) 1%, 5%, 10% dan 15%. Hasil uji daya hambat rata-rata diameter zona hambat ekstrak etanol daun Sangkareho (<em>Callicarpa longifolia </em>Lam.) dari konsentrasi 1%, 5%, 10%, dan 15% berturut-turut 1 ± 0,63 mm, 2,68 ± 1,72 mm, 3,9 ± 2,21 mm, dan 6,2 ± 2,98 mm. Serta rata-rata zona hambat kontrol positif (Tetrasiklin) dengan konsentrasi 1%, 5%, 10%, dan 15% berturut-turut 12,81 ± 0,52 mm, 17,05 ± 1,86 mm, 18,53 ± 2,06 mm, dan 20,8 ± 1,12 mm. Hasil ini menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun Sangkareho (<em>Callicarpa longifolia </em>Lam.) memiliki kemampuan menghambat pertumbuhan bakteri <em>Staphylococcus aureus</em>, namun belum efektif dikarenakan diameter zona hambat yang sangat kecil.</p>2016-09-01T00:00:00+00:00Copyright (c) 2016 Rizqa Amaliahttps://journal.umpr.ac.id/index.php/snik/article/view/1204Standarisasi Simplisia Umbi Hati Tanah Asal Kalimantan Tengah sebagai Obat Tradisional2020-01-10T03:15:21+00:00Rezqi Handayanirezqi.handayani@gmail.comSusi Novaryatiinsusi_novaryatiin@yahoo.com<p style="text-align: justify;">Kalimantan merupakan pulau di Indonesia yang terkenal dengan kekayaan keanekaragaman hayatinya. Tak hanya itu, kekayaan pengetahuan pengobatan tradisional dengan menggunakan tumbuhan yang diwariskan secara lisan dari generasi ke generasi pada etnis asli di Kalimantan juga sangat banyak. Salah satu tumbuhan herbal yang memiliki manfaat sebagai obat tradisional adalah Hati Tanah. Tumbuhan Hati Tanah dipercayai memiliki manfaat secara empiris sebagai obat Malaria. Pemanfatan tumbuhan hati tanah sebagai obat tradisional tidak bisa hanya berdasarkan pengetahuan empiris saja atau pengalaman masyarakat dalam menggunakannya, tetapi harus didukung dengan data ilmiah yang diperoleh dari berbagai macam penelitian yang dapat dilakukan. Untuk menjadi obat tardisional tumbuhan hati tanah harus diolah sedemikian rupa untuk siap menjadi bahan baku obat tradisional. Untuk menjadi bahan baku obat tradisional ada beberapa persyaratan yang harus dimiliki oleh tumbuhan hati tanah. Oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kulaitas dari simplisia umbi hati tanah agar siap menjadi bahan baku obat tradisional. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Farmakognosi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Palangkaraya. Kegiatan penelitian yang dilakukan adalan analisis kuantitatif simplisia umbi hati tanah dan profil KLT untuk melihat penampakan noda dari senyawa yang terkandung didalam ekstrak methanol umbi hati tanah. Hasil penelitian menunjukkan Analisis kuantitatif yang diperoleh dari simpilisa umbi hati tanah adalah kadar abu total sebesar 0,78%, kadar abu larut aiar sebesar 1,73% dan kadar abu tidak larut asam sebesar 7,22%, susut pengeringan sebesar 17,36%, kadar sari larut air sebesar 126,91%, kadar sari larut etanol sebesar 78,58% serta bahan organik asing sebesar 0,01%.Hasil KLT untuk ektrask metanol umbi hati tanah menunjukkan hasil yang baik pada eluen non polar. Karena adanya pergerakan noda dan adanya pemisahan noda sehingga nilai Rf noda dapat dihitung yaitu 0,433.</p>2016-09-01T00:00:00+00:00Copyright (c) 2016 Rezqi Handayani, Susi Novaryatiinhttps://journal.umpr.ac.id/index.php/snik/article/view/1208Uji Identifikasi Farmakognostik Tumbuhan Sangkareho (Callicarpa longifolia Lam.) asal Kalimantan Tengah2020-01-10T03:15:34+00:00Akhmad Khadafi Saputrarezqi.handayani@gmail.com<p style="text-align: justify;">Sangkareho (<em>Callicarpa longifolia </em>Lam.) merupakan salah satu tumbuhan herbal di Kalimantan Tengah yang memiliki manfaat sebagai obat tradisional, yakni berkhasiat sebagai obat luka dan obat pendarahan pasca melahirkan. Masih belum banyak penelitian secara khusus yang dapat memberikan informasi ilmiah dari tumbuhan Sangkareho yang berkhasiat sebagai obat tradisional. Sebagai upaya untuk dapat memberikan informasi ilmiah dari tumbuhan Sangkareho maka dilakukan kajian farmakognostik terhadap tumbuhan Sangkareho. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan informasi ilmiah mengenai gambaran farmakognostik tumbuhan Sangkareho yang berupa analisis parameter spesifik, analisis parameter non spesifik, dan uji Kromatografi Lapis Tipis (KLT). Analisis parameter spesifik meliputi pemeriksaan morfologi, pemeriksaan anatomi, pemeriksaan organoleptik, dan uji identifikasi senyawa kimia. Sedangkan analisis parameter non spesifik meliputi penetapan susut pengeringan, penetapan bahan organik asing, penetapan kadar sari larut air, penetapan kadar sari larut etanol, penetapan kadar abu total, penetapan kadar abu tidak larut asam, dan penetapan kadar abu larut air. