Hubungan Kadar C Reactive Protein dengan Jumlah Neutrofil Penderita Tuberkulosis Paru pada Fase Pengobatan 0 dan 6 Bulan di BKPM Purwokerto
Relationship Between C Reactive Protein Levels and the Number of Neutrophils in Pulmonary Tuberculosis Patients with Phases 0 and 6 Months at BKPM Purwokerto
DOI:
https://doi.org/10.33084/jsm.v8i2.3480Keywords:
C Reactive Protein, Case Notification Rate, Neutrofil, Pulmonary, TuberculosisAbstract
Tuberkulosis merupakan penyakit yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis yang menyerang organ paru. Adanya peradangan Tuberculosis didalam tubuh ditandai dengan respon inflamasi. Respon inflamasi didalam tubuh dapat didiagnosa melalui pemeriksaan C Reactive Protein sebagai respon anti infeksi imun didalam tubuh seseorang. Biasanya adanya peningkatan kadar C Reactive Protein mengindikasikan infeksi yang tidak terkontrol. Selain pemeriksaan tersebut, pemeriksaan penanda lainnya dapat dilihat dari pemeriksaan hematologi seperti hitung jenis neutrofil. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan kadar C Reactive Protein dengan jumlah neutrofil pada penderita tuberkulosis paru dengan fase pengobatan 0 dan 6 bulan di BKPM Kabupaten Banyumas. Penelitian ini menggunakan metode observasional analitik dengan rancangan Cross-sectional. Kemudian sampel dalam penelitian ini sebanyak 30 pasien tuberkulosis paru yang terdiri dari pasien fase pengobatan 0 dan 6 bulan. Terdapat hubungan kadar C Reactive Protein dengan jumlah neutrofil pada penderita tuberkulosis paru dengan fase pengobatan 0 dan 6 bulan (p = 0,014, r= 0,370)
Downloads
References
2. World Health Organization. 2020. Tuberculosis Report. In Baltimore Health News: Vol. XLIX (Issues 9-10–11).
3. Pratama, R. M., Utomo, B., & Lagiono. 2016. Epidemiologi Spasial Kejadian Tuberkulosis Paru BTA Positif di Kabupaten Banyumas Tahun 2013-2015. Kesehatan Lingkungan Masyarakat, 35(2), 172–177.
4. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. 2019. Profil Kesehatan Provinsi Jateng Tahun 2019. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 3511351(24), 61. https://dinkesjatengprov.go.id/v2018/storage/2020/09/Profil-Jateng-tahun-2019.pdf
5. Sapan, H. B., Kalesaran, L. T. B., & Kalitouw, F. 2017. Besaran Neutrofil dan Kadar C-reactive Protein sebagai Faktor Prognostik Multi Organ Failure pada Pasien Multi-trauma. 184–190.
6. Warsyidah, A. A., & Sari, Y. P. 2020). Gambaran sgot dan sgpt pada penderita penyakit tuberculosis paru (tb) dalam masa pengobatan 6 bulan di rumah sakit umum wisata universitas indonesia timur 1. 10(November), 6–10.
7. Karwiti, W., Lestari, W. S., & Rezekiyah, S. 2021. Perbedaan Profil Hematologi Pada Penderita Tuberkulosis Paru Yang Menjalani Pengobatan. Jambura Journal of Health Sciences and Research, 3(1), 126–132.
8. Atmaja, R. W., & Nugraha, J. 2016. Perbedaan Antara Jumlah Sel T Subset Gamma-Delta di Darah Tepi pada Penderita Tuberkulosis dan Orang dengan Latent Tuberculosis Infection. 18(2), 162–174.
9. Maulidiyanti, E. T. S. 2020. Status Kadar Hemoglobin Dan Jenis Leukosit Pada Pasien TB Paru Di Surabaya. The Journal of Muhammadiyah Medical Laboratory Technologis, 3(1), 53–60. http://103.114.35.30/index.php/analis/article/view/4013
10. Kalma. 2018. Studi Kadar C-Reactive Protein (CRP) Pada Penderita Diabetes Melitus Tipe 2. 1(1), 2621–9557.
11. Kementerian Kesehatan RI. 2020. Pedoman Interpretasi Data Klinik. Jakarta : Kemenkes.
12. Sugiono. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatuf, dan R&D. Bandung : Alfabeta.
13. Muhammad, G., Medical, M., & Gmmmc, C. 2012. C-Reactive Protein in Patients with Pulmonary Tuberculosis Director , Medical Research Center ,. 17(2), 140–144.
14. Sun, B., Yang, Y., Ren, F., Wang, Q., Cui, J., Shi, J., & Cu, X. 2012. Relationship among C-reactive protein, iron status, oxidative stress, and pulmonary tuberculosis. African Journal of Pharmacy and Pharmacology, 6(42), 2945–2949. https://doi.org/10.5897/ajpp12.958
15. Pansey, P., Shukla, S., & Acharya, S. 2017. Serum C-Reactive Protien (CRP)-A Dependent Prognostic Marker in Pulmonary Tuberculosis. International Journal of Contemporary Medical Research ISSN, 4(10), 2393–2915. www.ijcmr.com
16. Hutama, H. I., Riyanti, E., & Kusumawati, A. 2019. Gambaran Perilaku Penderita TB Paru Dalam Pencegahan Penularan TB Paru Di Kabupaten Klaten. Kesehatan Masyarakat, 7(1), 2356–3346.
17. Sianturi, R. 2014. Analisis Faktor Yang Berhubungan Dengan Kekambuhan TB Paru (Studi Kasus di BKPM Semarang Tahun 2013). Unnes Journal of Public Health, 3(1), 1–10.
18. Juniyarti, & Dewi, R. R. K. 2021. Open access Open access. Citizen-Based Marine Debris Collection Training: Study Case in Pangandaran, 2(1), 56–61.
19. Gita, C. R. N., & Mardina, V. 2019. Pemeriksaan Jumlah Leukosit , Laju Endap Darah Dan Tuberculosis Paru Di RSUD Langsa. Pemeriksaan Jumlah Leukosit, Laju Endap Darah Dan Bakteri Tahan Asam (Bta) Pada Pasien Penyakit Tuberculosis Paru Di Rsud Langsa, 1(2), 6–15.
20. Hasanah, N. 2016. PEREMPUAN DEWASA RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT ISLAM ASSHOBIRIN TAHUN 2016 Nur Hasanah Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kharisma Persada Tangerang Selatan , 15417 Tuberkulosis ( TB ) merupakan penyakit infeksi menular yang disebabkan bakteri Micobacterium tuber. 1–9.
21. Khaironi, S., Rahmita, M., & Siswani, R. 2017. Gambaran Jumlah Leukosit dan Jenis Leukosit Pada Pasien Tuberkulosis Paru Sebelum Pengobatan Dengan Setelah Pengobatan Satu Bulan Intensif Di Puskesmas Pekanbaru. Jurnal Analis Kesehatan Klinikal Sains, 5(2), 68–70.
22. Fraga, A. D. S. S., Oktavia, N., & Mulia, R. A. 2021. Evaluasi Penggunaan Obat Anti Tuberkulosis Pasien Baru Tuberkulosis Paru Di Puskesmas Oebobo Kupang. Jurnal Farmagazine, 8(1), 17. https://doi.org/10.47653/farm.v8i1.530
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
All rights reserved. This publication may be reproduced, stored in a retrieval system, or transmitted in any form or by any means, electronic, mechanical, photocopying, recording.