Pembelajaran Kesenian Tari di SDN 5 Palangka

Authors

  • Enjeli Universitas Palangka Raya
  • Ardita Kusuma Putri Universitas Palangka Raya
  • Indah Yulianti Universitas Palangka Raya
  • Fachriza Adji Pribadi Universitas Palangka Raya
  • Karmi Itasni Universitas Palangka Raya

DOI:

https://doi.org/10.33084/pedagogik.v20i1.9404

Keywords:

Pembelajaran Seni Tari, Sekolah Dasar

Abstract

Pembelajaran merupakan suatu kegiatan seseorang yang berawal dari tidak bisa menjadi bisa, begitu pun pada proses pembelajaran seni tari di sekolah dasar. Seni tari mempunyai fungsi penting pada kegiatan belajar mengajar pada usia anak-anak karena proses menari berguna membantu pertumbuhan dan perkembangan anak. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif yang di latarbelakangi oleh rendahnya minat belajar seni tari, kurangnya keseriusan peserta didik dalam pembelajaran seni tari, kurang antusias dalam mengikuti gerakan tari, dan kemampuan gerak tari peserta didik yang masih kaku. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa dari 17 peserta didik disekolah SD Negeri 5 Palangka ditemukan terdapat 3 orang (17,64%) yang memiliki nilai 3,8 dengan kategori “Baik”. 10 orang (58,82%) yang memiliki nilai 3,4 dengan kategori “Cukup Baik”. 4 orang (23,52%) yang memiliki nilai 2,4 dengan kategori “Kurang Baik”. Hasil dari instruktur tari (17,64%) yang memiliki nilai 3,8 termasuk kategori “Baik”. Dengan melakukan rangkaian tahapan penelitian pembelajaran seni tari di SD Negeri 5 Palangka berlangsung dengan baik karena didukung oleh komponen- komponen pendukungnya yaitu kepala sekolah, instruktur tari, materi dan metode pembelajaran. Hanya saja kekuranganya adalah sarana dan prsarana yang terbatas.

Downloads

Author Biographies

Enjeli, Universitas Palangka Raya

Ardita Kusuma Putri, Universitas Palangka Raya

Indah Yulianti, Universitas Palangka Raya

Fachriza Adji Pribadi, Universitas Palangka Raya

Karmi Itasni, Universitas Palangka Raya

References

Depdikbud (1999). Kurikulum Pendidikan Dasar (GBPP). Jakarta: Depdikbud

Depdiknas (2001). Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Pusat Kurikulum Badan Penelitian dan Pengembangan Depdiknas.

Enjeli. (2024). Pendidikan Seni Sebagai Pengembangan Kreativitas dan Emosi. https://kumparan.com/enjeli/pendidikan-seni-sebagai-pengembangan- kreativitas-dan-emosi 22gbk9s6iBZ diakses pada 20 September 2024.

Eriani E., Mardiah, Napratilora M., & Erdawati S. (2022). Loose parts: Pengaruhnya Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Anak Usia Dini . Aulad : Journal on Early Childhood 5(1).175-181. DOI: 10.31004/aulad.v5i1.316

Heristian. M., Eti. A., Budiwirman. (2022). Mengembangkan Karakter Anak Melalui Pembelajaran Seni Budaya. Gorga : Jurnal Seni Rupa. 11 (2) 410-416. https://www.researchgate.net/publica tion/307830514

Ismiyanto, Pc. S. Petrus. (1999). “Creative Problem Solving dalam Pembelajaran Pendidikan Seni Rupa: Sebuah Penawaran Pendekatan Pembelajaran" dalam Lingua Artistika No. 3 Th XXII Sepetember 1999, Semarang: IKIP Semarang Press.

Kraus, R. (1969). History of The Dance In Art And Education. Ney Jersey: Prentice Hall Inc. Englewood Cliffts.

Kumparan. (2023). Pengertian Seni Menurut Ki Hajar Dewantara. https://kumparan.com/pengertian-dan-istilah/pengertian-seni-menurutkihajardewantara21ItnWZVgow/2 diakses pada 11 September 2024

Kusmastuti, E., (2014). Penerapan Model Pembelajaran Seni Tari Terpadu Pada Siswa Sekolah Dasar. Mimbar Sekolah Dasar. 1(1).7-16. DOI:10.17509/mimbar-sd.v1i1.858.

Manurung, Y. (2023). Analisis Nilai Nilai Patriotisme Pada Film Animasi Battle Of Surabaya Sebagai Alternatif Pembuatan Media Pembelajaran Ips Mengenai Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia Bagi Kelas V. Doctoral dissertation, Universitas Pendidikan Indonesia.

Miles, B. Mathew dan Michael Huberman. 1992. Analisis Data Kualitatif Buku Sumber Tentang Metode-metode Baru. Jakarta: UIP.

Moleong, L. J. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Rusyana. (2000). “ Memperlakukan Sastra Berbahasa Indonesia dan Sastra Berbahasa Daerah sebagai Sastra Milik Nasional,” Makalah Pertemuan Ilmiah Nasional HISKI di Solo 2-4 Oktober.

Sri Rahayu. (2018) Tari Bahalai atau Tari Selendang Bawi. https://srirahayuhes.blogspot.com/2018/ 05/tari-bahalai-atau-tari-selendang- bawi.html diakses pada 10 Februari 2025.

Suharyanto. (2018). Tari Manasai dan Penjelasannya. https://ilmuseni.com/seni- pertunjukan/seni-tari/tari-manasai diakses pada 10 Februari 2025.

Sujamto. 1992. Wayang dan Budaya Jawa, Semarang: Dahara Prize.

Syakhruni, S. (2019). Pembelajaran Seni Tari Sebagai Pendidikan Karakter. In Seminar Nasional LP2M UNM. file:///C:/Users/User/Downloads/11540- 27251-1-SM%20(4).pdf

Tonny Sulantri. (2014) Tarian Giring- Giring. https://www.academia.edu/30182896/TARIAN_GIRING_GIRING

Widiyoko, E.P (2018). Penilaian Hasil Pembelajaran Di Sekolah. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Widoyoko, E.P. (2018) Teknik Penyusunan Instrument Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Zulfirman. R. Implementasi Metode Outdoor Learning Dalam Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Di Man 1 Medan. Jurnal Penelitian, Pendidikan dan Pengajaran. 3(2).147-153. https://jurnal.umsu.ac.id/index.php/JPP G/article/view/11758

Downloads

Published

2025-03-30

How to Cite

Enjeli, Putri, A. K. ., Yulianti, I. ., Pribadi, F. A. ., & Itasni, K. . (2025). Pembelajaran Kesenian Tari di SDN 5 Palangka. Pedagogik: Jurnal Pendidikan, 20(1), 10–17. https://doi.org/10.33084/pedagogik.v20i1.9404