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen atau percobaan dengan pendekatan laboratorium yang dilakukan dengan serangkaian pengujian. Tumbuhan yang digunakan pada penelitian ini adalah tumbuhan Sangkareho yang diperoleh dari Desa Tumbang Bantian Puruk Cahu Kabupaten Murung Raya Provinsi Kalimantan Tengah. Hasil pemeriksaan morfologi menunjukkan daun Sangkareho merupakan daun yang tidak lengkap dan termasuk daun majemuk. Bangun daun berbentuk memanjang, ujung daun meruncing, dan pangkal daun meruncing dengan tepi daun yang bergiri. Daun tumbuhan ini mempunyai tulang daun yang menyirip, daging daun tipis dan lunak dengan permukaan daun yang berbulu. Batang Sangkareho merupakan batang berkayu yang berbentuk bulat dengan permukaan batang yang berambut. Arah tumbuh batang tegak lurus, dan arah tumbuh cabang condong ke atas. Percabangan pada batang Sangkareho termasuk percabangan monopodial dan sistem perakaran pada akar Sangkareho termasuk dalam sistem akar tunggang. Hasil pemeriksaan anatomi Sangkareho menunjukkan pada penampang melintang daun terdapat jaringan epidermis atas, epidermis bawah, trikomata pada epidermis atas, berkas pembuluh, dan kristal kalsium oksalat. Pada penampang membujur daun terdapat jaringan epidermis, berkas pembuluh, stomata, dan kristal kalsium oksalat. Pada penampang melintang batang terdapat trikomata, jaringan epidermis, korteks, kristal kalsium oksalat, sel gabus (empulur), dan berkas pembuluh. Pada penampang membujur batang terdapat trikomata, epidermis, kristal kalsium oksalat, sel gabus (empulur), dan berkas pembuluh. Pada penampang melintang akar terdapat epidermis, korteks, xylem dan floem. Pada penampang membujur akar terdapat epidermis dan berkas pembuluh. Hasil pemeriksaan organoleptik Sangkareho menunjukkan bahwa daun berwarna hijau, dengan bau yang khas dan rasa yang pahit. Batang berwarna hijau, dengan bau yang khas dan rasa yang pahit. Akar berwarna cokelat, dengan bau yang khas, dan rasa yang pahit. Hasil uji identifikasi senyawa kimia menunjukkan daun Sangkareho positif mengandung alkaloid, flavonoid, dan steroid. Hasil analisis parameter non spesifik simplisia daun Sangkareho diperoleh persentase susut pengeringan sebesar 8,36%, persentase bahan organik asing sebesar 0,001%, kadar sari larut air sebesar 11,08%, kadar sari larut etanol sebesar 6,93%, kadar abu total sebesar 8,09%, kadar abu tidak larut asam sebesar 2,43%, dan kadar abu larut air sebesar 4,97%. Hasil uji Kromatografi Lapis Tipis (KLT) ekstrak etanol, fraksi kloroform dan fraksi etil asetat daun Sangkareho menunjukkan hasil yang baik pada eluen non polar (n-heksan : etil asetat) dengan perbandingan 8:2; 7:3; dan 6:4 serta didapat nilai Rf yang bervariasi untuk tiap-tiap perbandingan eluen.</p>2016-09-01T00:00:00+00:00Copyright (c) 2016 Akhmad Khadafi Saputrahttps://journal.umpr.ac.id/index.php/snik/article/view/1209Kajian Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Laboratorium Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Palangkaraya2020-01-10T03:15:56+00:00Olfah OlfahOlfahump@yahoo.com<p style="text-align: justify;">Keselamatan dan kesehatan kerja erat kaitannya dengan lingkungan sekitar, termasuk laboratorium. Sebagai seorang yang seringkali melakukan kegiatan praktik didalam laboratorium, hendaknya memperhatikan hal-hal yang dianggap dapat membahayakan diri individu itu sendiri maupun lingkungan sekitar seperti penggunaan Alat Pelindung Diri (APD), dan menerapkan keselamatan dan kesehatan kerja, sehingga dapat meminismalisir bahkan mencegah terjadinya kecelakaan kerja. Selain praktikan, dosen pembimbing praktikum pun juga turut memperhatikan dan menerapkan keselamatan dan kesehatan kerja di laboratorium, petugas laboratorium yang bekerja di lingkungan laboratorium mempunyai kemungkinan risiko akibat paparan bahan-bahan kimia. Akan tetapi kenyataan di lapangan seperti halnya di laboratorium Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Palangkaraya, berdasarkan observasi yang telah dilakukan, seringkali ditemukan hal-hal yang bertolak belakang dengan K3 seperti pengabaian penggunaan APD (misalnya sarung tangan dan masker) di dalam laboratorium pada saat melakukan kerja yang kontak langsung dengan bahan-bahan kimia, belum adanya Standar Operasional Prosedur di laboratorium, fasilitas laboratorium yang kurang memadai seperti pendingin ruangan, sirkulasi udara dan lain-lain. Hal tersebut secara langsung maupun tidak langsung dapat menimbulkan dampak yang merugikan bagi praktikkan maupun lingkungan sekitar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan keselamatan dan kesehatan kerja di laboratorium Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Palangkaraya. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yaitu penelitian yang umumnya menjelaskan dan memberi pemahaman dan interpretasi tentang berbagai perilaku dan pengalaman manusia dalam berbagai bentuk. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Palangkaraya. Kegiatan penelitian yang dilakukan adalah observasi, wawancara terhadap partisipan yang bersedia dijadikan subjek dalam penelitian ini, dan pendokumentasian. Hasil yang didapatkan pada penelitian ini dimasukkan dalam beberapa tahapan yakni tahapan persiapan, perencanaan, pengorganisasian dan pelaksanaan.