Upaya Pengendalian Pencemaran Air Sungai Kalitidu Di Desa Jelu, Kecamatan Kalitidu, Kabupaten Bojonegoro
DOI:
https://doi.org/10.33084/mitl.v7i1.3351Keywords:
Sungai Kalitidu, Pengujian Kualitas air, Pengendalian Pencemaran SungaiAbstract
Sungai Kalitidu merupakan salah satu anak Sungai Bengawan Solo yang melalui Desa Jelu, Kecamatan Kalitidu, Kabupaten Bojonegoro. Sungai ini diindikasikan telah mengalami pencemaran yang diakibatkan oleh aktivitas pembuangan limbah domestik dan pertanian. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kondisi kualitas air Sungai Kalitidu dan berapa besar beban pencemaran dari pemukiman dan pertanian yang masuk ke Sungai Kalitidu, serta merumuskan rekomendasi upaya pengendalian pencemaran air Sungai Kalitidu yang perlu dilakukan dalam rangka menjaga dan memulihkan kondisi air sungai dan menjaga mutu air sungai sesuai dengan peruntukannya Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan metode deskriptif kuantitatif dan deskriptif kualitatif. Parameter kualitas air yang diuji adalah fisika (Suhu, TSS), kimia (pH, DO, BOD, COD, Total Fosfat, Nitrat, dan MBAS) dan biologi (Fitoplankton, Zooplankton, dan Total Coliform). Hasil pengujian kualitas air Sungai Kalitidu tergolong cemar ringan dengan memiliki nilai Indeks pencemar dengan rincian nilai sebesar 4,8 dengan debit air rata-rata sebesar 2.198 m/detik serta kedalaman air rata-rata 3 meter dari dasar sungai hal ini disebabkan karena dasar sungai cenderung curam sehingga arus air yang dihasilkan lebih deras. Karena arus sangat berperan penting dalam sirkulasi air, selain pembawa bahan terlarut dan tersuspensi, arus juga mempengaruhi jumlah kelarutan oksigen sehingga pada saat dilakukan pengujian parameter fisik, kimia, dan biologi Sungai Kalitidu memiliki nilai dibawah baku mutu kualitas air sungai dan termasuk dalam kualitas air Kelas II berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 2 Tahun 2008. Dari hasil kuesioner yang didapat dan setelah dilakukan pengujian analisis SWOT menunjukkan rekomendasi upaya pengendalian Sungai Kalitidu yaitu dengan menggunakan dana CSR untuk melakukan penghijauan dengan cara menanam tanaman yang dapat mendukung daya serap bagi tanah dan air di sekitaran Sungai Kalitidu untuk mencegah terjadinya pencemaran disungai dengan menanam tanaman berupa pohon bambu, waru, angsana, dan mahoni, melakukan program pengelolaan DAS dengan memperbaiki keseimbangan ekologi seperti kualitas air dan keanekaragaman hayati yang mengikut sertakan peran lembaga pemerintah, dan masyarakat di sekitar Sungai Kalitidu, dan dilakukannya pembuatan TPS (Tempat Pembuangan Sampah) yang bertujuan untuk mencegah agar masyarakat tidak membuang sampah langsung ke badan sungai serta menerapkan sistem 3R (Reuse, Reduce, dan Recycle) dan membuat masyarakat agar berpartisipasi secara langsung untuk menjaga kelestarian sungai.
