SIMBOL BUDAYA MASYARAKAT DAYAK NGAJU DI MUSEUM BALANGA PALANGKA RAYA
DOI:
https://doi.org/10.33084/jhm.v9i2.4486Keywords:
makna, fungsi, simbolAbstract
Penduduk asli Kalimantan Tengah adalah suku Dayak Ngaju. Masyarakat Dayak Ngaju kaya akan budaya dan adat istiadat. Namun, selama ini budaya dan adat istiadat yang dimiliki oleh masyarakat Dayak Ngaju hanya disampaikan dari mulut ke mulut sehingga masyarakat Dayak Ngaju tidak memiliki bentuk budaya dalam bentuk publikasi. Simbol merupakan bentuk cerminan budaya suku Dayak Ngaju yang dapat dilihat dari benda-benda yang mengandung makna dan fungsi berdasarkan kepercayaan budayanya. Pendekatan penelitian menggunakan pendekatan kualitatif, sedangkan metode penelitian menggunakan metode deskriptif. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik rekaman, wawancara, observasi, dan dokumentasi. Berdasarkan hasil penelitian terdapat 4 benda yang mengandung simbol budaya, yaitu benda (a) uang logam, (b) balanga (guci), (c) pasu, dan (d) mihing.
Downloads
References
Asmito. 1988. Sejarah Kebudayaan Indonesia. Jakarta: PLPTK Depdikbut.
Daeng, Hans J. 2000. Manusia, Kebudayaan dan Lingkungan: Tinjauan Antropologis. Yogyakarta: Pustaka pelajar.
Danesi, Marcel. 2004. Pesan, Tanda dan Makna: Buku Teks Dasar Mengenai Semiotika dan Teori Komunikasi. Yogyakarta: Jalasutra.
Dharmojo. 2005. Simbol dalam Pertunjukan Munaba Waropen Papua. Malang: Universitas Negeri Malang.
Dillistone, F.W. 2002. Daya Kekuatan Simbol: The Power of Simbolis. Yogyakarta: Kanisius.
Harysakti, A., dan Mulyadi, L. 2014. Penelusuran Genius Loci Pada Permukiman Suku Dayak Ngaju di Kalimantan Tengah. Spectra, 12 (24).
Lastaria., Muhammad Tri Ramdhani, dan Indah T.H. 2018. Makna dan Fungsi Simbol Biologika Menurut Budaya Masyarakat Dayak Ngaju di Museum Balanga Palangka Raya. Anterior Jurnal, 1 (18), 64-70.
Sobur, Alex. 2004. Simiotika Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.
Saifudin, A.F. 2005. Antropologi Kontemporer (Suatu Pengantar Kritis Mengenai Paradigma). Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Tjilik Riwut, 1979. Maneser Panatau Tatu Hiang. Yogyakarta: Pusaka Lima.
Usop, L. S. (2020). Peran Kearifan Lokal Masyarakat Dayak Ngaju untuk Melestarikan Pahewan (Hutan suci) di Kalimantan Tengah. Enggang: Jurnal Pendidikan, Bahasa, Sastra, Seni, dan Budaya, 1 (1), 89-95.
Wellek, Rene & Austin Warren. 1989. Teori Kesusastraan, terjemahan Muliani Budianta. Jakarta: PT.Gramedia.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2022 Lastaria, Muhammad Tri Ramdhani, Muhammad Tri Ramdhani, Arna Purtina
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
All rights reserved. This publication may be reproduced, stored in a retrieval system, or transmitted in any form or by any means, electronic, mechanical, photocopying, recording.