</p>2016-09-01T00:00:00+00:00Copyright (c) 2016 Olfah Olfahhttps://journal.umpr.ac.id/index.php/snik/article/view/1210Uji Efektivitas Antiinflamasi Ekstrak Metanol Daun Subang-Subang (Scaevola taccada L.) terhadap Mencit yang Diinduksi Karagenan2020-01-10T03:16:08+00:00Fathnur Sani Kfathnur_sani@yahoo.co.idPenny Yustimartinafathnur_sani@yahoo.co.id<p style="text-align: justify;">Daun subang-subang (Scaevola taccada L.) merupakan bagian tumbuhan yang bermanfaat bagi kesehatan, salah satu kandungan kimia yang ada pada daun subang-subang adalah alkaloid dan terpenoid yang telah diketahui berkhasiat sebagai Antiinflamasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas ekstrak metanol daun subang-subang sebagai antiinflamasi dan mengetahui dosis yang paling efektiff sebagai antiinflamasi. Penelitian ini dilakukan dengan membagi kelompok hewan uji menjadi 5 kelompok yaitu kelompok kontrol negative (Na CMC 1%), kontrol positif (Metil Prednisolon 0,34 g/20g BB)., Dosis I (2,5% ekstrak), II (5% ekstrak), dan III (7,5% ekstrak). Inflamasi di bentuk dengan cara menginduksi hewan uji dengan menggunakan karagenan 1%. Analisis data dilakukan dengan menggunakan program SPSS dengan metode analisa Anova 2 Arah dengan tingkat kepercayaan 95%. Hasil uji anova dua arah menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna antar kelompok perlakuan (p<0,05). Dimana dosis yang memberikan efek terbaik adalah dosis I (2,5%).</p>2016-09-01T00:00:00+00:00Copyright (c) 2016 Fathnur Sani K, Penny Yustimartinahttps://journal.umpr.ac.id/index.php/snik/article/view/1211Formulasi Bedak Tabur Biji Alpukat (Perseae americana Mill)2020-01-10T03:16:17+00:00Elmitra Elmitrafathnur_sani@yahoo.co.idRiska Novalinafathnur_sani@yahoo.co.id<p style="text-align: justify;">Kosmetik adalah sediaan atau campuran bahan yang digunakan pada bagian luar badan untuk membersihkan, menambah daya tarik, mengubah penampakan, melindungi supaya tetap dalam keadaan baik, memperbaiki bau badan tetapi tidak dimaksudkan untuk mengobati atau menyembuhkan suatu penyakit. Salah satu tumbuhan yang memiliki kandungan kaya akan antioksidan dan bisa dijadikan sebagai kosmetik adalah buah alpukat (Perseae americana Mill). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pengendapan. Formulasi sediaan bedak tabur dibuat dalam jumlah 4 formula, dengan zat aktifnya adalah pati biji alpukat. Formula 0 mengandung 0%, formula 1 mengandung 4%, formula 2 mengandung 7%, formula 3 mengandung 10% serbuk pati biji alpukat. Evaluasi bedak tabur yang dilakukan adalah uji organoleptis, uji derajat kehalusan, uji waktu alir, uji iritasi, dan uji pH. Hasil semua penelitian pati biji alpukat (Perseae americana Mill) dapat dibuat dalam bentuk sediaan bedak tabur. Konsentrasi kadar pati biji alpukat dari ke 4 formula memiliki perbedaan sifat fisik dalam bentuk organoleptis yaitu perbedaan warna dimana didapat formula terbaik pada F1.</p>2016-09-01T00:00:00+00:00Copyright (c) 2016 Elmitra Elmitra, Riska Novalinahttps://journal.umpr.ac.id/index.php/snik/article/view/1212Sensitifitas Bakteri Staphylococcus aureus terhadap Senyawa Alkaloid pada Daun Subang-Subang (Scaevola taccada L)2020-01-10T03:16:25+00:00Yuska Noviyantiyuskanoviyanti@gmail.comSumiati Sumiatiyuskanoviyanti@gmail.com<p style="text-align: justify;">Telah dilakukan penelitian dengan judul sensitifitas bakteri Staphylococcus aureus terhadap senyawa alkaloid pada daun subang-subang (Scaevola taccada L). Tujuan penelitian untuk mengetahui berapa besar pengaruh daun subang-subang (scaevola taccada L) mampu dalam menghambat pertumbuhan staphylococcus aureus. Metode penelitian metode difusi menggunakan kertas cakram dengan melihat area zona bening yang merupakan tolok ukur melihat sensitifitas bakteri Staphylococcus aureusterhadap daun subang-subang (Scaevola taccada L). Hasil penelitian menunjukkan ekstrak kental daun subang-subang dengan konsentrasi 500 µg/ml memiliki daya hambat bakteri sebesar 4,36 mm, ini tertinggi jika dibandingkan konsentrasi ekstrak kental daun subang-subang lainnya (10µg/ml, 50µg/ml, 100µg/ml, 1000µg/ml). kontrol positif (kloramfenikol 1000 µg/ml) memiliki daya hambat bakteri sebesar 12,12 mm. Bakteri Staphylococcus aureus memiliki sensitifitas yang rendah terhadap Ekstrak kental daun subang-subang (Scaevola taccada L) sehingga dapat disimpulkan kemampuan Ekstrak kental daun subang-subang (Scaevola taccada L) sangat lemah dalam menghambat pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus.</p>2016-09-01T00:00:00+00:00Copyright (c) 2016 Yuska Noviyanti, Sumiati Sumiatihttps://journal.umpr.ac.id/index.php/snik/article/view/1213Kualitas Hidup Pasien Diabetes dengan Penyulit di Poliklinik Penyakit Dalam Rumah Sakit Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta2020-01-10T03:16:32+00:00Nurfijrin Ramadhaninurfijrin@gmail.com<p style="text-align: justify;">Penyulit dari diabetes merupakan penentu yang paling penting pada kualitas hidup pasien. Diabetes dapat mengakibatkan efek yang besar pada kualitas hidup dari segi sosial dan psikologis, sehingga orang yang mengalami diabetes memiliki kualitas hidup yang lebih buruk dibandingkan orang yang tidak mengalami penyakit kronis. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti efek jenis kelamin dan umur pasien pada presepsi kualitas hidup pasien menurut SF-36 pasien diabetes dengan penyulit, di Poliklinik Penyakit Dalam Rumah Sakit Panembahan Senopati Bantul. Penelitian ini dilakukan dengan metode cross sectional secara prospektif pada pasien rawat jalan diabetes dengan hipertensi yang memenuhi kriteria inklusi. Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan wawancara dan pengisian kuesioner QOL SF 36. Hasil dari penelitian ini menunjukkan milai kualitas hidup perdomain menurut SF-36, untuk laki-laki dan perempuan secara statistik tidak signifikan (p>0,05) sehingga secara keseluruhan tidak ada perbedaan yang signifikan kualitas hidup pasien laki-laki dan perempuan. Hal ini dapat disebabkan karena tipe diabetes yang dialami pasien tidak dikelompokkan ,selain itu penyulit diabetes dan umur pasien yang tidak merata di setiap kelompok. Berdasarkan umur, nilai rata-rata kualitas hidup untuk domain fungsi fisik adalah 85,94 ± 1,63 untuk pasien berumur <60 tahun dan 74,62 ± 2,98 untuk >60 tahun, secara statistik berbeda signifikan (p<0,05). Sedangkan untuk domain lainnya tidak menunjukkan perbedaan yang sinifikan antara kedua kelompok, sehingga terlihat bahwa umur pasien geriatri (>60 tahun) sangat berpengaruh pada menurunnya kualitas hidup, khususnya fungsi fisik.</p>2016-09-01T00:00:00+00:00Copyright (c) 2016 Nurfijrin Ramadhanihttps://journal.umpr.ac.id/index.php/snik/article/view/1214Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Lamanya Menyusui di Puskesmas Menteng Kota Palangka Raya2020-01-10T03:16:43+00:00Riyanti Riyantiriyantihelena@gmail.comRiny Natalinariyantihelena@gmail.com<p style="text-align: justify;">Praktik menyusui secara eksklusif sampai usia bayi 6 bulan terus menerus mengalami penurunan. Keuntungan menyususi meningkat seiring lama menyusui terutama pemberian secara eksklusif selama enam bulan pertama kehidupan. Praktik menyusui khusunya pemberian ASI eksklusif tidak memenuhi target nasional 80% sehingga perlu dilakukan berbagai upaya untuk bisa membantu pencapaian target tersebut. Ada banyak faktor yang mempengaruhi lama praktik menyusui. Jenis penelitian ini deskritif analitik non eksperimen dengan rancangan cross sectional study.Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan sampel 100 orang ibu menyusui yang berada di wilayah puskesmas Menteng. Analisis data dilakukan dengan tiga tahapan univariat menggunakan teknik distribusi frekuensi, bivariat dengan uji korelasi dan multivariat menggunakan regresi logistik berganda. Hasil analisis multivariat menunjukkan terdapat hubungan bermakna antara Inisiasi Menyusu Dini dengan lama menyusui (p value=0,035), sedangkan faktor umur (p value=0,591), pendidikan (p value=0,277), pekerjaan (p value=0,087), paritas (p value=0,254), keputusan menyusui (p value=0,470), pengetahuan (p value =0,706), sikap (p value=0,4188) dan dukungan tenaga (p value =0,488) kesehatan tidak mempengaruhi lamanya menyusui. Lamanya menyusui dipengaruhi oleh faktor inisiasi menyusu dini dan tidak dipengaruhi faktor umur, pendidikan, pekerjaan, paritas, keputusan menyusui, pengetahuan, sikap dan dukungan tenaga.</p>2016-09-01T00:00:00+00:00Copyright (c) 2016 Riyanti Riyanti, Riny Natalinahttps://journal.umpr.ac.id/index.php/snik/article/view/1215Pengaruh Pemberian Perasan Jeruk Purut (Citrus hystrix) dan Jeruk Kalamansi (Citrus microcarpa) Terhadap Kemampuan Fisik Mencit (Mus musculus) yang Dipapar Asap Rokok2020-01-10T03:16:52+00:00Agung Giri Samudraagunggirisamudra@gmail.comAnna Rezia Oktarinaagunggirisamudra@gmail.comYoza Azpikaagunggirisamudra@gmail.com<p style="text-align: justify;">Buah jeruk purut (Citrus hystrix) dan jeruk kalamansi (Citrus microcarpa) mengandung zat yang dapat berkhasiat untuk menjaga kesehatan tubuh seperti flavonoid, vitamin C, α-tokoferol, dan polifenol. Asap rokok sebagai faktor resiko inflamasi paru-paru seperti Penyakit Paru obtruksi Kronik (PPOK). Kerusakan progresif dan ireversibel pada saluran pernafasan menyebabkan terganggunya suplai oksigen ke tubuh sehingga kemampuan fisik menurun. Adapun percobaan dilakukan untuk melihat pengaruh pemberian perasan buah jeruk purut dan jeruk kalamansi terhadap kemampuan fisik mencit (Mus musculus) yang dipapar asap rokok. Penelitian ini menggunakan hewan percobaan mencit yang dibagi menjadi empat kelompok perlakuan yaitu kelompok kontrol positif, kelompok kontrol negatif, kelompok perlakuan 1 (perasan purut), dan kelompok perlakuan 2 (perasan kalamansi). Hewan percobaan diberikan larutan uji dan dipapar asap rokok setiap hari selama 14 hari. Pengujian kemampuan fisik dengan menggunakan metode renang dilakukan pada hari ke-0 dan ke-15. Hasil penelitian dianalisa dengan menggunakan SPSS yang menunjukkan bahwa hasil perlakuan 1 dan 2 mampu kemampuan fisik yang lebih baik dibandingkan dengan kelompok kontrol negatif terhadap mencit yang dipapar asap rokok dengan kadar nikotin 2,5 mg selama 14 hari berturut-turut.