Standarisasi Simplisia Umbi Hati Tanah Asal Kalimantan Tengah sebagai Obat Tradisional

Standardization of Simplisia Heart Bulbs from Central Kalimantan as Traditional Medicine

Authors

  • Rezqi Handayani Universitas Muhammadiyah Palangkaraya
  • Susi Novaryatiin Universitas Muhammadiyah Palangkaraya

Keywords:

Standarisasi, Simplisia Umbi Hati Tanah, Obat Tradisional

Abstract

Kalimantan merupakan pulau di Indonesia yang terkenal dengan kekayaan keanekaragaman hayatinya. Tak hanya itu, kekayaan pengetahuan pengobatan tradisional dengan menggunakan tumbuhan yang diwariskan secara lisan dari generasi ke generasi pada etnis asli di Kalimantan juga sangat banyak. Salah satu tumbuhan herbal yang memiliki manfaat sebagai obat tradisional adalah Hati Tanah. Tumbuhan Hati Tanah dipercayai memiliki manfaat secara empiris sebagai obat Malaria. Pemanfatan tumbuhan hati tanah sebagai obat tradisional tidak bisa hanya berdasarkan pengetahuan empiris saja atau pengalaman masyarakat dalam menggunakannya, tetapi harus didukung dengan data ilmiah yang diperoleh dari berbagai macam penelitian yang dapat dilakukan. Untuk menjadi obat tardisional tumbuhan hati tanah harus diolah sedemikian rupa untuk siap menjadi bahan baku obat tradisional. Untuk menjadi bahan baku obat tradisional ada beberapa persyaratan yang harus dimiliki oleh tumbuhan hati tanah. Oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kulaitas dari simplisia umbi hati tanah agar siap menjadi bahan baku obat tradisional. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Farmakognosi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Palangkaraya. Kegiatan penelitian yang dilakukan adalan analisis kuantitatif simplisia umbi hati tanah dan profil KLT untuk melihat penampakan noda dari senyawa yang terkandung didalam ekstrak methanol umbi hati tanah. Hasil penelitian menunjukkan Analisis kuantitatif yang diperoleh dari simpilisa umbi hati tanah adalah kadar abu total sebesar 0,78%, kadar abu larut aiar sebesar 1,73% dan kadar abu tidak larut asam sebesar 7,22%, susut pengeringan sebesar 17,36%, kadar sari larut air sebesar 126,91%, kadar sari larut etanol sebesar 78,58% serta bahan organik asing sebesar 0,01%.Hasil KLT untuk ektrask metanol umbi hati tanah menunjukkan hasil yang baik pada eluen non polar. Karena adanya pergerakan  noda dan adanya pemisahan noda sehingga nilai Rf noda dapat dihitung yaitu 0,433.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Achmadi. 1990. Kimia Kayu. IPB. Bogor.
Ansel, H.C. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi Keempat. UI Press. Jakarta
DepKes R.I. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Indonesia. Departemen Republik Indonesia. Jakarta
DepKes R.I. 1995a. Farmakope Indonesia Edisis IV. Departemen Republik Indonesia. Jakarta
Fengel, D. 1995. Kayu. Kimia Ultrastruktur Reaksi-Reaksi. University Gadjah Mada Press. Yogyakarta.
Fessenden, J. Ralp dan Joans. Fessenden. 1992. Kimia Organik Jilid 2. Erlangga. jakarta
Gunawan, D & Mulyadi. 2004. Ilmu Obat Alam (Farmakognosi) Jilid I. Penebar swadaya. Jakarta
Harbone. I.B; “Metode Fitokimia”, terjemahan K. Radmawinata dan L. Soediso, penerbit ITB Bandung. 1987. 142-158, 234-238.11. Buckingham. J; et all. “Dictionary of Natural Product”. Chapman and Hall. London. 1994.
Kantasubrata, J. 1991. Perkembangan Bahan Untuk Keperluan TLC. http://mail.kiia.lipi.go.id/indek.php. diakses tanggal 14 juni 2014
Khopkar, S.M. 2003. Konsep Dasar Kimia Analitik. UI Press. Jakarta
Rustaman. 2006. Skrinning Fitokimia Tumbuhan Di Kawasan Gunung Kuda Kabupaten Bandung Sebagai Penelahaan Keakenakaragamn Hayati. Lembaga Penelitian Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Universitas Padjajaran. Bandung.
Robensonstrever. 1995. Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi. ITB. Bandung.

Downloads

Published

2016-09-01

How to Cite

Handayani, R., & Novaryatiin, S. (2016). Standarisasi Simplisia Umbi Hati Tanah Asal Kalimantan Tengah sebagai Obat Tradisional: Standardization of Simplisia Heart Bulbs from Central Kalimantan as Traditional Medicine. Prosiding Seminar Nasional Ilmu Kesehatan, 1(1), 8–16. Retrieved from https://journal.umpr.ac.id/index.php/snik/article/view/1204