Identifikasi Pengaruh Kondisi Lingkungan Fisik terhadap Kuantitas Air Telaga Palgading di Ekosistem Karst (Studi Kasus di Dusun Dulisen, Desa Giripurwo, Kecamatan Purwosari, Kabupaten Gunung Kidul, Provinsi DIY)
DOI:
https://doi.org/10.33084/mitl.v1i2.142Keywords:
Sistem Informasi Lingkungan (SIL), Sampah, KontinyuitasAbstract
Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi pengaruh kondisi lingkungan fisik terhadap kuantitas air di telaga palgading dan faktor-faktor yang menjadi pengontrol dan pemicu kuantitas air tersebut, serta arahan pengelolaan agar kuantitas air telaga tetap terjaga. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey dan pemetaan, meliputi tahap kerja lapangan, analisis data dan pembuatan laporan. Hasil penelitian menunjukan bahwa di daerah penelitian yang berperan sebagai faktor pemicu ketersediaan air telaga palgading meliputi curah hujan, penggunaan lahan, erosi dan jumlah penduduk sedangkan kemiringan lereng, satuan batuan dan tebal tanah merupakan faktor pengontrol terhadap terhadap ketersediaan air telaga. Pada kondisi hujan luas telaga palgading yaitu 11.524,8 m2, pada saat kering yaitu 6.948,8 m2 dan mempunyai selisih volume air telaga sebesar 4.219,38 m3/tahun, tinggi muka air telaga pada saat hujan sebesar 9,3 m dan 8,1 m pada saat tidak hujan, sehingga didapat volume air telaga pada waktu musim hujan yaitu 10.968,08 m3 dan 6.748,7 m3 pada saat musim kemarau. Volume telaga palgading saat kondisi konstan setiap tahunnya adalah 88.584 m3. Input air hujan pada luasan daerah tangkapan air/catchment area seluas 233.684,407 m2 yaitu sebesar 238.786 m3/tahun. Berdasarkan hasil perhitungan didapat jumlah air yang hilang sebesar 5.959,337 m3. Penyusutan volume air di telaga dengan mengurangi 3,6186% dari volume air telaga palgading. Arahan pengelolaan untuk telaga palgading yaitu dengan konsep Eko-Hidraulik alami yang dilakukan dengan memaksimalkan fungsi vegetasi sebagai penyeimbang pasokan air yang ada pada daerah tangkapan air di telaga palgading. Penanaman vegetasi dalam konsep ini tidak boleh ditanam terlalu dekat dengan bagian tepi telaga.Downloads
Download data is not yet available.
References
Admajaya, 2007, Kajian kesesuain lahan untuk arahan pengembangan pertanian organik, Kecamatan Semanu, Kabupaten Gunung Kidul, Skripsi, Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Asdak, C., 1995, Hidrologi dan pengelolaan daerah aliran sungai, Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
BPS, Kabupaten Gunung kidul dalam angka tahun 2007/2008, Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi DIY
Keputusan presiden Republik Indonesia Nomor 32 tahun 1990 Tentang Pengelolaan Kawasan lindung.
Keputusan meneteri energi dan sumberdaya Mineral Nomor 1456.K/20/Mem/2000 Tentang pedoman pengelolaan kawasan karst
Kusumayudha, S.B., 2004, Hidrogeologi karst dan Geometri fraktal di daerah Gunungsewu, Adicita, Yogyakarta.
Reyes, L., 2007, Metode inventarisasi sumber Daya Lahan, Andi Offset, Yogyakarta.
Seyhan, E. 1993.”Dasar-Dasar Hidrologi, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta
Undang-undang lingkungan Hidup Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 tentang rencanatata ruang wilayah nasional
Peta Rupabumi digital indonesia 2001 lembar panggang”, Badan Koordinasi Survey dan pemetaan nasional. Bandung.
Wartono, R., 1995, Peta Geologi Lembar Yogyakarta, Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, Bandung
White, W. B., 1988, Geomorphology and Hydrology of karst Terrains, Oxford University Press, London.
Vestappen, 1983, Fractals in Engineering Geology Preface, Oxford University Press, London.
Asdak, C., 1995, Hidrologi dan pengelolaan daerah aliran sungai, Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
BPS, Kabupaten Gunung kidul dalam angka tahun 2007/2008, Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi DIY
Keputusan presiden Republik Indonesia Nomor 32 tahun 1990 Tentang Pengelolaan Kawasan lindung.
Keputusan meneteri energi dan sumberdaya Mineral Nomor 1456.K/20/Mem/2000 Tentang pedoman pengelolaan kawasan karst
Kusumayudha, S.B., 2004, Hidrogeologi karst dan Geometri fraktal di daerah Gunungsewu, Adicita, Yogyakarta.
Reyes, L., 2007, Metode inventarisasi sumber Daya Lahan, Andi Offset, Yogyakarta.
Seyhan, E. 1993.”Dasar-Dasar Hidrologi, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta
Undang-undang lingkungan Hidup Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 tentang rencanatata ruang wilayah nasional
Peta Rupabumi digital indonesia 2001 lembar panggang”, Badan Koordinasi Survey dan pemetaan nasional. Bandung.
Wartono, R., 1995, Peta Geologi Lembar Yogyakarta, Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, Bandung
White, W. B., 1988, Geomorphology and Hydrology of karst Terrains, Oxford University Press, London.
Vestappen, 1983, Fractals in Engineering Geology Preface, Oxford University Press, London.
Downloads
Published
2016-08-01
How to Cite
Lesmana, R. Y. (2016). Identifikasi Pengaruh Kondisi Lingkungan Fisik terhadap Kuantitas Air Telaga Palgading di Ekosistem Karst (Studi Kasus di Dusun Dulisen, Desa Giripurwo, Kecamatan Purwosari, Kabupaten Gunung Kidul, Provinsi DIY). Media Ilmiah Teknik Lingkungan (MITL), 1(2), 18–24. https://doi.org/10.33084/mitl.v1i2.142
Issue
Section
Articles
License
All rights reserved. This publication may be reproduced, stored in a retrieval system, or transmitted in any form or by any means, electronic, mechanical, photocopying, recording.