</p>2016-09-01T00:00:00+00:00Copyright (c) 2016 Agung Giri Samudra, Anna Rezia Oktarina, Yoza Azpikahttps://journal.umpr.ac.id/index.php/snik/article/view/1216Uji Daya Hambat Ekstrak Etanol Daun Singkong (Manihot utilisima) Pada Bakteri Pseudomonas Aeruginosa2020-01-10T03:17:02+00:00Setya Enti Rikomahsetyaenti_rikomah@yahoo.com<p style="text-align: justify;">Tanaman yang dapat dijadikan sebagai obat tradisional oleh masyarakat Indonesia adalah Daun singkong (Manihot utilisima). Sejak zaman dahulu, daun singkong telah digunakan sebagai obat herbal untuk mengobati luka, luka sayatan, luka bakar, dan infeksi yang disebabkan oleh bakteri. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui daya hambat ekstrak daun singkong (Manihot utilisima) terhadap bakteri Pseudomonas aeruginosa. Sampel yang digunakan adalah tanaman daun singkong (Manihot utilisima). Ekstraksi dengan metode maserasi, selanjutnya dipekatkan menggunakan Rotary evaporator dan dilakukan uji susut pengeringan. Ekstrak dibagi menjadi lima perlakuan yaitu 10 µg/ml, 50 µg/ml, 100 µg/ml, 500 µg/ml, 1000 µg/ml dibuat kontrol posistif dan negatif lalu dilakukan pembuatan media NA dan NB. Dilakukan peremajaan bakteri dan pembuatan larutan uji lalu dilalukan pengujian daya hambat dengan metode difusi cakram lalu diikubasi selama 18-24 jam dan diukur diameter zona hambat dengan menggunakan jangka sorong kemudian di uji secara statistik menggunakan SPSS 16 dengan metode one way annova kepercayaan 95% atau (ρ = 0,05). Dari hasil pengujian menunjukan bahwa semua konsentrasi ekstrak tanaman daun singkong (Manihot utilisima) mempunyai kemampuan menghambat pertumbuhan bakteri Pseudomonas aeruginosa dengan konsentrasi terbaik adalah 1000 µg/ml.Daya hambatnya ditunjukan dengan adanya zona bening disekitar cakram.</p>2016-09-01T00:00:00+00:00Copyright (c) 2016 Setya Enti Rikomahhttps://journal.umpr.ac.id/index.php/snik/article/view/1217Analisis Penyimpanan dan Distribusi Alat dan Obat Kontrasepsi Pemerintah di Kota Palangkaraya Tahun 20122020-01-10T03:17:11+00:00Lamia Diang Mahalialamiadiang@poltekkes-palangkaraya.ac.id<p style="text-align: justify;">Kontrasepsi merupakan alat/obat yang memiliki nilai yang sangat strategis dalam menunjang operasional program Keluarga Berencana. Pada tahun 2012, di Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (Badan PP dan KB) Kota Palangka Raya serta puskesmas se Kota Palangka Raya, masih ditemui masalah terkait penyimpanan dan distribusi alat/obat kontrasepsi (alokon). Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai praktik pengelolaan penyimpanan dan distribusi alokon di Badan PP dan KB Kota Palangka Raya pada tahun 2012. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif dan kuantitatif dengan rancangan case study yang menggunakan data retrospektif. Data kuantitatif diperoleh dengan pengisian daftar tilik dan observasi dokumen yang diambil secara retrospektif, sedangkan data kualitatif diperoleh dengan wawancara mendalam di Badan PP dan KB Kota Palangka Raya dan puskesmas se-Kota Palangka Raya yang dilaksanakan pada tahun 2012. Hasil menunjukkan bahwa persentase kecocokan antara barang dengan kartu stok di Badan PP dan KB Kota Palangka Raya adalah sebesar 100%, namun hal ini tidak terjadi di puskesmas. Penyimpanan alokon di Badan PP dan KB tidak 100% berdasarkan prinsip FEFO. Masih ditemukan alokon yang kadaluwarsa dan mengalami stok mati. Terdapat penyimpangan antara jumlah alokon yang diberi oleh Badan PP dan KB dengan yang diminta oleh puskesmas. Banyak puskesmas yang pernah mengalami kekosongan beberapa jenis stok alokon dalam satu tahunnya. Kegiatan penyimpanan dan distribusi alokon di Kota Palangka Raya pada tahun 2012 jika dilihat dari persentase pencapaian indikator penyimpanan distribusi serta pemenuhan unsur CDOB secara umum masih belum memenuhi standar yang berlaku</p>2016-09-01T00:00:00+00:00Copyright (c) 2016 Lamia Diang Mahaliahttps://journal.umpr.ac.id/index.php/snik/article/view/1218Formulasi Sediaan Krim Ekstrak Daun dan Kulit Batang Kalapapa (Vitex pinnata L.) sebagai Obat Penyembuh Luka2020-01-10T03:17:21+00:00Gad Dataklamiadiang@poltekkes-palangkaraya.ac.idVissia Didin Ardiyanilamiadiang@poltekkes-palangkaraya.ac.idLamia Diang Mahalialamiadiang@poltekkes-palangkaraya.ac.id<p style="text-align: justify;">Tanaman Kalapapa (Vitex Pinnata L.) merupakan tanaman asli Asia Selatan dan Asia Tenggara. Kalapapa merupakan nama lokal yang digunakan oleh masyarakat Dayak Kalimantan Tengah dan merupakan salah satu tanaman lokal yang banyak digunakan oleh suku Dayak sebagai obat anti radang tradisional. Ekstrak etanol daun Kalapapa mengandung metabolit sekunder alkaloid, flavonoid, dan terpenol/steroid, serta memiliki aktivitas sebagai antiaoksidan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas krim dari