Perbedaan Angka Khamir Saliva Perokok Aktif Konvensional dan Elektrik pada Pekerja Tambang
Main Article Content
Abstract
Kebiasaan merokok dapat mempengaruhi kesehatan rongga mulut, termasuk
meningkatkan risiko pertumbuhan jamur seperti Candida albicans yang
menyebabkan kandidiasis oral. Rokok menghasilkan asap konvensional dari
pembakaran tembakau yang mengandung nikotin, tar, karbon monoksida dan
logam berat, sedangkan rokok elektrik menghasilkan uap dari cairan nikotin
tanpa proses pembakaran. Perbedaan utama pada komposisi kimia dan
mekanisme kerja kedua jenis rokok tersebut dapat memberikan dampak yang
berbeda terhadap kolonisasi khamir dalam air liur. Penelitian ini bertujuan
mengetahui perbedaan angka khamir air liur perokok aktif konvensional dan
elektrik pada pekerja tambang. Penelitian ini menggunakan desain observasional
analitik dengan pendekatan cross-sectional. Sampel berupa 50 orang air liur pekerja
tambang, terdiri dari 25 orang perokok konvensional dan 25 orang perokok elektrik, yang
diambil menggunakan teknik total sampling. Sampel dianalisis di laboratorium
menggunakan media Sabouraud Dextrose Agar (SDA), kemudian dihitung dalam
satuan CFU/ml. Analisis data menggunakan uji Mann-whitney. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa karakteristik responden usia dewasa awal sebanyak 24
(48%), lama pemakaian rokok ≥ 1 tahun berjumlah 42 (84%). Angka khamir
positif lebih banyak ditemukan pada perokok konvensional dengan rata-rata
koloni sebesar 431,304 CFU/ml, sedangkan pada perokok elektrik hanya
sebesar 0,6 CFU/ml. Pertumbuhan khamir lebih banyak ditemukan pada
kelompok dewasa awal sebanyak 10 (20%) dan merokok ≥ 1 tahun sebanyak
21 (42%). Hasil Mann-Whitney menunjukkan nilai p = 0.022 (p<0,05) yang
terdapat perbedaan signifikan antara perokok konvensional dan elektrik,
dengan angka khamir lebih tinggi ditemukan pada perokok konvensional.
Downloads
Article Details

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
All rights reserved. This publication may be reproduced, stored in a retrieval system, or transmitted in any form or by any means, electronic, mechanical, photocopying, recording.
References
Debby, R. & Sayekti, F. D. J. (2022). Hubungan Merokok dengan Jumlah Koloni’, Meditory, 10(6), 119–127.
Fatmawati, A., Widiyanti, T. & Anita (2020). Analisis Mikroflora Candida albicans pada Perokok dan Potensi Daya Hambat Ekstrak Daun Pacar Kuku Lawsonia sp. Terhadap Isolat Candida albicans. Ilmu Alam dan Lingkungan, 11(1), 39–46. http://journal.unhas.ac.id.
Gani, B. A., Alghassani, A. Q., Mubarak, Z., Winiati, E., & Boy, B. (2017). Potensi Cigarette Smoke Condensate Terhadap Peningkatan Pembentukan Biofilm Candida albicans Isolat ATCC 10261. Journal Of Syiah Kuala Dentistry Society, 2(1), 33–39.
Kurniawan, A. V., Amtha, R., Gunardi, I., & Sari, E. F. (2025). The Impact of Electronic and Conventional Cigarette Use towards Saliva Profile and Oral Microbiota in Adolescents. Asian Pacific Journal of Cancer Prevention, 26(1), 309–318. https://doi.org/10.31557/APJCP.2025.26.1.309.
Mulyati, M., Nurdiani, C. U., & Safitri, W. (2019). Identifikasi Jamur Candida Sp pada Rongga Mulut Perokok Aktif Di Rw 09 Komplek Koperasi Curug Cimanggis Depok. Anakes : Jurnal Ilmiah Analis Kesehatan, 5(1), 88–99. https://doi.org/10.37012/anakes.v5i1.335.
Mutmainnah, N., Azahra, S., & Saputri, M. J. (2023). Gambaran Jamur Candida albicans pada Saliva Perokok Aktif Pekerja Bangunan. Jurnal Kesehatan Tambusai, 4(4), 7031–7037. https://doi.org/10.31004/jkt.v4i4.18858.
Nurfajrina, F. R., Nur, N., Herawati, E., Malinda, Y., Mahasiswa, S., & Padjadjaran, U. (2020). Jumlah Koloni Candida albicans pada Penderita Hipertensi. B Dent: Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Baitturahmah, 7(1), 48–57. https://doi.org/10.33854/jbd.vlil.471.
Patel, M. (2022). Oral Cavity and Candida albicans: Colonisation to the Development of Infection. Pathogens, 11(3), 1-17. https://doi.org/10.3390/pathogens11030335.
Perić, M., Miličić, B., Kuzmanović Pfićer, J., Živković, R., & Arsić Arsenijević, V. (2024). A Systematic Review of Denture Stomatitis: Predisposing Factors, Clinical Features, Etiology, and Global Candida spp. Distribution. Journal of Fungi, 10(5), 1–16. https://doi.org/10.3390/jof10050328.
Ramadhani, P. R., Nurdiana, & Astari, P. (2018). Relationship between Cigarette Smoking and Candida Colony Count in Dental Student at Faculty of Dentistry University of Sumatera Utara. Advance in Health Science Research, 8(1), 232-236 https://doi.org/10.2991/idcsu-17.2018.59.
Setyowati, D. I., Dewi, L. R., Hernawati, S., Triwahyuni, L. E., & Marari, S. Z. (2020). Laju Aliran Saliva dan Insidensi Kandidiasis Oral Pada Pasien Lansia Perokok dan Bukan Perokok. Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran, 32(3), 164-169. https://doi.org/10.24198/jkg.v32i3.28849.
Silalahi, Y. U., Skripsa, T. H., Suharto, & Prabowo, Y. B. (2021). Perbedaan Derajat Keasaman (pH) Saliva Pada Perokok Elektrik. E-Prodenta Journal of Dentistry, 5(2), 461–469.
Sophia, A., & Suraini. (2023). Analisa Jamur Candida albicans pada Swab Mukosa Mulut Perokok Aktif di Lubuk Buaya. Jurnal Biologi Makassar, 8(2), 31–38.
Tehrani, S., Abbasian, L., Ali, S., Manshadi, D., Hasannezhad, M., & Ghaderkhani, S. (2024). Vitamin D Deficiency and Oral Candidiasis in Patients With HIV Infection : A case ‒ control study. 1–7.