Downloads
References
[2] Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Penerbit Rineka Cipta. Jakarta;
[3] Asdak, C. 2010. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Gajahmada University Press. Yogyakarta;
[4] Azwir. 2006. “ Analisa Pencemaran Air Sungai Tapung Kiri oleh Limbah Industri Kelapa Sawit PT. Peputra Masterindo di Kabupaten Tanggerang”. Tesis. Universitas Dipenogoro, Semarang;
[5] Davis, M. L. and D. A. Cornwell. 1991. Introduction to Environmental Engineering. Second Edition. Mc-Graw-Hill. Inc, New York;
[6] Effendi, Hefni. 2003. Telaah Kualitas Air : Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan Perairan. Penerbit KANISIUS. Yogyakarta;
[7] Elvi, Yetti.E, Soedharma.D, dan Haryadi. 2011. Evaluasi Kualitas Air Sungai-Sungai di Kawasan DAS Brantas Hulu Malang dalam Kaitannya dengan Tata Guna Lahan dan Aktivitas Masyarakat di Sekitarnya. JPSL Vol. (1) : 10-15;
[8] Fardiaz, Srikandi.1992. Polusi dan Udara. Penerbit Kanisius. Yogyakarta;
[9] Hach, Clifford. C. R. L. Klein, Jr. C. R. Gibbs. 1997. Introduction to Biochemical Oxygen demand. Technival Information Series. No. 7. Hach Company. USA;
[10] Hendrawan, Diana. 2005. Kualitas air Sungai dan Situ di DKI Jakarta. Makara Teknologi, Vol. 9. No. 1. pp 13-19;
[11] Herlambang, Arie. 2006. Pencemaran Air dan Strategi Penanggulangannya. JAI. Vol. 2, No. 1, pp 16-29;
[12] Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 115 Tahun 2003 Tentang Pedoman Penentuan Status Mutu Air;
[13] Meynendonckx, J., G. Heuvelmans, B. Muys, and J. Feyen. 2006. Effects of Watershed and Riparian Zone Characteristics on Nutrient Concentrations in The River Scheldt Basin. Hydrol. Earth Syst. Sci. Vol. 10 pp. 913-922;
[14] Mulyanto, H. R. 2007. Sungai, Fungsi dan Sifat-Sifatnya. Graha Ilmu. Yogyakarta;
[15] Nemerow, N.L. and Sumitomo, H. 1970. Benefits of Water Quality Enhancement. Report No. 16110 DAJ, prepared for the U.S. Environmental Protection Agency. Syracuse University, Syracuse, NY;
[16] Nemerow, N. L. 1974. Scientific Stream Pollution Analysis. Scripta Book Co Washington DC;
[17] Odum, E.P. 1971. Fundamental of Ecology. W.B. Saunder Com. Philadelphia 125 pp;
[18] Oky Subrata, dan M. Putuhena. 2012. Pengelolaan Banjir Berbasis Masyarakat (Studi Kasus: Kabupaten Bojonegoro). Jurnal Sumber Daya Air Vol. 8 No. 2 : 125-140;
[19] Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 02 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Kualitas Air Dan Pengendalian Pencemaran Air Di Provinsi Jawa Timur;
[20] Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 01 Tahun 2010 tentang Tata Laksana Pengendalian Pencemaran Air;
[21] Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air;
[22] Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2011 tentang Sungai;
[23] Priyambada, I. B. Oktiawan, W. Suprapto,R,P,E. 2008. Analisa Pengaruh Perbedaan Fungsi Tata Guna Lahan terhadap Beban Cemaran BOD Sungai (Studi Kasus Sungai Serayu Jawa Tengah). Jurnal Presipitasi. Vol. 5. No. 2. pp 55-62;
[24] Putri. R, Tanjung, Fadly Usman. 2010. Arahan Konservasi Wilayah Sungai Bengawan Solo yang Melalui Perkotaan Bojonegoro. Jurnal Tata Kota dan Daerah Volume 2, Nomor 2;
[25] Rahayu, Subekti., R. H. Widodo., M. van Noordwijk., I. Suryadi., B. Verbist. 2009. Monitoring Air di Daerah Aliran Sungai. World Agroforestry Centre. Bogor;
[26] Runtunuwu, E. Kondoh, A. Subagyono, K. 2010. Effect of Land Use on spatial and seasonal variation of water quality in Ciliwung River, West Java-Indonesia. Jurnal Riset Geologi dan Pertambangan. Vol. 20 No. 1;
[27] Salmin. 2005. Oksigen Terlarut (DO) dan Kebutuhan Oksigen Biologi (BOD) Sebagai Salah Satu Indikator Untuk Menentukan Kualitas Perairan. Jurnal Oseana, Volume XXX, Nomor 3, pp : 21-26;
[28] Saniere A, Henaut I, Argilier JF. 2004. Pipeline transportation of heavy oil, a strategic, economic and technological challenge. Oil Gas Sci Tech. 59(5):455-466;
[29] Siahaan. R, Indrawan, dkk. 2011. Kualitas Air Sungai Cisadane, Jawa Barat – Banten (Water Quality Of Cisadane River, West Java - Banten). Jurnal Ilmiah Sains Vol. 11 No. 2;
[30] Sugiyono, 2012. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Penerbit Alfabeta. Bandung;
[31] Supangat, A. B. 2008. Pengaruh berbagai Penggunaan Lahan Terhadap Kualitas Air Sungai di Kawasan Hutan Pinus di Gombong, Kebumen, Jawa Tengah. Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam. Vol.5. No.3. pp 267-276;
[32] Tafangenyasha, C. and T. Dzinomwa. 2005. Land-use Impacts on River Water Quality in Lowveld Sand River Systems in South-East Zimbabwe. Land Use and Water Resources Research. Vol.5 (3.1-3.10);
[33] Taufik, Suripin, dan Sudarno. 2015. Analisis Daya Tampung Beban Cemar di DAS
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
All rights reserved. This publication may be reproduced, stored in a retrieval system, or transmitted in any form or by any means, electronic, mechanical, photocopying, recording.