ekstrak etanol daun dan kulit batang Kalapapa. Penelitian ini menggunakan krim yang dibuat dari ektrak daun dan kulit batang Kalapapa dengan konsentrasi 5%, 10%, 20% dan 40%. Kualitas krim ditentukan dengan cara menguji organoleptik, homogenitas, pH, daya sebar, daya serap, dan stabilitas terhadap suhu. Hasil yang didapat pada uji orgnoleptik, krim ektrak daun dan kulit batang Kalapapa berwarna hijau, konsistensi semi padat, dan bau krim khas Kalapapa. Uji homogenitas krim dengan konsentrasi 5%, 10%, 20% dan 40% menunjukkan bahwa tidak terdapat gumpalan maupun butiran kasar pada krim. Uji daya sebar krim berkisar antara 2,425 cm - 3,05 cm, uji pH krim berkisar dari 4 - 5, uji daya serap krim berkisar dari 1 ml - 3,8 g/ml dan uji stabilitas menunjukkan bahwa krim stabil pada suhu dingin. Formulasi sediaan krim ekstrak daun dan kulit batang kalapapa memenuhi uji organoleptis, homogenitas, pH, daya sebar, daya serap dan stabilitas terhadap suhu.</p>2016-09-01T00:00:00+00:00Copyright (c) 2016 Gad Datak, Vissia Didin Ardiyani, Lamia Diang Mahaliahttps://journal.umpr.ac.id/index.php/snik/article/view/1219Analisis Nilai Gizi Makanan yang Disajikan di Asrama Sekolah Luar Biasa Negeri I Palangka Raya2020-01-10T03:17:32+00:00Nurbaiti NurbaitiNurbaiti4epel@gmail.comDwirina HerviliaNurbaiti4epel@gmail.com<p style="text-align: justify;">Masalah gizi adalah gangguan kesehatan dan kesejahteraan seseorang, kelompok orang atau masyarakat sebagai akibat adanya ketidakseimbangan antara asupan (intake) dengan kebutuhan tubuh akan makanan dan pengaruh interaksi penyakit. Ketidakseimbangan ini bisa mengakibatkan gizi kurang maupun gizi lebih. Konsumsi makanan yang beragam, bergizi seimbang dan aman dapat memenuhi kecukupan gizi individu untuk tumbuh dan berkembang.Tujuanpenelitian adalah mengetahui analisis nilai Gizi makanan yang disajikan Di Asrama Sekolah Luar Biasa Negeri I Palangka Raya. Metode penelitian adalah Cross sectional yang bersifat deskriftif analitik dengan jenis penelitian observasional. Hasi penelitian adalahSampel berjumlah 11 orang siswa 6 orang terdiri dari tuna rungu dan 5 orang tuna grahita. Rata-rata kecukupan zat gizi berdasarkan AKG yaitu energi sebesar 2397,73 gr, protein sebesar 62,73gr, lemak sebesar 80 gr, karbohidrat sebesar 220,55 gr, besi sebesar 19,82 mg, kalsium sebesar 1154,55 mg, zink sebesar 14 mg, vitamin A sebesar 572,73 µg dan vitamin B1 sebesar 1,28 mg.Analisis kecukupan makan pagi siang dan malam zat gizi paling tinggi yaitu makan pagi energi sebesar 66,17 %, makan siang protein sebesar 70,64%, makan siang lemak sebesar 58,99%, makan pagi karbohidrat sebesar 136,12%, makan pagi besi sebesar 150,29%, makan siang kalsium sebesar 18,94%, makan pagi zink sebesar 194,13%, makan siang vit.A sebesar 51,39%, makan pagi vit.B1 sebesar 1511,54%. Rata-rata nilai gizi dibandingkan dengan AKG dalam sehari yaitu zat gizi di kategorikan baik ≥ 80% karbohidrat dan vitamin B1. Sedangkan zat gizi di kategorikan kurang < 80% yaitu energi, protein, lemak, besi, kalsium, zink dan vitamin A, Menu yang disajikan selama penelitian tidak bervariasi dan tidak beragam selain itu juga tidak menggunakan siklus menu</p>2016-09-01T00:00:00+00:00Copyright (c) 2016 Nurbaiti Nurbaiti, Dwirina Herviliahttps://journal.umpr.ac.id/index.php/snik/article/view/1220Gambaran Asupan Makanan Ibu Nifas di Wilayah Katingan Kalimantan Tengah2020-01-10T03:17:44+00:00Dwirina Herviliadwirinahervilia@gmail.com<p style="text-align: justify;">Sebagian besar ibu-ibu menyusui di negara berkembang mengkonsumsi energi dan makanan yang berada jauh dibawah AKG. adanya pantangan dalam makanan maka semakin kecil peluang ibu untuk mengkonsumsi makan yang beragam. Sehingga masyarakat akan mengkonsumsi bahan makanan bergizi dalam jumlah yang kurang, dengan demikian penyakit kekurangan gizi akan mudah timbul Berdasarkan pada jenis masalah gizi yang dijumpai pada ibu hamil dan menyusui serta dampak negatif yang ditimbulkan karena status gizi yang buruk pada ibu menyusui tidak hanya mengenai diri yang bersangkutan, tetapi juga pada perkembangan dan pertumbuhan anak dikemudian hari.Tujuan dari penelitian ini adalah diketahuinyaasupan makanan dan kebutuhan ibu nifas di Kabupaten Katingan. Metode yang dipergunakan melalui pendekatan kualitatifdengan cara mengeksplorasi sumber-sumber informasi melalui wawancara dan observasi partisipatif bagi ibu yang bersedia diamati untuk mempelajari asupan makan sehari-hari. Hasilpenelitian mendapatkan bahwa rata-rata asupan pada ibu nifas energi adalah sebesar 1454.2 kkal, dengan perhitungan kecukupan adalah 2505,0 kkal, berarti ibu nifas hanya memenuhi 58 % dari kecukupan melalui asupan makanan. Untuk lemak rata-rata asupan yang dimakan 30,3 gram, dengan kecukupan yang dianjurkan adalah 78,5 gram, yang dimakan oleh ibu nifas hanya memenuhi 38,3 % dari AKG. Protein paling mendekati asupan dan kecukupannya yaitu rata-rata 78,6 gram dan kecukupan yang dianjurkan adalah 75 gram memenuhi 104,7 % dari AKG.Untuk zat gizi karbohidrat serat dan zat besi berada pada angka persen kecukupan AKG masing-masing 61,5%, 52,4% dan 51,2 %. Kesimpulanpenelitian ini adalah dari 6 (enam) zat gizi yang dilakukan perbandingan antara rata-rata asupan dan kecukupan dengan AKG hanya protein yang memenuhi asupan AKG, sedangkan zat gizi seperti energi, lemak, karbohidrat, serat dan zat besi tidak mencapai 80 % dari AKG. Lemak merupakan zat gizi yang paling rendah rata-rata asupannya.