PENGARUH SOSIOLOGI DALAM FIQH KEPEMIMPINAN WANITA
DOI:
https://doi.org/10.33084/jhm.v7i2.1990Keywords:
PengaruhSosiologi, Fiqh, Kepemimpinan WanitaAbstract
Sejarah mencatat bagaimana wanita-wanita diperlakukan pada zaman dahulu. Jangankan untuk menjadi seorang pemimpin, hak untuk hidup saja mereka tidak punya. Sebagaimana yang terjadi di masyarakat Jahiliyyah dulu, bayi perempuan dikubur hidup-hidup begitu mereka dilahirkan. Fenomena itu terjadi sebenarnya dikarenakan oleh faktor sosio-kultural maupun sosio-historis yang ada di masyarakat, di mana wanita selalu dianggap lemah dan pria selalu diagung-agungkan dengan segala kehebatannya. Oleh karena itu, adanya larangan tentang kepemimpinan wanita sebenarnya bukan lahir dari faktor keagamaan, melainkan dari kondisi social budaya maupun social historis dalam masyarakat itu sendiri. Apabila dalam masyarakat zaman dahulu wanita tidak dapat menjadi pemimpin karena dianggap lemah dari berbagai segi, intelektual dan kemampuan misalnya. Hal itu tidak dapat diterapkan lagi dalam kondisi social masyarakat saat ini, di mana kaum wanita sudah banyak yang mengenyam pendidikan setinggi-tingginya, dalam suatu kasus bahkan kecerdasan mereka telah melebihi kaum pria, hal ini tentunya membuka kesempatan yang luas bagi kaum wanita untuk menjadi pemimpin.
Downloads
References
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
All rights reserved. This publication may be reproduced, stored in a retrieval system, or transmitted in any form or by any means, electronic, mechanical, photocopying, recording.