Analisis Kadar Ureum Dalam Serum Penderita Tuberkulosis Paru Yang Menjalani Terapi OAT Kategori 1 Di Puskesmas Sidomulyo Kota Samarinda
Analysis Of Ureum Levels In The Serum Of Pulmonary Tuberculosis Patients Undergoing Category 1 Oat Therapy At The Sidomulyo Health Center, Samarinda City
DOI:
https://doi.org/10.33084/bjmlt.v7i1.7519Keywords:
Tuberkulosis paru, Ginjal, Kadar UreumAbstract
Tuberkulosis merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri berbentuk batang yang dikenal dengan nama Mycobacterium tuberculosis. Kasus tuberkulosis di dunia semakin meningkat dari tahun ke tahun. Peningkatan kasus tersebut juga terjadi di Indonesia. Kebijakan Pemerintah dalam penanggulangan tuberkulosis melalui pengadaan obat anti tuberkulosis (OAT). Terapi OAT dalam jangka waktu lama dapat menyebabkan gangguan fungsi ginjal, sehingga diperlukan pemeriksaan kadar ureum untuk melihat fungsi ginjal penderita tuberkulosis paru. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar ureum dalam serum penderita tuberkulosis paru yang menjalani terapi OAT kategori 1 di Puskesmas Sidomulyo Kota Samarinda berdasarkan usia, jenis kelamin dan lama pengobatan. Metode penelitian deskriptif observasional dengan teknik total sampling dengan jumlah sampel 20. Sampel berupa serum darah yang diambil pada vena penderita tuberkulosis paru dan dilakukan pemeriksaan kadar ureum. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penderita tuberkulosis paru terdiri dari 14 orang kadar ureum normal dan 6 orang kadar ureum meningkat. Kadar ureum meningkat terjadi pada penderita tuberkulosis paru sebanyak 33,3%, jenis kelamin laki-laki sebanyak 21,4% dan perempuan sebanyak 16,7%, serta pada pengobatan fase lanjutan sebanyak 50%. Dapat disimpulkan bahwa kadar ureum meningkat pada usia lanjut berjenis kelamin laki-laki dan perempuan dengan pengobatan fase lanjutan.
Downloads
References
Apsari, K. (2018). Gambaran Kadar Ureum Dan Kreatinin Serum Sopir Bus Di Terminal Mengwi (Karya Tulis Ilmiah). Politeknik Kesehatan Kemenkes Denpasar.
Arifa, S. I., Azam, M., & Handayani, O. W. K. (2017). Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Penyakit Ginjal Kronik Pada Penderita Hipertensi Di Indonesia. Media Kesehatan Masyarakat Indonesia, 13(4), 319.
Baharuddin, R. M. (2018). Perbandingan Panduan Nasional Tatalaksana Tuberkulosis Tahun 2014 Di Indonesia Dan Panduan Terbaru Terapi Untuk Terduga TB Menurut WHO Tahun 2017. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia, 6(1), 1–8.
Dinkes Kota Samarinda. (2022). Data Tuberkulosis Samarinda 2022.
Djasang, S., & Saturiski, M. (2019). Studi Hasil Pemeriksaan Ureum Dan Asam Urat Pada Penderita Tuberkulosis Paru Yang Mengonsumsi Obat Anti Tuberkulosis (Oat) Fase Intensif. Jurnal Media Analis Kesehatan, 10(1), 59.
Farhanisa, Untari, E. K., & Nansy, E. (2015). Kejadian Efek Samping Obat Anti Tuberkulosis (OAT) Kategori 1 Pada Pasien TB Paru Di Unit Pengobatan Penyakit Paru-Paru (UP4) Provinsi Kalimantan Barat. Jurnal Mahasiswa Farmasi Fakultas Kedokteran UNTAN, 1.
Fitranti, D. Y., Aniq, K., Purwanti, R., Kurniawati, D. M., Wijayanti, H. S., & Saphira, R. R. (2022). Asupan Makanan dan Intensitas Latihan Kaitannya dengan Fungsi Ginjal dan Komposisi Tubuh pada Komunitas Gym. Amerta Nutrition, 6(1), 63.
Fitriani, N. E., Sinaga, T., Syahran, A., Widya, U., & Mahakam, G. (2019). Hubungan Antara Pengetahuan, Motivasi Pasien dan Dukungan Keluarga Terhadap Kepatuhan Minum Obat Anti Tuberkulosis (OAT) Pada Penderita Penyakit TB Paru BTA (+) di Puskesmas Pasundan Kota Samarinda. Jurnal Kesehatan Masyarakat, Vol.5(NO.2), 1–11.
Hadrianti, D. (2021). Hidup Dengan Hemodialisa (Pengalaman Hemodialisa Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik). Pustaka Aksara.
Harison, M. F. (2019). Gambaran Kadar Ureum Dan Kreatinin Pada Penderita Tuberkulosis Paru Yang Mendapat Terapi Obat Anti Tuberkulosis (OAT) Di RS. Khusus Paru Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2019 (Karya Tulis Ilmiah). Politeknik Kesehatan Palembang.
Jumria. (2023). Gambaran Kadar Kreatinin Pada Pasien Tuberkulosis Paru Dengan Pengobatan OAT Kategori 1 Di Puskesmas Temindung Dan Puskesmas Remaja Tahun 2022. In Poltekkes Kemenkes Kaltim (Karya Tulis Ilmiah).
Pranandri, R., & Supadmi, W. (2015). Faktor Risiko Gagal Ginjal Kronik Di Unit Hemodialisis RSUD Wates Kulon Progo. Majalah Farmaseutik, 11, 316–320.
Pratiwi, R. M., & Suryanto. (2017). Perbedaan Kadar Sgot-Sgpt Sebelum Dan Sesudah Pemberian Obat Antituberkulosis Fase Awal. Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, 1–4.
Sikumbang, R. H., Eyanoer, P. C., & Siregar, N. P. (2022). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Tb Paru Pada Usia Produktif Di Wilayah Kerja Puskesmas Tegal Sari Kecamatsan Medan Denai. Ibnu Sina: Jurnal Kedokteran Dan Kesehatan -Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sumatera Utara, 21(1), 32–43.
Trihartati, V. M., Budiman, A., & H, H. (2019). Gambaran Kadar Ureum dan Kreatinin Serum pada Pasien Diabetes Melitus Tipe-2 di Rumah Sakit Santa Maria Pekanbaru. Jurnal Sains Dan Teknologi Laboratorium Medik, 4(2), 44–53.
Verdiansah. (2016). Pemeriksaan Fungsi Ginjal. Jurnal CDK-237, 43(2), 148–154.
WHO, & Report, G. T. (2022). World Health Organization. World Health Organization. WHO.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2024 Helmi, Maulida Julia Saputri, Dini Indriaty Yusran Yusran
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
All rights reserved. This publication may be reproduced, stored in a retrieval system, or transmitted in any form or by any means, electronic, mechanical, photocopying, recording.