</p>2016-09-01T00:00:00+00:00Copyright (c) 2016 Dwirina Herviliahttps://journal.umpr.ac.id/index.php/snik/article/view/1221Uji Efektifitas Antipiretik Ekstrak Daun Tapak Dara (Catharantus roseus) dan Rebusan Buah Cabe Jawa (Piper retrofractum Vahl.) pada Mencit Jantan (Mus Musculus)2020-01-10T03:17:56+00:00Densi Selpia Sopiantidselpias@gmail.com<p style="text-align: justify;">Berbagai tanaman obat yang ada disekitar kita memiliki potensi sebagai obat penurun panas (antipiretik) antara lain yaitu daun tapak dara (Catharanthus roseus) yang mengandung flavonoid dan buah cabe jawa (Piper retrofractum Vahl) yang mengandung piperine.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efek antipiretik ekstrak daun tapak dara (Catharanthus roseus) dan buah cabe jawa (Piper retrofractum Vahl) pada mencit (Mus musculus) dan membandingkan efek antipiretik dengan parasetamol. Penelitian ini menggunakan 20 ekor mencit dan dibagi menjadi 4 kelompok, yaitu kelompok kontrol negatif Na CMC 1%, kelompok kontrol positif Parasetamol, kelompok perlakuan dengan ekstrak daun tapak dara dan kelompok perlakuan dengan rebusan buah cabe jawa. Setiap mencit dilakukan pengukuran suhu tubuh awal lalu diinjeksikan vaksin Dpt Hb, 2 jam setelah itu diberi zat uji lalu di ukur kembali suhu tubuh mencit tiap 30 menit sekali selama 180 menit. Hasil penelitian dianalisa menggunakan SPSS dengan uji statistic One Way Anova terdapat perbedaan yang bermakna (signifikan) pada data dengan sig p<0,05. Penelitian ini membuktikan bahwa ekstrak daun tapak dara (Catharanthus roseus) dan buah cabe jawa (Piper retrofractum Vahl) mempunyai efek antipiretik pada mencit (Mus musculus), namun efeknya lebih rendah bila dibandingkan dengan parasetamol.</p>2016-09-01T00:00:00+00:00Copyright (c) 2016 Densi Selpia Sopiantihttps://journal.umpr.ac.id/index.php/snik/article/view/1222Perbedaan Efektivitas Exercise (Abdominal Stretching Exercise) dan Jus Jahe Merah (Zingibers Officinale Var Rubrum) Terhadap Dismenore pada Remaja Putri2020-01-10T03:18:05+00:00Greiny Arisaniarysanie@gmail.com<p style="text-align: justify;">Masa remaja merupakan periode transisi dari masa anak ke masa dewasa yang ditandai dengan percepatan perkembangan fisik, mental, emosional dan sosial. Kesehatan reproduksi merupakan masalah penting bagi remaja. Perubahan paling awal pada remaja adalah mulai mengalami menstruasi yang dapat menimbulkan dismenore. Dismenore berdampak kepada aktivitas belajar dan secara tidak langsung berdampak pada kualitas hidup remaja. Tujuan Penelitian Membuktikan perbedaan efektivitas intervensi exercise (abdominal stretching exercise) dan intervensi jus jahe merah terhadap penurunan intensitas nyeri menstruasi pada remaja putri. Metoda Penelitian Quasi Eksperimental dengan desain Two Comparison pretest-posttest design pengukuran intensitas nyeri dilakukan dengan menggunakan numeric VAS (visual analog scale) dengan skala 0-10. Penelitian dilakukan terhadap 42 responden yang terdiri dari kelompok exercise dan kelompok jus jahe merah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa intensitas nyeri pada kelompok exercise sebelum intervensi sebagian besar responden berada pada skala nyeri 6 (28,6%) dan sesudah intervensi sebagian besar responden berada pada skala nyeri 2 (28,6%) dan 3 (28,6%). Pada kelompok jus jahe merah sebelum intervensi sebagian besar responden berada pada skala nyeri 5 (38,1%) dan sesudah intervensi sebagian besar berada pada skala nyeri 2 (33,3%). Hasil uji paired t-test didapatkan ada perbedaan yang bermakna rata-rata intensitas nyeri sebelum dan sesudah intervensi baik pada kelompok exercise (p value 0,000) maupun kelompok jus jahe merah (p value 0,000). Hasil uji Mann-Whitney pada kedua kelompok menunjukkan perbedaan yang signifikan penurunan intensitas nyeri antara kelompok intervensi exercise dan kelompok intervensi jus jahe merah dengan nilai (p value 0,009). Nilai rata-rata penurunan kelompok jus jahe merah (26,31) lebih tinggi daripada rata-rata penurunan intensitas nyeri pada kelompok exercise (16,69). Pemberian intervensi jus jahe merah efektif dalam menurunkan intensitas nyeri menstruasi dibandingkan dengan intervensi exercise (abdominal stretching exercise).</p>2016-09-01T00:00:00+00:00Copyright (c) 2016 Greiny Arisanihttps://journal.umpr.ac.id/index.php/snik/article/view/1223Determinan Depresi Lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Sinta Rangkang Kecamatan Bukit Batu Kota Palangka Raya2020-01-10T03:18:18+00:00Fetty Rahmawatyfetty.rahmawati@gmail.comBerthiana Berthianafetty.rahmawati@gmail.com<p style="text-align: justify;">Peningkatan jumlah penduduk lansia sebagai konsekuensi dari peningkatan usia harapan hidup. Peningkatan usia harapan hidup tentunya berdampak lebih banyak terjadinya permasalahan pada lansia. Depresi merupakan salah satu gangguan mental pada lanjut usia dimana prevalensinya bertambah seiring meningkatnya usia seseorang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui depresi pada lansia di Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Sinta Rangkang Bukit Batu Palangka Raya serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Desain penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif cross sectional. Jumlah sampel sebanyak 45 lansia yang dipilih dengan teknik purposive sampling. Variabel yang diteliti adalah usia, jenis kelamin, lama tinggal di panti, riwayat kesehatan (hipertensi/tidak), dan kunjungan keluarga. Hasil penelitian menunjukkan bahwa status depresi pada lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Sinta Rangkang Bukit Batu Palangka Raya yang tertinggi terjadi pada usia 75-90 tahun yaitu sebanyak 4 orang (23,5%), jenis kelamin yang terbanyak adalah laki-laki sebanyak 5 orang (19,2 %), berdasarkan lama tinggal di panti yang terbanyak adalah 1-5 tahun sebanyak 5 orang (29,4%), dilihat dari kunjungan keluarga yang terbanyak adalah pernah dikunjungi sebanyak 5 orang (22,7%), dilihat dari riwayat kesehatan lansia yang terbanyak adalah lansia dengan hipertensi sebanyak 5 orang (26,3%). Diharapkan PSTW Sinta Rangkang Bukit Batu Palangka Raya agar dapat meningkatkan kesejahteraan pada lansia sehingga lansia dapat terhindar dari stresor-stresor yang dapat menyebabkan terjadinya depresi.</p>2016-09-01T00:00:00+00:00Copyright (c) 2016 Fetty Rahmawaty, Berthiana Berthianahttps://journal.umpr.ac.id/index.php/snik/article/view/1224Perbandingan Afinitas Kurkumin-Enol dan Kurkumin-Keto terhadap COX-22020-01-10T03:18:29+00:00Mohammad Rizki Fadhil Pratamamohammadrizkifadhilpratama@gmail.com<p style="text-align: justify;">Kurkumin selain dikenal memiliki aktivitas sebagai hepatoprotektor juga diketahui memiliki aktivitas sebagai analgetik. Aktivitas analgetik kurkumin dihubungkan dengan potensi sebagai inhibitor jalur metabolisme asam arakidonat. Salah satu komponen penting pada jalur asam arakidonat adalah enzim siklooksigenase (COX), dimana inhibisi pada COX-2 diketahui memiliki efek lebih signifikan terhadap aktivitas analgetik suatu senyawa. Kurkumin merupakan rasemat dengan dua bentuk aktif yaitu bentuk –enol dan –keto. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan afinitas masing-masing bentuk aktif kurkumin terhadap COX-2. Metode yang digunakan adalah docking dengan kurkumin-keto memberikan energi bebas ikatan paling negatif dan konstanta inhibisi paling kecil, secara berturut-turut yaitu -8,45 kcal/mol dan 642,19 nM. Bentuk –keto pada kurkumin memberikan afinitas hampir 2 kali lipat lebih tinggi dibandingkan bentuk –enol pada kurkumin. Hasil tersebut memberikan prediksi bahwa untuk meningkatkan aktivitas analgetik kurkumin sebagai inhibitor COX-2 dapat dilakukan dengan meningkatkan perbandingan bentuk –keto dari kurkumin.</p>2016-09-01T00:00:00+00:00Copyright (c) 2016 Mohammad Rizki Fadhil Pratamahttps://journal.umpr.ac.id/index.php/snik/article/view/1225Kadar Hemoglobin Penjual Sate Ayam di Kecamatan Pahandut Kota Palangka Raya2020-01-10T03:18:37+00:00Dwi Purbayantidwipurbayanti@gmail.comHildayanti Hildayantidwipurbayanti@gmail.com<p style="text-align: justify;">Salah satu contoh pekerjaan yang sering terpapar dengan sumber pencemaran udara adalah penjual sate. Asap pembakaran sate mengandung polutan berbahaya berupa partikulat, poliaromatik hidrokarbon, senyawa organik mudah menguap, logam berat dan senyawa toksik lainnya yang dapat mencemari udara serta memberikan efek jangka pendek dan jangka panjang bagi kesehatan manusia. Organisasi Kesehatan Dunia telah melaporkan bahwa paparan kronis pada konsentrasi rendah zat pencemar udara berpotensi menyebabkan anemia pada manusia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran kadar hemoglobin pada penjual sate ayam di Kecamatan Pahandut Kota Palangka Raya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif. Sampel penelitian adalah penjual sate ayam di Kecamatan Pahandut Kota Palangka Raya, sebanyak 25 orang dengan teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Dari hasil penelitian didapatkan hasil pemeriksaan kadar hemoglobin pada penjual sate ayam di Kecamatan Pahandut Kota Palangka Raya. Dari 25 orang yang memiliki kadar Hb normal sebanyak 16 orang (64 %), dan yang memiliki kadar Hb menurun atau anemia sebanyak 9 orang (36 %). Terlihat bahwa kelompok sampel perempuan lebih banyak yang anemia dibandingkan laki-laki dan juga anemia lebih banyak pada sampel dengan lama berjualan lebih dari 10 tahun.</p>2016-09-01T00:00:00+00:00Copyright (c) 2016 Dwi Purbayanti, Hildayanti Hildayanti